Satgas Covid-19: WHO Mengingatkan Vaksin Jangan Hanya untuk Satu Negara

Reporter

Egi Adyatama

Selasa, 1 September 2020 19:38 WIB

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin measles rubella kepada siswa kelas I dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di SD Negeri 8 Sumerta, Denpasar, Bali, Jumat 14 Agustus 2020. Vaksinasi measles rubella dan kanker serviks tersebut menyasar siswa kelas I dan kelas VI di setiap sekolah dasar se-Denpasar yang dilakukan secara bertahap dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 termasuk mengatur jumlah siswa yang hadir ke sekolah. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara sekaligus Ketua Dewan Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memberi pernyataan bahwa vaksin Covid-19 adalah barang untuk umum (public goods). Karena itu, jika ditemukan nanti, vaksin ini tak boleh hanya digunakan untuk satu negara saja.

"WHO telah tekankan pentingnya berbagai vaksin atau sharing tools untuk mencapai kesembuhan global secara bersama termasuk mencegah vaccine nationalism. Yang dimaksud vaccine nationalism adalah pengembangan vaksin yang hanya diperuntukkan untuk kepentingan nasional atau satu negara saja," ujar Wiku dalam konferensi pers, Selasa, 1 September 2020.

Ia mengatakan saat ini telah dibentuk juga organisasi khusus bernama ACT Accelerator. Organisasi ini, kata dia, terdiri dari lintas sektor, baik pemerintah hingga swasta global. Tujuannya untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka vaksin. "Supaya lebih tepat dan menjamin bahwa produk vaksin dapat diakses oleh siapa pun dan kapan pun," kata Wiku Adisasmito.

Wiku berujar bahwa sekarang kerja sama dikembangkan oleh berbagai pihak dunia, termasuk Indonesia, dalam rangka memenuhi kebutuhan vaksin. Komitmen politik antar-negara, kata dia, dibutuhkan dalam menangani kerjasama lintas negara tersebut.

Indonesia sendiri tengah mengembangkan sejumlah vaksin. Yang bekerjasama dengan negara lain di antaranya ada BioFarma dengan Sinovac, Sinopharm-Kimia Farma-Group42 dari Uni Emirat Arab, dan Genoxine dengan Kalbe Farma.

Adapun vaksin Merah Putih yang sepenuhnya dibuat oleh tangan dalam negeri juga tengah berproses. Ditargetkan vaksin hasil kerjasama dengan negara luar ini dapat mulai diproduksi massal pada akhir 2020 dan sepanjang 2021. Vaksin Merah Putih ditargetkan selesai pada pertengahan 2021.

Berita terkait

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

1 hari lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

3 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

3 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

4 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

5 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya