MPR: Pemerintah Harus Perhatikan Pengobatan non-COVID-19

Reporter

Antara

Kamis, 14 Mei 2020 08:56 WIB

Lestari Moerdijat usai menghadiri Rapat Gabungan Pimpinan MPR bersama para Pimpinan Fraksi dan Kelompok DPD di Ruang Rapat GBHN, Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 14 Oktober 2019.

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat meminta pemerintah tetap memberi perhatian pada sejumlah pengobatan bagi penderita penyakit non-COVID-19, meski sedang berfokus untuk mengatasi wabah COVID-19. Sebelum COVID-19 mewabah di tanah air, menurut Rerie demikian ia disapa, sejumlah penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, stroke dan kanker tercatat sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

"Bila proses pengobatan sejumlah penyakit itu terganggu, saya khawatir malah menambah tingkat kematian di masa pandemi COVID-19," ujar Lestari dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis, 14 Mei 2020.

Untuk itu, ia meminta pemerintah menjamin ketersediaan dan stabilitas harga obat bagi penderita non-COVID-19.

Menurut Legislator Partai NasDem itu, ada sejumlah obat bagi penderita non-COVID-19 seperti chloroquin, hydroxychloroquin, vitamin D3, saat ini juga dipakai untuk pengobatan penderita COVID-19. "Saya berharap sejumlah obat itu ketersediaannya cukup dan harganya tidak melambung tinggi, karena permintaannya meningkat setelah dipakai untuk pengobatan COVID-19."

Saat ini penderita penyakit autoimun, kanker dan sejumlah penyakit non-COVID-19 lainnya terkendala dalam melakukan pengobatan. "Ketersediaan dan akses untuk berobat bagi penderita penyakit autoimun dan kanker misalnya kerap kali terganggu saat ini."

Di masa pandemi COVID-19 ini, ujar Lestari, selain terbatasnya jumlah dokter spesialis onkologi untuk penderita kanker, jam praktik dokter spesialis lainnya juga dikurangi. Akibatnya, penderita penyakit non-COVID-19 lainnya juga terkendala untuk berobat.

Demikian juga untuk ketersediaan dokter spesialis di rumah sakit, ia berharap, ada pengalokasian sejumlah rumah sakit non-rujukan COVID-19 yang memberikan layanan dokter spesialis untuk melayani penderita non-COVID-19.

Wabah COVID-19 di tanah air, juga mengganggu jadwal pemberian vaksinasi pencegahan kanker serviks bagi pelajar di sejumlah kota. Sehingga, Lestari meminta, pemerintah segera melakukan evaluasi untuk menata kembali program vaksinasi Human Papiloma Virus (HPV) tersebut.

Berita terkait

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

1 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

2 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

3 hari lalu

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa US$ 11,5 Miliar atau Rp 180 triliun per tahun. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Profil Mustika Ratu, Perusahaan Jamu dan Kecantikan yang Didirikan Mooryati Soedibyo

3 hari lalu

Profil Mustika Ratu, Perusahaan Jamu dan Kecantikan yang Didirikan Mooryati Soedibyo

Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo meninggal dunia dalam usia 96 tahun. Simak profil perusahaan jamu dan kecantikan tersebut berikut ini.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

4 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

5 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

6 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

8 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

11 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

12 hari lalu

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.

Baca Selengkapnya