Kesulitan Cari Makan, Orang Rimba Jambi Jadi Korban Penyerangan

Reporter

Friski Riana

Kamis, 14 Mei 2020 21:30 WIB

Anggota kelompok Orang Rimba membawa air untuk keperluan minum di tempat hunian sementara mereka di lahan perkebunan kelapa sawit warga, Pamenang, Merangin, Jambi, Selasa, 20 November 2018. Pergeseran nilai ini ditandai dengan perubahan prematur dari kebiasaan berburu menjadi pengemis, pemulung, dan pengumpul brondol kelapa sawit. ANTARA/Wahdi Septiawan

TEMPO.CO, Jakarta - Orang Rimba kelompok Sikar di Sungai Mendelang, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Jambi, menjadi korban penyerangan di tengah pandemi Covid-19.

Insiden ini terjadi pada Selasa lalu, 12 Mei 2020. Koordinator Komunitas Konservasi Indonesia Warung Informasi Konservasi (KKI Warsi) Sukmareni menceritakan, delapan Orang Rimba kelompok Sikar itu hendak mengambil brondolan, buah sawit yang jatuh dari tandannya, di perkebunan milik PT Sari Adytia Loka Astra Group.

“Mereka belum ambil brondolan, terus diusir satpam,” kata Sukmareni kepada Tempo, Kamis, 14 Mei 2020.

Orang Rimba kelompok Sikar adalah Begendang, Parang, Bujang Kecik, Mak Erot, Betenda, Nenek, Natas, dan Ebun. Mereka kerap mengambil brondolan di sana, karena lahan yang dijadikan perkebunan sawit itu sebelumnya adalah hutan yang menjadi tempat tinggal mereka. Sehingga, Orang Rimba yang tak memiliki hutan harus bertahan di bawah perkebunan sawit.

Setelah diusir, Orang Rimba itu pun putar balik. Namun, petugas keamanan terus mengiringi mereka dari belakang. Menurut Sukmareni, Orang Rimba merasa kesal karena selalu diikuti walau sudah berada jauh dari lokasi perkebunan sawit.

Mulanya, Orang Rimba dan petugas keamanan ini perang mulut. Lalu terjadi lah bentrok. Orang Rimba kemudian lari ke permukiman mereka. Bentrok berlanjut setelah petugas keamanan mengajak sejumlah masyarakat desa untuk menyerang Orang Rimba.

“Pondok dan pakaian mereka dihancurkan. Satu motor Orang Rimba dibawa dan infonya ada di kantor polisi,” kata dia.

Saat pandemi ini, Sukmareni menceritakan kelompok Orang Rimba mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan. Pasalnya, mereka biasa berburu. Tetapi tempat penampungan hasil buruan sedang tutup karena isu virus corona ditularkan dari hewan ke manusia.

Satu-satunya cara untuk memenuhi kebutuhan mereka adalah dengan mengambil brondolan, lalu menjualnya. Hasil penjualan itu untuk membeli beras.

Sebagian kelompok Orang Rimba sudah mendapat bantuan sosial, namun belum merata. Itu pun, kata Sukmareni, masih belum cukup untuk kebutuhan 1 keluarga.

Sukmareni pun berharap, pemerintah memperhatikan masyarakat adat yang sudah kehilangan hutan. Misalnya, dengan mengalokasikan lahan ke Orang Rimba untuk sumber penghidupan mereka. Sebab, konflik Orang Rimba dengan perusahaan sawit ini kerap berulang sejak 1990-an. “Konflik akan terus terjadi kalau tidak diurai,” ujarnya.

FRISKI RIANA

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

1 jam lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

1 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

1 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

1 hari lalu

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki tanggapi soal target pemerintah menyelesaikan pemutihan hutan di lahan sawit September 2024.

Baca Selengkapnya

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

1 hari lalu

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

Perkebunan sawit PT Riau Agrotama Plantation (PT RAP), anak perusahaan Salim Group diduga merambah hutan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

1 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

2 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

2 hari lalu

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

22 ribu hektare perkebunan sawit PT Suryamas Cipta Perkasa (PT SCP) masuk kawasan hutan hidrologis gambut di Kalimantan Tengah.

Baca Selengkapnya

Api Kembali Menyala di Bekas Sumur Minyak Ilegal, Polres Batanghari Upayakan Pemadaman

7 hari lalu

Api Kembali Menyala di Bekas Sumur Minyak Ilegal, Polres Batanghari Upayakan Pemadaman

Semburan api yang muncul ini akibat aktivitas pengeboran sumur minyak ilegal di kawasan Tahura di Desa Senami, Kabupaten Batanghari.

Baca Selengkapnya