Sikap Ridwan Kamil, Risma, Anies, dan Sultan HB X Soal Lockdown

Selasa, 17 Maret 2020 08:47 WIB

Petugas memeriksa suhu tubuh calon penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Juanda, Jakarta, Senin, 16 Maret 2020. Pengecekan suhu tubuh tersebut untuk meminimalisir penyebaran COVID-19 melalui transportasi umum. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan kebijakan lockdown hanya bisa diambil oleh Pemerintah Pusat bukan Pemerintah Daerah. Sampai Senin, 16 Maret 2020 kemarin, kata Jokowi, belum ada kebijakan lockdown di wilayah Indonesia.

"Kebijakan lockdown tidak boleh diambil pemerintah daerah, itu kebijakan pemerintah pusat, dan sampai sekarang tidak ada kebijakan itu," kata Jokowi di Istana Bogor, Senin 16 Maret 2020.

Berikut beberapa pernyataan kepala daerah soal kebijakan lockdown.

1. Jawa Barat

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan opsi lockdown untuk menekan sebaran virus Corona atau Covid-19 dinilai belum perlu untuk wilayah provinsi Jawa Barat. “Kalau Jawa Barat masih jauh,” kata Ridwan di Bandung, Senin, 16 Maret 2020.

Ridwan mengatakan sebaran kasus positif Covid-19 di Jawa Barat relatif berjauhan lokasinya. Menurut Ridwan, Jakarta memiliki area yang lebih kecil dibandingkan dengan Jawa Barat, sehingga lokasi antar kasusnya dekat. Sedangkan Jawa Barat memiliki area yang lebih luas.

Advertising
Advertising

“Jawa Barat ini ada 27 daerah. Jadi keputusan membatasi atau istilah lockdown di skala kota, itu harus ada ukuran-ukuran yang jelas. Makanya dengan data ini (sebaran kasus), kita bisa kelihatan, apakah terkendali, atau tidak terkendali,” kata Ridwan. Sampai Ahad, 15 Maret lalu, ada 10 warga Jawa Barat yang tercatat sebagai kasus positif Corona.

2. DIY Yogyakarta

Gubernur sekaligus Raja Keraton Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X menyatakan masih mempertimbangkan kebijakan lockdown atau tutup akses pariwisata menyusul adanya temuan satu pasien positif Corona di Yogya.

"Kalau kami berlakukan putus dan tutup (akses), lalu semua toko tidak ada pembeli, mal sepi, pariwisata tutup, orang jualan tidak laku karena tidak ada yang datang, kira-kira ekonomi daerah itu hancur nggak? Itu jadi pertimbangan," ujar Sultan di Kantor Kepatihan, Ahad, 15 Maret 2020.

Sultan mengatakan kebijakan penutupan akses wisata memang masih jadi kajian pihaknya secara matang. Ia memastikan lockdown itu jadi pertimbangan jika memang situasinya atau keadaannya memang mengharuskan demikian.

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta merinci sampai Ahad sore, 15 Maret 2020, sudah ada 19 orang diperiksa terkait virus Corona. Dari jumlah itu, 14 orang dinyatakan negatif, empat orang menunggu uji laboratorium, dan satu orang positif terpapar.

Pasien yang terpapar merupakan seorang anak bawah lima tahun (balita) berusia 3 tahun 8 bulan yang kini masih diisolasi di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Sardjito.

<!--more-->

3. Surabaya

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan menolak opsi lockdown. Menurut dia, ekonomi Surabaya bisa ambruk bila memutuskan lockdown. Dampak ke masyarakat kecil pun, menurut dia, jauh lebih berat.

“Pendapatan masyarakat itu tidak semuanya bulanan. Ada yang harian juga, dan ini bahaya,” kata Risma setelah menggelar rapat koordinasi dengan pemangku kepentingan di bidang transportasi, pengusaha mal, restoran, hotel, kalangan perbankan dan lain-lain, di Gedung Sawunggaling Pemkot Surabaya, Senin, 16 Maret 2020.

Risma dan para pemangku kepentingan di bidangnya masing-masing menyepakati protokol keamanan bersama dalam mencegah virus Corona di unit kerja mereka masing-masing. Risma optimis penularan virus corona bisa dihambat jika standar pencegahan itu disepakati.

“Misalnya jika ada pegawai yang badannya panas, sudah harus dengan kesadaran sendiri tinggal di rumah,” kata Risma.

Sebelumnya Pemkot Surabaya memutuskan untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah mulai 16-21 Maret 2020. Keputusan ini berlaku untuk Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-kanak (TK), Taman Penitipan Anak (TPA), Pos Paud Terpadu (PPT), SD/MI, SMP/MTs baik negeri maupun swasta di Surabaya.

