Puluhan Tahanan Polda Papua Diduga Positif Corona

Jumat, 29 Mei 2020 10:42 WIB

Petugas Karantina Kesehatan mengamati layar monitor alat pendeteksi suhu badan saat memeriksa sejumlah wisatawan asal Cina yang baru mendarat di bandara DEO Kota Sorong, Papua Barat, Ahad, 26 Januari 2020. Otoritas Bandara dan Karantina kesehatan melakukan antisipasi penyebaran virus Corona (nCoV) terhadap WNA asal Cina dengan menyiapkan alat pendeteksi suhu badan. ANTARA/Olha Mulalinda

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Politik ULMWP (United Liberation Movement for West Papua), Bazoka Logo mengungkapkan puluhan tahanan Polda Papua di Jayapura bercampur baur antara tahanan yang positif terinfeksi virus corona dengan yang tidak. Bahkan tahanan yang sempat dirawat di rumah sakit dan dinyatakan sembuh dari virus corona kembali dibawa ke rutan bergabung dengan tahanan lainnya.

"Hasil tes darah dan tes swap, saya dinyatakan positif corona tapi saya tidak dikarantina, saya di sini bersama sekitar 90 tahanan," kata Bazoka kepada Tempo pagi ini, 29 Mei 2020.

Menurut Bazoka, pemeriksaan kesehatan wabah corona terhadap para tahanan di rutan Polda Papua sudah dilakukan sebanyak 3 kali. Hanya saja Bazoka mempertanyakan keseriusan penanganan terhadap para tahanan dan validitas hasil pemeriksaan.

Bazoka, terpidana satu tahun penjara dalam perkara unjuk rasa di Papua tahun lalu, belum dipindahkan ke lembaga pemasyarakatan. Dia tidak mengetahui alasannya.

"Saya di rutan sejak Agustus 2019 hingga saat ini," ujarnya.

Advertising
Advertising

Dia kemudian menjelaskan awal dari keresahan para penghuni rutan Polda Papua terjadi pada 10 April 2020 ketika ada satu tahanan jatuh sakit. Penyidik lalu membawanya ke rumah sakit. Sekitar dua hari dirawat di rumah sakit, ia kemudian dikembalikan ke rutan Polda Papua.

Penyidik memberi pesan kepada petugas rutan bahwa tahanan ini harus dikarantina karena terkena penyakit tuberkulosis. Namun, petugas rutan mengabaikan pesan dokter yang disampaikan penyidik.

Sementara ruang tahanan sudah melebihi kapasitas. Sel tempat Bazoka ditahan berisi 5 kamar masing-masing berukuran 1,5 meter x 3 meter. Mereka berdesakan di dalam sel tanpa sinar matahari.

Pada 10 Mei, seorang tahanan meninggal karena sesak napas. Setelah itu dua tahanan diperiksa karena diduga terinfeksi virus corona. Kedua tahanan diisolasi.

Setelah itu, kata Bazoka, polisi melakukan tes kesehatan terhadap 90 orang penghuni rutan Polda Papua.

"Hasilnya, 41 orang dilaporkan positif terinfeksi corona. Mereka kemudian dibawa ke 3 rumah sakit, rumah sakit Bhayangkara, Rumah sakit Angkatan Laut di Hamadi, dan Rumah Sakit Aryoko milik TNI," ujar Bazoka.

Pemeriksaan tes corona kedua pada 16 Mei dilakukan terhadap 18 tahanan termasuk Bazoka. Hasil pemeriksaan yang disampaikan pada 22 Mei menyebutkan 18 pasien dinyatakan positif terinfeksi corona.

Kemudian mereka diberi obat. "Saya tanya kenapa kami tidak dibawa ke rumah sakit, Mereka jawab 'Makan obat saja dulu'," ujar Bazoka.

Sejak itu sampai laporan ini diturunkan tidak ada lagi pemeriksaan dokter terhadap para tahanan.

"Saya tidak dikarantina. Saya dibiarkan saja bersama 18 tahanan lainnya," ujarnya.

Meski hasil tes menyatakan Bazoka terjangkit corona, namun sudah lebih dari seminggu dia mengaku tidak merasakan gejala sakit corona. "Hasil pemeriksaan tidak saya percaya saya terjangkit corona."

Bazoka melanjutkan, 8 tahanan yang menjalani pemeriksaan pertama dan dirawat di rumah sakit kemudian dibawa kembali ke rutan Polda Papua.

Inilah puncak dari keresahan para tahanan di rutan Polda Papua.

Seorang dari 8 tahanan yang dikembalikan ke rutan Polda Papua itu bernama Gabriel Yakobus, 27 tahun. Dia menuturkan setelah menjalani pemeriksaan dan dirawat 5 hari di rumah sakit, dokter mengatakan bahwa mereka sudah pulih.

"Kami pikir kami mau pulang ke rumah tapi kami dibawa kembali ke rutan bergabung dengan tahanan rutan Polda di sel yang terindikasi corona," kata Gabriel, tahanan kasus narkoba kepada Tempo pagi ini.

Bazoka mengaku kesal karena para tahanan Polda Papua diperlakukan tidak sesuai dengan standar penanganan orang terindikasi maupun yang positif virus corona. "Di sini kami kebingungan."

Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, Simpatisan ULMWP Bazoka Logo terus memprovokasi dan menyebarkan berita atau informasi yang menimbulkan kepanikan bagi tahanan, keluarganya, dan masyarakat.

Ahmad mengatakan bahwa sesuai keterangan Kepala Bidang Dokkes Polda Papua Komisaris Besar Drg. Agustinus Mulyono Hardi setelah dilakukan rapid test terhadap para tanahan ditemukan 4 tahanan yang reaktif. Namun, setelah dilakukan tes PCR, keempat tahanan tersebut dinyatakan negatif.

Saat ini keempat tahanan tersebut telah dikembalikan ke Rutan Mapolda Papua untuk menjalani proses hukum. "Kami menegaskan kembali bahwa tidak ada tahanan Polda Papua yang postif Covid-19, semua tahanan dalam kondisi sehat jasmani dan rohani." katanya.

Catatan: Berita ini telah diubah pada Sabtu, 30 Mei 2020 pukul 22.35 WIB dengan memasukkan keterangan dari Polda Papua.

Berita terkait

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

54 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

55 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

59 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

16 Desember 2023

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

Kementerian Kesehatan Singapura meminta warganya kembali menggunakan masker di tempat-tempat ramai seiring meningkatnya kasus COVID-19.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UI Desak Pemerintah Perkuat Surveilans Kasus Covid-19

14 Desember 2023

Guru Besar UI Desak Pemerintah Perkuat Surveilans Kasus Covid-19

Guru Besar FKUI Tjandra Yoga Aditama mendesak pemerintah memperkuat surveilans untuk merespons peningkatan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 di Malaysia Naik 57 Persen, Menpar Minta Jangan Panik

7 Desember 2023

Kasus Covid-19 di Malaysia Naik 57 Persen, Menpar Minta Jangan Panik

Malaysia mencatatkan kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan. Dalam beberapa hari terakhir, Covid-19 di Malaysia naik hingga 57 persen.

Baca Selengkapnya

PM Selandia Baru Positif Covid Menjelang Pemilu

2 Oktober 2023

PM Selandia Baru Positif Covid Menjelang Pemilu

Selandia Baru bersiap menghadapi Pemilu. PM Selandia Baru yang akan kembali mencalonkan diri, terserang Covid.

Baca Selengkapnya

WHO Lagi-lagi Desak Cina Buka Akses Penuh Soal Asal Usul Virus Corona

18 September 2023

WHO Lagi-lagi Desak Cina Buka Akses Penuh Soal Asal Usul Virus Corona

Cina diminta oleh WHO membuka akses seluas-luasnya untuk menyelidiki keberadaan virus Corona.

Baca Selengkapnya