Sekjen PPP: Jokowi Tahu Penolakan Publik terhadap Omnibus Law

Kamis, 12 Maret 2020 14:34 WIB

Aktivis yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bersatu (ARB) melakukan aksi damai #GejayanMemanggil Menolak Omnibus Law di Gejayan, Sleman, D.I Yogyakarta, Senin, 9 Maret 2020. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani menyebut Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengetahui penolakan publik terhadap omnibus law RUU Cipta Kerja. Pada Jumat, 6 Maret lalu, Jokowi membicarakan rancangan aturan sapu jagat itu bersama para pimpinan partai koalisinya. Arsul turut hadir dalam pertemuan tersebut.

"Kalau dari apa yang disampaikan Pak Jokowi kesan saya beliau mengetahui ada juga resistensi dari berbagai elemen masyarakat terhadap RUU Cipta Kerja itu," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 12 Maret 2020.

Menurut Arsul, dalam pertemuan tersebut, Jokowi menerangkan ihwal klaster-klaster yang banyak diprotes publik, yakni ketenagakerjaan dan perizinan yang berdampak ke lingkungan. Jokowi pun meminta agar omnibus law itu dibahas di DPR.

"Artinya beliau mengikuti atau paling tidak mendapatkan informasi tentang itu dan Pak Jokowi mengatakan ya sudah dibahas bersama-sama," kata Arsul.

Anggota Komisi Hukum ini juga mengaku telah bicara dengan Jokowi soal omnibus law secara informal. Dalam kesempatan yang lain itu, Arsul menyampaikan penjelasan Ketua Kamar Dagang dan Industri Rosan Roeslani yang terus membangun dialog komunikasi pertemuan dengan serikat-serikat pekerja.

Advertising
Advertising

"Pak Jokowi justru menyampaikan itu hal yang bagus, karena ini kan sebetulnya pemangku kepentingan langsungnya ini kan dua, kelompok pengusaha dan kelompok pekerja. Itu yang diharapkan didorong," kata Arsul.

Dalam pertemuan di Istana Negara itu hadir para ketua umum partai koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin, yakni Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa.

Kemudian Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Para sekretaris jenderal partai koalisi juga hadir dalam pertemuan tersebut, ditambah Azis Syamsudin sebagai Wakil Ketua DPR, Ketua Fraksi NasDem Ahmad Ali, dan Ketua Fraksi PKB Cucun Syamsurizal. Adapun Ketua DPR Puan Maharani tak hadir karena sedang di luar Jakarta.

Penolakan publik terhadap omnibus law meluas di pelbagai daerah. Di Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Malang, Surabaya, dan Makassar, mahasiswa dan buruh bergantian atau bersama-sama turun ke jalan.

Sejumlah serikat buruh bahkan menyatakan bakal menggelar demo besar hingga pemogokan umum menuntut pemerintah membatalkan pembahasan omnibus law RUU Cipta Kerja. "Kami dorong agar terjadi aksi-aksi di daerah menuju mogok nasional," kata Ketua Umum Konfederasi KASBI Nining Elitos di kawasan Menteng, Jakarta, pada Rabu, 4 Maret 2020.

Berita terkait

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

5 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

6 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

8 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

9 jam lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

9 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

10 jam lalu

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

Prabowo Subianto berkeinginan membuat klub kepresidenan atau presidential club

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

10 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

13 jam lalu

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

Masa jabatan kepala desa akhirnya diperpanjang dari 6 tahun menjadi 8 tahun. Beleid gres itu tertuang dalam UU Desa yang diteken Jokowi.

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

14 jam lalu

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Prabowo ingin menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan lewat presidential club.

Baca Selengkapnya