4. DKI Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan tak menutup alias lockdown Ibu Kota. Kendati tak melakukan lockdown, yang berarti menutup akses keluar masuk Jakarta dan seluruh penduduk harus diam di rumah seperti yang terjadi di kota Wuhan di Cina, Italia dan Manila, Anies meminta semua warga Jakarta turut bertanggung jawab menekan penularan virus corona.

"Kami tidak melakukan penutupan kota Jakarta tapi kami minta kepada semua warga mari mengambil sikap bertanggung jawab kepada diri sendiri, kepada keluarga, dan kepada seluruh komponen masyarakat," kata Anies di Balairung Balai Kota, Jakarta Pusat, Sabtu, 14 Maret 2020.

Di Jakarta jumlah orang dalam pemantauan (ODP) mencapai 586 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 261 orang. Angka ini terhitung pada 1-12 Maret 2020.

Berita terkait

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

1 jam lalu

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

Ahmad Syaikhu mengatakan PKS telah menyiapkan kader-kader terbaik untuk Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

PAN Tunggu Golkar soal Kepastian Sandingkan Ridwan Kamil-Zita Anjani

2 jam lalu

PAN Tunggu Golkar soal Kepastian Sandingkan Ridwan Kamil-Zita Anjani

PAN juga telah menyiapkan sejumlah alternatif nama apabila nantinya Golkar menginginkan nama lain. Ada Eko Patrio dan Lula Kamal.

Baca Selengkapnya

Beda Respons NasDem dan Anies soal Surya Paloh Absen di Pembubaran Timnas AMIN

3 jam lalu

Beda Respons NasDem dan Anies soal Surya Paloh Absen di Pembubaran Timnas AMIN

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh absen dalam acara pembubaran Timnas AMIN. Anies dan Sekjen Partai NasDem respons begini.

Baca Selengkapnya

Kegiatan Setelah Kalah Pilpres: Anies Jeda Politik, Mahfud Md Kembali ke Kampus, Ganjar Aktif Lagi di Kagama

17 jam lalu

Kegiatan Setelah Kalah Pilpres: Anies Jeda Politik, Mahfud Md Kembali ke Kampus, Ganjar Aktif Lagi di Kagama

Anies Baswedan mengatakan bakal jeda sebentar dari urusan politik setelah Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) dibubarkan.

Baca Selengkapnya

Surya Paloh Tak Hadiri Pembubaran Timnas Amin, Ini Kata Anies

21 jam lalu

Surya Paloh Tak Hadiri Pembubaran Timnas Amin, Ini Kata Anies

Mantan capres nomor urut 01 Anies Baswedan menanggapi absennya Ketum Partai Nasdem Surya Paloh dalam acara pembubaran Timnas Amin.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Pembubaran Timnas AMIN Hari ini: Surya Paloh Absen hingga Pesan Anies dan Muhaimin

21 jam lalu

4 Fakta Pembubaran Timnas AMIN Hari ini: Surya Paloh Absen hingga Pesan Anies dan Muhaimin

Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Timnas AMIN resmi bubar pada hari ini. Berikut sederet faktanya.

Baca Selengkapnya

Pilres 2024 Usai, Anies: Belum Ada Rencana Buat Ormas, Apalagi Partai Politik

22 jam lalu

Pilres 2024 Usai, Anies: Belum Ada Rencana Buat Ormas, Apalagi Partai Politik

Anies Baswedan mengatakan belum ada rencana untuk membuat ormas, apalagi partai politik pasca kalah di pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Begini Jawaban Anies saat Ditanya Kemungkinan Merapat ke Kubu Prabowo

22 jam lalu

Begini Jawaban Anies saat Ditanya Kemungkinan Merapat ke Kubu Prabowo

Anies Baswedan menanggapi soal kemungkinan dirinya bergabung dengan kubu Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Resmi Bubar, Anies: Bukan Mengakhiri Perjuangan

23 jam lalu

Timnas AMIN Resmi Bubar, Anies: Bukan Mengakhiri Perjuangan

Timnas AMIN resmi bubar pada hari ini. Menurut Anies Baswedan, pembubaran ini bukan berarti mengakhiri perjuangan.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Keunggulan Khofifah dari Risma di Pilkada Jatim, Apa Saja?

1 hari lalu

Pengamat Sebut Keunggulan Khofifah dari Risma di Pilkada Jatim, Apa Saja?

Posisi Risma sebagai kader PDIP dinilai mampu memberikan keuntungan bagi Khofifah di Pilkada Jatim.

Baca Selengkapnya