Waketum IDI Jelaskan 3 Alasan Angka Kematian Covid-19 Tinggi

Jumat, 10 April 2020 06:02 WIB

Ilusrasi pemakaman jenazah dengan protokol pasiesn virus corona di Brasil. REUTERS/Amanda Perobelli

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum II Pengurus Besar IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Slamet Budiarto mengungkap sejumlah permasalahan yang menyebabkan tingkat kematian akibat Covid-19 di Indonesia terhitung tinggi.

Dari total 3.293 kasus positif Covid-19 di Indonesia pada Kamis, 9 April 2020, sebanyak 280 orang meninggal dan 252 pasien sembuh.

Slamet mengatakan, lambatnya pemeriksaan hasil uji swab pasien yang diduga terpapar Corona menjadi salah satu penyebab pasien dalam pengawasan (PDP) tak dirawat dengan standar yang sama dengan pasien positif terpapar Corona. Akibatnya banyak PDP Corona meninggal sebelum hasil uji swab keluar.

Menurut Slamet, sejauh ini hasil swab baru bisa didapatkan paling cepat seminggu. "Tes swab Litbangkes, Eijkman, FKUI, Labkesda, hasilnya paling cepat satu minggu. Mestinya hasil tes swab itu sehari keluar," ujar Slamet saat dihubungi Tempo pada Kamis, 9 April 2020.

Pemerintah, kata Slamet, mestinya sejak awal menyediakan rapid test PCR yang dibutuhkan agar hasil tes swab terhadap orang yang diduga terinfeksi Corona lebih cepat diketahui. "Pakai alat itu, 50 menit hasilnya langsung jadi," ujar dia.

Alat ini baru didatangkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari perusahaan farmasi asal Swiss, Roche, dua hari lalu. Satu alat diberikan kepada RS Pertamina Jaya yang difungsikan sebagai RS khusus penanganan pasien Corona.

Sementara itu, 17 alat PCR lainnya didistribusikan ke sejumlah RS BUMN yang ada d daerah seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan daerah lain yang membutuhkan. "Ini bagus, walaupun terlambat. Tapi lumayan lah," ujar dia.

Masalah lainnya, kata Slamet, minimnya ventilator (alat bantu pernafasan). Padahal, kata dia, jumlah pasien membludak. Slamet tak memiliki detail jumlah ketersediaan ventilator saat ini, namun dia menyebut jumlahnya sangat sedikit. "Akibatnya banyak yang meninggal karena tidak ada ventilator," ujar dia.

Selain itu, Slamet menuturkan jumlah dokter dan ketersediaan tempat tidur yang tidak memadai untuk menangani pasien Covid-19 menjadi masalah lain yang juga menjadi penyebab pasien terlambat ditangani dan akhirnya meninggal.

Data IDI menggambarkan rasio dan jumlah tempat tidur rumah sakit di Indonesia sebesar 1,2 per 1.000 penduduk atau 12 tempat tidur rumah sakit per 10.000 penduduk. Sementara rasio jumlah dokter di Indonesia hanya 0,4 per 1.000 penduduk atau 4 dokter per 10.000 penduduk.

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

4 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

4 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

5 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

9 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

12 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

12 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

19 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

20 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

23 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

23 hari lalu

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual

Baca Selengkapnya