3 Pembicara Diskusi Soal Papua Diganggu Telepon Misterius

Jumat, 5 Juni 2020 14:04 WIB

Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) menggelar aksi di depan Gedung Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Kuningan, Kamis, 12 Maret 2020. Demo ini digelar bertepatan dengan kunjungan Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima ke Indonesia. TEMPO/Sintia Nurmiza

TEMPO.CO, Jakarta - Teror berupa telepon dari nomor misterius mewarnai diskusi soal Papua yang digelar Amnesty International Indonesia pada Jumat, 5 Juni 2020.

Telepon misterius itu masuk ke nomor para pembicara yang mengisi diskusi bertema Laporan terbaru Amnesty International untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan judul “Civil and Political Rights’ Violations in Papua and West Papua”.

Direktur Eksekutif Amnesty Internasional, Usman Hamid, yang juga menjadi pembicara diteror saat sedang memaparkan materi. Ia mengatakan ada nomor asing yang menghubungi.

Setelah ditolak, Usman mengatakan telepon serupa terus berdatangan. "Dari tadi enggak berhenti, konstan," ujar Usman dalam acara itu.

Usman awalnya mengabaikan teror lain. Namun, Yuliana S Yabansabra dari Elsham Papua yang juga mengisi acara ini pun ternyata mendapat panggilan dari nomor asing.

Advertising
Advertising

Masalahnya, Yuliana menggunakan ponselnya sebagai alat untuk melaksanakan teleconference. Ia pun terpaksa menunda paparannya dan beralih ke komputer.

Usman pun mulai mencurigai hal ini. Ia mengatakan yang aneh, nomor telepon bukan berasal dari Indonesia dan terus berganti-ganti. Ia pun merasa hal ini mirip dengan kasus peretasan ponsel yang menimpa peneliti kebijakan publik Ravio Patra.

"Nomornya ganti-ganti terus yang telepon. Ada dari bagian negara Kanada, negara bagian Amerika. Ini mirip kasus Ravio," kata Usman.

Bahkan Tigor G Hutapea dari Yayasan Pusaka yang mengisi acara tersebut pun mengaku mendapat telepon serupa. "Saya juga dapat telepon yang sama. Saya juga ditelpon nomor yang berbeda, mohon waktu pindah ke laptop," kata Tigor.

Berita terkait

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

1 jam lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

2 jam lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

3 jam lalu

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

Empat perusahaan Israel diduga memasok spyware dan surveillance ke Indonesia sepanjang 2017-2023. Polri jadi salah satu sasaran target pengguna.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

6 jam lalu

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International Indonesia mendesak polisi segera membebaskan puluhan mahasiswa yang ditangkap saat Hari Buruh dan Hari Pendidikan.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

7 jam lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

20 jam lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

23 jam lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

23 jam lalu

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

Indonesia dikabarkan tengah mengimpor Indonesia tengah mengimpor sejumlah produk spyware dan pengawasan yang sangat invasif dari Israel.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

1 hari lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

1 hari lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya