Terkait Perundingan Thailand, Wapres Tegur Dino Pati
Jumat, 26 September 2008 20:16 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui telah menegur Juru Bicara Kepresidenan Bidang Luar Negeri Dino Pati Djalal yang telah memberi keterangan soal pertemuan penyelesaian konflik Thailand Selatan yang berlangsung Sabtu (20/9) lalu di Istana Bogor, Jawa Barat.
"Tentu saya tegur dia untuk menjaga etika," kata Kalla dalam jumpa pers di Kantor Wakil Presiden, Jumat (26/9).
Pada sabtu itu, Dino telah mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menugaskan Wakil Presiden Kalla untuk membantu pertemuan penyelesaian konflik Thailand Selatan.
Pertemuan antara delegasi pemerintah Thailand yang dipimpin Jenderal Khwanchart Klahan dengan tokoh-tokoh Thailand Selatan itu difasilitasi oleh pemerintah Indonesia.
Pertemuan itu untuk mencari solusi politik damai terhadap konflik di Thailand Selatan. Kalla menyatakan Indonesia sebagai mediator tidak berhak untuk menyampaikan keterangan tentang isi pertemuan itu.
Dia menegaskan, peserta perundinganlah yang bisa memberi keterangan. Padahal, kata dia, peserta perundingan tidak ingin menyampaikan keterangan apa pun kepada media massa.
Apalagi, dia melanjutkan, perundingan itu belum
final. "Kalau mediator keluarkan isi pembicaraan, itu melanggar etika," ujarnya.
Kurniasih Budi
"Tentu saya tegur dia untuk menjaga etika," kata Kalla dalam jumpa pers di Kantor Wakil Presiden, Jumat (26/9).
Pada sabtu itu, Dino telah mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menugaskan Wakil Presiden Kalla untuk membantu pertemuan penyelesaian konflik Thailand Selatan.
Pertemuan antara delegasi pemerintah Thailand yang dipimpin Jenderal Khwanchart Klahan dengan tokoh-tokoh Thailand Selatan itu difasilitasi oleh pemerintah Indonesia.
Pertemuan itu untuk mencari solusi politik damai terhadap konflik di Thailand Selatan. Kalla menyatakan Indonesia sebagai mediator tidak berhak untuk menyampaikan keterangan tentang isi pertemuan itu.
Dia menegaskan, peserta perundinganlah yang bisa memberi keterangan. Padahal, kata dia, peserta perundingan tidak ingin menyampaikan keterangan apa pun kepada media massa.
Apalagi, dia melanjutkan, perundingan itu belum
final. "Kalau mediator keluarkan isi pembicaraan, itu melanggar etika," ujarnya.
Kurniasih Budi
