Kiprah Politik Prabowo: Tersingkir di Golkar Pindah ke Gerindra, 2 Kali Nyapres

Reporter

Dewi Nurita

Minggu, 9 Agustus 2020 12:00 WIB

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tiba di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 31 Oktober 2019. Prabowo dan sejumlah menteri bersiap mengikuti rapat terbatas tentang program dan kegiatan bidang politik, hukum dan keamanan di Kantor Presiden. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Prabowo Subianto terpilih kembali menjadi ketua umum sekaligus ketua dewan pembina untuk periode 2020-2025 dalam Kongres luar biasa (KLB) Partai Gerindra yang digelar di Hambalang, Sabtu, 8 Agustus 2020.

Juru Bicara Partai Gerindra, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, Prabowo menyatakan siap memimpin kembali Partai Gerindra karena seluruh DPD memintanya. "Apabila seluruh DPD bulat, beliau menyatakan siap memikul tanggung jawab tersebut," kata Dahnil di Kompleks Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 8 Agustus 2020.

Keputusan KLB tersebut menetapkan Menteri Pertahanan itu menjadi Ketua Umum Gerindra untuk kedua kalinya. Prabowo mulai menjabat sebagai ketua umum pada 20 September 2014. Ia menggantikan Suhardi yang memimpin partai sejak terbentuk pada 2008.

Suhardi meninggal dunia pada Kamis, 28 Agustus 2014 akibat kanker paru-paru yang dideritanya. Sekitar sebulan setelah Suhardi wafat, Partai Gerindra menggelar KLB dan Prabowo Subianto terpilih secara aklamasi menjadi ketua umum.

Sebelum Partai Gerindra terbentuk, Prabowo berkiprah di Partai Golkar. Dia menjadi anggota Dewan Penasihat Partai hingga mencalonkan diri maju menjadi ketua umum dalam konvensi calon presiden dari Partai Golkar yang digelar pada 2003.

Saat itu, Prabowo lolos hingga babak akhir bersama enam kandidat lainnya setelah menyingkirkan puluhan peserta. Bertanding dengan sejumlah kandidat tersebut, Prabowo menempati peringkat terbawah karena hanya mendapatkan 39 suara. Yang tertinggi adalah Akbar Tandjung (147 suara), lalu Wiranto (137 suara), Aburizal Bakrie (118 suara), serta Surya Paloh (77 suara).

Prabowo tersingkir dari permainan. Hasil konvensi pada akhirnya memenangkan Wiranto sebagai capres dari Partai Golkar, berpasangan dengan Salahuddin Wahid alias Gus Sholah, untuk bertarung di Pilpres 2004. Calon dari Golkar itu kalah, pemenang pilpres adalah SBY-JK.

Gagal maju sebagai capres, Prabowo tetap bertahan di partai beringin dan menempati posisi yang cukup tinggi sebagai anggota dewan penasihat. Prabowo masih berpeluang mencalonkan diri maju menjadi ketua umum. Namun, ketika itu Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla adalah Wakil Presiden mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Orang-orang di lingkaran Prabowo pesimistis bekas Danjen Kopassus itu bisa menjadi ketua umum.

“Mana mau Jusuf Kalla memberikan jabatan Ketua Umum Golkar kepada Prabowo?” kata pendiri Partai Gerindra Fadli Zon, seperti dikutip dari laman resmi partaigerindra.or.id, Ahad, 9 Agustus 2020.

Hingga akhirnya, pada 2008 atau menjelang Pilpres 2009, Prabowo memutuskan keluar dari Golkar. Lalu pindah ke Partai Gerindra.

Gerindra saat itu merupakan partai baru. Dibentuk dalam situasi mendesak, sebab dideklarasikan berdekatan dengan waktu pendaftaran dan masa kampanye pemilihan umum, yakni pada 6 Februari 2008.

Prabowo dari Gerindra maju ke Pilpres 2009 sebagai cawapres Megawati Soekarnoputri dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Namun, pasangan ini kalah dari SBY-Boediono.

Pada Pilpres 2014, Prabowo kembali mencoba peruntungan bersama Hatta Rajasa dari Partai Amanat Nasional (PAN) dan didukung barisan Koalisi Merah Putih, termasuk Partai Golkar. Namun, ia kalah dari pasangan Jokowi-JK.

Semangat Prabowo tak kunjung surut. Pada Pilpres 2019 silam, ia kembali nyapres bersama pengusaha Sandiaga Uno. Lagi-lagi, Prabowo kalah. Jokowi kembali menang. Hingga pada akhirnya, Prabowo bergabung ke pemerintahan dan menerima tawaran Jokowi menjadi Menteri Pertahanan RI.

DEWI NURITA

Berita terkait

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

13 menit lalu

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra mengatakan Gelora tak tolak PKS gabung ke pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

32 menit lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

9 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

11 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

11 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

11 jam lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

15 jam lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

15 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

16 jam lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

18 jam lalu

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas mendukung usulan pembentukan presidential club dari presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya