Petugas medis beraktivitas di luar Ruang Isolasi Khusus (RIK) yang merawat pasien WNA asal China di RSUD dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, Senin, 27 Januari 2020. Meski hasil pemeriksaan sementara terhadap pasien WNA China yang dirawat di RIK tersebut mengindikasikan bukan akibat terjangkit virus corona, namun tim dokter RSUD dr Soetomo melakukan pemeriksaan laboratorium lanjutan guna meningkatkan kewaspadaan dan kepastian tentang kondisi pasien. ANTARA
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, Joni Wahyudi, membantah jika manajemen mempersilakan para peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) jika ingin mengundurkan diri.
Ia pun menampik akan mencabut surat izin bekerja para dokter itu.
"Itu hoaks," katanya saat dihubungi hari ini, Ahad, 21 Juni 2020.
Terkait kabar para dokter PPDS minta tidak ditempatkan di IGD, Joni menjelaskan, RSUD dr Soeomo telah mengatur agar yang berjaga di IGD bisa bergantian.
"Karena pasien Covid-19 banyak, semoga bisa tertangani dan terlindungi dengan baik."
Joni menjelaskan Covid-19 merupakan penyakit baru yang membuat standar penangangannya terus mengalami perbaikan.
Sebelumnya beredar di media sosial tentang keluhan para dokter PPDS yang ada di Rumah Sakit Dr. Soetomo.
Informasi yang beredar mereka mau menarik diri dari ruang IGD karena ruangannya yang dinilai tidak sesuai standar. Namun pihak rumah sakit diduga mengancam akan menarik surat izin bekerja mereka.
Rumah Sakit dr. Soetomo beberapa hari ini menjadi sorotan setelah 22 dokter residen peserta PPDS Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dikabarkan terjangkit Covid-19 saat bertugas di sana.
Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban
10 hari lalu
Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban
Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.