Fraksi PDIP Mau Klaster Tenaga Kerja Dicabut dari RUU Cipta Kerja

Rabu, 15 April 2020 03:39 WIB

Artis Rieke Diah Pitaloka berpose sebelum mengikuti pelantikan DPR periode 2019-2024 di Ruang Rapat Paripurna, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2019. Rieke tampil berkebaya kutu baru merah berbahan beludru dengan nuansa sangria. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta -Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Dewan Perwakilan Rakyat meminta klaster ketenagakerjaan dikeluarkan dari omnibus law Rancangan Undang-undang atau RUU Cipta Kerja.

Politikus PDIP yang juga Wakil Ketua Badan Legislasi DPR, Rieke Diah Pitaloka menyinggung bahwa klaster ketenagakerjaan itu banyak menuai perhatian publik.

"Untuk mengurangi bagaimana tanggapan dari publik khususnya tentang ketenagakerjaan ada baiknya bagian klaster ketenagakerjaan dipisahkan saja," kata Rieke dalam rapat kerja Baleg DPR dan pemerintah, Selasa, 14 April 2020.

Rieke mengatakan, dengan dikeluarkannya klaster ketenagakerjaan, RUU Cipta Kerja akan lebih fokus pada mempermudah perizinan dan investasi. Ia pun menilai langkah itu juga akan memungkinkan pembahasan ihwal ketenagakerjaan yang lebih komprehensif di lain waktu.

Rieke menyebut, klaster ketenagakerjaan adalah hilir dari sistem perindustrian, perdagangan, dan perekonomian. "Ketenagakerjaan adalah hilir dari sistem perindustrian, perdagangan, dan perekonomian. Hulu tengahnya diatur lalu ketenagakerjaan di bagian hilir, mari kita lakukan secara komprehensif."

Klaster ketenagakerjaan memang merupakan isu yang paling menuai sorotan dari RUU Cipta Kerja. Terdiri dari 63 pasal dan akan berdampak terhadap tiga undang-undang, pengaturan ini ditolak oleh kelompok buruh dan pekerja.

Advertising
Advertising

Rieke juga 'menyentil' Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ihwal banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi selama masa pandemi Covid-19 saat ini. Dia mengingatkan perlu juga ada langkah serius terkait persoalan ketenagakerjaan ini.

"Terutama dalam mengatasi bagaimana dampak dari Corona ini, pabrik banyak yang tutup Pak Menteri, Pak Menteri juga tahu, di dapil saya itu kawasan pabrik terbesar di Asia Tenggara. Ini perlu ada langkah-langkah yang lebih signifikan," ujar anggota DPR dari dapil Jawa Barat VII (Bekasi, Karawang, Purwakarta) ini.

Rieke mempersilakan jika pemerintah ingin merevisi draf RUU Cipta Kerja yang sudah diserahkan. Ia juga berujar, jangan sampai aturan yang ingin memangkas hiper-regulasi itu malah menabrak ketentuan yang ada.

"Tanpa mengurangi rasa hormat kami mendukung pemerintah, tetapi baik kiranya tidak ada salahnya kita sama-sama melakukan introspeksi terhadap draf RUU Cipta Kerja ini manakala ada yang ingin diperbaiki, juga kami tidak menutup ruang pemerintah," ujar dia

Berita terkait

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

3 hari lalu

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

Kelompok Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) Yogyakarta menggelar aksi memperingati hari buruh atau May Day dengan menyampaikan 16 tuntutan

Baca Selengkapnya

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

3 hari lalu

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

Partai Buruh menanggapi ucapan Hari Buruh 2024 yang disampaikan Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Rabu, 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

3 hari lalu

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

Bendera bajak laut topi jerami yang populer lewat serial 'One Piece' berkibar di tengah aksi memperingati Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

3 hari lalu

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, mengungkapkan dua tuntutan para pekerja di Indonesia pada Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh, Aspek Tuntut Pengesahan RUU PRT dan Pencabutan UU Cipta Kerja

3 hari lalu

Hari Buruh, Aspek Tuntut Pengesahan RUU PRT dan Pencabutan UU Cipta Kerja

Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia kembali menuntut pencabutan pencabutan Omnibus Law UU Cipta Kerja dalam peringatan Hari Buruh.

Baca Selengkapnya

15 Ribu Buruh Asal Bekasi akan Geruduk Istana, Tolak Outsourcing dan Omnibus Law

3 hari lalu

15 Ribu Buruh Asal Bekasi akan Geruduk Istana, Tolak Outsourcing dan Omnibus Law

Sekitar 15 ribu buruh asal wilayah Bekasi akan melakukan aksi May Day atau peringatan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024 di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Rieke Diah Pitaloka Desak Pihak-pihak Terlibat dalam Kasus Korupsi PT Timah Segera Dicekal

31 hari lalu

Rieke Diah Pitaloka Desak Pihak-pihak Terlibat dalam Kasus Korupsi PT Timah Segera Dicekal

Rieke Diah Pitaloka, mendesak agar penegak hukum segera mencekal pihak-pihak yang terlibat dalam kasus dugaan korupsi PT Timah.

Baca Selengkapnya

Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

49 hari lalu

Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

Aksi Sejagad: 30 Hari Matinya Demokrasi di Era Kepemimpinan Jokowi di Yogyakarta sebut Pemilu 2024 sebagai pemilu terburuk sepanjang sejarah Indonesia

Baca Selengkapnya

Sidang Penghinaan Jokowi, Gugatan David Tobing Diangggap Hanya untuk Mengganggu Rocky Gerung

28 Februari 2024

Sidang Penghinaan Jokowi, Gugatan David Tobing Diangggap Hanya untuk Mengganggu Rocky Gerung

Kritik Rocky Gerung terhadap kebijakan UU Omnibus Law dianggap oleh David Tobing sebagai penghinaan terhadap Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Perolehan Sementara Suara Artis di Dapil Jabar: Verrell Bramasta Ungguli Rieke Diah Pitaloka

18 Februari 2024

Perolehan Sementara Suara Artis di Dapil Jabar: Verrell Bramasta Ungguli Rieke Diah Pitaloka

Di dapil Jawa Barat sejumlah artis memperoleh suara signifikan. Pendatang baru seperti Verrell Bramasta ungguli artis langganan Senayan.

Baca Selengkapnya