2 Juta APD Belum Tersalurkan, Tenaga Medis Rawan Terpapar Covid-19

Reporter

Fikri Arigi

Senin, 7 September 2020 10:46 WIB

Tenaga medis di Rumah Sakit Islam Siti Hajar di Sidoarjo, Jawa Timur, mengenakan baju hazmat, masker, dan pelindung muka saat mengikuti upacara peringatan HUT RI pada Senin 17 Agustus 2020. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan pada awal pandemi Covid-19 memesan lima juta alat pelindung diri (APD) kepada konsorsium Korea Selatan melalui PT Permana Putra Mandiri. Dari total jumlah pesanan tersebut masih ada dua juta APD yang belum tersalurkan. Sementara itu tenaga medis terus berguguran karena kekurangan perlindungan.

Direktur Utama PT GA, Song Sung Wook yang tergabung dalam konsorsium produsen APD Korea Selatan, mengaku tidak tahu alasan pemerintah tidak kunjung membeli sisa 2 juta APD. Sebelumnya, perusahaan sudah mendistribusikan 3,1 juta APD kepada pemerintah dengan rincian 2,1 juta merek Boho dan selebihnya Kaltech.

"Kami menunggu kepastian dari Kementerian Kesehatan," kata Song dikutip dari laporan Majalah Tempo edisi 5 September 2020.

Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Budi Sylvana mengatakan pemerintah memesan APD ke konsorsium Korea Selatan karena mereka siap memproduksi dalam waktu cepat. Namun setelah pengiriman berjalan, Budi merasa kecewa karena konsorsium mengirim dua merek, yaki Boho dan Kaltech. "Saya enggak pernah pesan merek selain Boho," ujar Budi.

Budi juga mengatakan tidak melanjutkan pembelian APD dari PT Permana terkait adanya temuan harga tak wajar dari Badan pengawasan keuangan dan Pembangunan (BPKP). Menurut Budi BPKP menemukan 2 juta APD yang diserap pemerintah di awal kemahalan Rp 666 miliar. Kemudian 1 juta APD kemahalan Rp 48 miliar.

Advertising
Advertising

Direktur PT Permana, Ahmad Taufik mempertanyakan status harga tak wajar yang ditetapkan BPKP. Menurutnya BPKP menghitung biaya produksi berdasarkan kondisi normal. Sedangkan perusahaannya membuat baju pelindung ketika bahan baku langka dan sejumlah negara memperebutkan APD. "Kami juga telah bersedia melakukan adendum penurunan harga pada dua kali termin pengiriman barang selama April-Mei," kata Taufik.

Adapun Perwakilan konsorsium APD Korea Selatan, Sri Lucy Novita, mengklaim kualitas baju pelindung merek Boho dan Kaltech setara dan sama-sama lolos uji laboratorium. Hanya saja bahan baju Kaltech lebih tebal.

Pertimbangan mengirim merek Kaltech karena ongkos produksinya yang lebih murah ketimbang Boho, yang harus menambah biaya pembelian merek. "Kami mengejar harga yang efisien," tuturnya.

Juru bicara Ikatan Dokter Indonesia Halik Malik menyatakan persoalan ketersediaan APD sangat menentukan keselamatan tenaga medis. Begitu pula menurut Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia Harif Fadilah. Harif menyatakan kelangkaan APD menjadi salah satu faktor para perawat terpapar Corona. Hingga 2 September 2020 sudah ada 104 dokter dan 71 perawat wafat karena terpapar Covid-19.

Baca laporan lengkapnya di Majalah Tempo edisi 5 September 2020.

FIKRI ARIGI | MAJALAH TEMPO

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

19 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

2 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

2 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

4 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

6 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya