Beda Cara Wiku dan Achmad Yurianto Saat Umumkan Kasus Covid-19

Reporter

Dewi Nurita

Rabu, 22 Juli 2020 11:35 WIB

Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito berpose usai memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa 21 Juli 2020. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Jakarta - Tepat setelah 140 hari bertugas sebagai juru bicara pemerintah dalam penanganan COVID-19, Achmad Yurianto digantikan oleh Wiku Adisasmito. Wiku ditunjuk langsung oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai Jubir Satgas Penanganan Covid-19.

Ada pola komunikasi yang berbeda antara Wiku dan Yuri. Saat tampil perdana kemarin, Wiku tidak memaparkan update kasus harian Covid-19. "Update kasus harian dapat langsung dilihat di portal www.covid19.go.id," ujar Wiku via telekonferensi dari Kantor Presiden, Jakarta, kemarin.

Sementara Yuri, selama bertugas, setiap hari menyampaikan update kasus harian Covid-19. Mulai dari penambahan kasus positif, jumlah pasien sembuh, hingga jumlah pasien meninggal. Tak ayal, julukan pembawa berita kematian lekat padanya.

Lalu, informasi apa yang disampaikan Wiku sebagai jubir?

Kemarin, Wiku memaparkan analisis data mingguan per 19 Juli 2020. Dia mengumumkan peta zona risiko sebagaimana yang selalu diumukannya setiap Selasa di Kantor Presiden, saat menjabat Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19.

Advertising
Advertising

Dalam seminggu terakhir, kata Wiku, ada 35 kab/kota dengan risiko tinggi, 169 kab/kota dengan risiko sedang, 210 kab/kota dengan risiko rendah, dan 52 kab/kota tidak ada penambahan kasus baru serta 48 kab/kota yang tidak terdampak Covid-19.

"Kalau kita lihat kondisi saat ini, terlihat bahwa daerah dengan risiko tinggi dalam delapan minggu terakhir terlihat jumlahnya menurun dan berubah menjadi zona risiko sedang, rendah, dan tidak terdampak. Jadi kalau kita lihat di sini, Indonesia telah mampu menekan beberapa kasus sehingga terjadi perbaikan zonasi. Namun ada beberapa daerah yang kasusnya masih tinggi. Ini perlu perhatian ketat," ujar Wiku.

Saat ini, kata Wiku, pemerintah lebih memfokuskan diri pada penanganan Covid-19 di delapan provinsi, yaitu: Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

“Kami berharap provinsi yang masih menjadi prioritas dan daerah dengan zonasi risiko tinggi dan sedang untuk sungguh-sungguh menggalakkan promosi protokol kesehatan," kata Wiku.

Menilik laman www.covid19.go.id, per 21 Juli, kasus baru positif Covid-19 bertambah sebanyak 1.655 orang, sehingga total kasus menjadi 89.869 pasien. Sedangkan pasien yang dilaporkan sembuh bertambah 1.489, sehingga total menjadi 48.466 pasien sembuh. Sedangkan kasus meninggal bertambah 81 orang, total 4.320 kasus.

Jika dilihat lebih rinci, maka sebaran penambahan kasus baru tersebut paling tinggi adalah DKI Jakarta, yaitu 433 kasus dan sembuh 266 pasien. Namun secara nasional, Jawa Timur menjadi provinsi dengan kasus terbanyak, melampaui DKI. Posisi kedua yang menyumbang kasus baru Covid-19 terbanyak adalah Jawa Timur, yaitu sebanyak 283 orang dan sembuh 348 pasien.

DEWI NURITA

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

11 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

11 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

12 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

16 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya