TEMPO Interaktif, Pasuruan:Keluarga Haji Syaikhon Fikri mengaku menyesal atas insiden berdarah dalam acara pembagian zakat. Dia juga meminta maaf kepada keluarga korban.
"Yang jelas saya pribadi dan atas nama keluarga mengucapkan belasungkawa innalillahi wa innalillahi rajiun. Semua takdir Allah yang menentukan. Kita tidak tahu kapan akan mati, cuma Allah yang tahu. Saya mohon maaf," kata Vivin, wakil keluarga Syaikhon.
Senin siang keluarga Haji Syaikhon menggelar kegiatan pembagian zakat senilai Rp 30 ribu di depan musola Raudhatul Jannah di Gang Pepaya, Jalan Wahidin Sudirohusodo, Kelurahan Purutrejo, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan. Dalam kegiatan ini 21 orang perempuan tewas dan sepuluh perempuan lainnya luka-luka.
Selasa petang, Vivin juga meminta maaf kepada wartawan karena belum dapat memberikan keterangan apa pun pascatragedi kemarin. Bungkamnya keluarga Syaikhon karena polisi sangat membutuhkan keterangan mereka demi melancarkan penyelidikan.
Ditanya mengenai motivasi pemberian zakat, Vivin berdalih bahwa kegiatan itu rutin dilakukan tiap 15 Ramadan dan selama ini berjalan lancar. Jatuhnya korban tewas dan luka-luka murni bukan kesengajaan.
“Kalau massa ketemu massa, maka kejadiannya seperti itu. Sampeyan pernah jadi massa. Kalau massa ketemu massa, gimana. Anda tahu sendiri. Kalau disengaja, ngapain. Nggak mungkin disengaja,” jawab Vivin setelah ditanya kenapa kegiatan pembagian zakat sampai menimbulkan korban jiwa.
Namun Vivin belum dapat memastikan apakah keluarganya akan memberikan santunan kepada seluruh korban. Akan ada keputusan tentang hal itu jika urusan dengan polisi selesai.
“Tapi, kalau pun jadi tersangka, belum tentu orang itu bersalah. Saya ini mondar-mandir untuk membantu polisi. Kami ini nurut apa kata dan maunya polisi saja biar urusan ini cepat beres.”
Abdi Purmono