Demokrat dan PKS Anggap Larangan Mudik Jokowi Terlambat

Selasa, 21 April 2020 17:02 WIB

Calon penumpang bersiap menaiki bus AKAP di terminal bayangan Pondok Pinang, Jakarta, Jumat, 3 April 2020. Meski pemerintah telah mengimbau masyarakat untuk menunda mudik atau pulang kampung sebagai salah satu langkah membatasi penyebaran wabah COVID-19, sejumlah penumpang masih terlihat kembali ke kampungnya. ANTARA/Reno Esnir

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Irwan mengapresiasi keputusan Presiden Joko Widodo melarang mudik di tengah pandemi Covid-19. Namun politikus Partai Demokrat ini menilai larangan itu terlambat diputuskan.

"Karena Coronanya sudah keburu menyebar," kata Irwan kepada wartawan, Selasa, 21 April 2020.

Menurut data yang disampaikan Presiden Jokowi, sudah ada sekitar 7 persen warga yang mudik. Sedangkan 24 persen lainnya menyatakan mempertimbangkan untuk mudik.

Penilaian soal lambatnya pelarangan mudik ini juga disampaikan anggota DPR dari Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera. Ia mengatakan orang-orang yang mudik itu berpotensi menularkan virus ke banyak orang lainnya.

"Larangannya sangat terlambat. Sudah banyak yang mudik, dan peluang menjadi spreader sangat besar," kata Mardani secara terpisah kepada wartawan, 21 April 2020.

Advertising
Advertising

Mardani mengatakan, larangan ini juga mesti diiringi langkah lanjutan oleh pemerintah. Tanpa adanya tim yang mengawal, menurut dia, larangan itu tak bergigi, seperti halnya aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Menurut Irwan, Presiden Jokowi harus benar-benar mengawal kebijakan itu agar dijalankan oleh para pembantunya. Ia mengungkit perbedaan di internal pemerintah yang kadang kala terjadi.

"Perintah presiden ini harus dikontrol, harus betul-betuk kontrol ke pembantunya, dalam hal ini Pak Luhut Plt Menhub," ujar dia.

Irwan juga berujar kebijakan ini harus diiringi dengan penghentian operasi angkutan umum baik jalur darat, air, maupun udara. Dia juga berpendapat pemerintah seharusnya menetapkan karantina wilayah, alih-alih PSBB.

Presiden Jokowi telah mengumumkan pelarangan mudik seusai memimpin rapat terbatas hari ini. Menteri Perhubungan Ad Interim Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pelarangan akan efektif berlaku pada Jumat, 24 April, dan sanksi mulai berlaku pada 7 Mei 2020.

BUDIARTI UTAMI PUTRI | DEWI NURITA

Berita terkait

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

7 jam lalu

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

Politikus Gerindra mengatakan belum ada komunikasi langsung dari PKS untuk bergabung dengan koalisi Prabowo.

Baca Selengkapnya

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

7 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

11 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

12 jam lalu

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

Partai Demokrat sedang menyiapkan kadernya untuk menjadi menteri di kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

14 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

15 jam lalu

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

Demokrat mewanti-wanti agar tak ada partai di pemerintahan rasa oposisi.

Baca Selengkapnya

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

16 jam lalu

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra mengatakan Gelora tak tolak PKS gabung ke pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

17 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

1 hari lalu

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

PKS Kota Depok membuka peluang bagi partai politik untuk bergabung pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya