Politikus PPP Nilai Jokowi Tak Bisa Disalahkan Bila Pilkada 2020 Jalan Terus

Sabtu, 3 Oktober 2020 13:06 WIB

Wakil Sekretaris Jenderal PPP Achmad Baidowi (di tengah) usai konferensi pers terkait Mukernas IV PPP di kantor DPP PPP Diponegoro pada Rabu, 17 Juli 2019. TEMPO/Dewi Nurita

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Achmad Baidowi mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak bisa disalahkan lantaran menetapkan Pilkada 2020 digelar pada 9 Desember mendatang.

Baidowi beralasan keputusan Jokowi yang lantas ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) Pilkada itu berdasarkan hasil keputusan Rapat Dengar Pendapat antara Komisi Pemilihan Umum (KPU), pemerintah, dan DPR.

"Tidak salah karena yang diputuskan Presiden berdasarkan opsi hasil rapat KPU, pemerintah dan DPR. Kecuali Presiden memilih di luar opsi tiga itu, baru pantas disalahkan," kata Baidowi dalam diskusi Populi Center, Sabtu, 3 Oktober 2020.

Menurut Baidowi, KPU sebelumnya mengusulkan tiga opsi penundaan Pilkada 2020 yang sedianya digelar 19 September. KPU mengusulkan pilkada ditunda selama tiga bulan, enam bulan, atau satu tahun.

Baidowi mengatakan sebagai pimpinan Fraksi PPP sebelumnya mengusulkan kepada KPU agar sekaligus menunda pilkada selama satu tahun. Kendati pandemi Covid-19 belum bisa dipastikan kapan berakhir, ia berpendapat waktu yang ada bisa dimaksimalkan untuk mempersiapkan Pilkada dengan lebih baik.

Advertising
Advertising

"Dengan waktu satu tahun kita bisa menyiapkan banyak hal, itu penyampaian kami secara informal. Tapi di Komisi dua keputusan resminya pilkada ditunda," kata mantan anggota Komisi II DPR ini.

Dengan kesepakatan hasil rapat Komisi II itu, pemerintah lantas menerbitkan Perpu Pilkada 2020 yang kini telah ditetapkan menjadi Undang-undang Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pilkada. Baidowi mengakui memang ada klausul yang dipersepsikan berbeda dari UU Pilkada tersebut, yakni penjelasan bahwa pilkada bisa ditunda jika tak bisa dilaksanakan karena bencana Covid-19.

Baidowi menilai klausul tersebut kadang dimaknai secara sepotong-sepotong. "Nyatanya sampai sekarang penyelenggara pemilu menyatakan pilkada bisa dilaksanakan," ujar dia.

Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengatakan usulan penundaan Pilkada 2020 dari kelompok masyarakat sipil bukan berarti menunggu pandemi Covid-19 berakhir. Namun, penundaan yang dimaksud agar pemerintah dan penyelenggara pemilu dapat menyiapkan regulasi yang memadai untuk pilkada di masa pandemi.

Titi mencontohkan tiga kali revisi Peraturan KPU yang mengatur pilkada di masa pandemi. Menurut Titi, revisi-revisi itu dilakukan lantaran terjadi dinamika pelanggaran protokol Covid-19 oleh pasangan calon dan tim sukses.

Namun ia menilai Peraturan KPU juga belum menyediakan sanksi tegas untuk para pelanggar protokol kesehatan. Padahal, imbuh Titi, para pelanggar protokol Covid-19 sangat membahayakan keselamatan kesehatan dan nyawa masyarakat.

"Jadi fungsinya penundaan itu adalah untuk menyiapkan segala prasyarat hukum yang kuat sehingga dalam praktik pelaksanaannya tidak tiba-tiba, ada masalah baru ribut-ribut cari jalan penyelesaiannya," ujar Titi dalam forum yang sama.

BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

1 jam lalu

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

Masa jabatan kepala desa akhirnya diperpanjang dari 6 tahun menjadi 8 tahun. Beleid gres itu tertuang dalam UU Desa yang diteken Jokowi.

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

2 jam lalu

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Prabowo ingin menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan lewat presidential club.

Baca Selengkapnya

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

9 jam lalu

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.

Baca Selengkapnya

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

10 jam lalu

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

Pilkada 2024 digelar pada 27 November agar paralel dengan masa jabatan presiden terpilih.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

10 jam lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

10 jam lalu

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

Nadiem mengatakan, semua keberhasilan gerakan Merdeka Belajar selama ini berkat dukungan dan arahan dari Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

11 jam lalu

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

Presiden Jokowi menyebut Indonesia memiliki peluang pasar yang besar untuk mengembangkan ekosistem kendaraan motor listrik. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

11 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kata KPU Soal Gugatan Alihkan Suara PPP di 35 Dapil

11 jam lalu

Kata KPU Soal Gugatan Alihkan Suara PPP di 35 Dapil

KPU menanggapi permohonan sengketa pileg yang dilayangkan oleh PPP. Partai ini menuding KPU mengalihkan suara mereka di 35 dapil.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

11 jam lalu

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya