Kemenkes Klaim Berjejaring dengan Eijkman untuk Tangani Corona

Reporter

Dewi Nurita

Editor

Amirullah

Selasa, 10 Maret 2020 20:31 WIB

Juru bicara informasi wabah COVID-19 dr. Achmad Yurianto saat memberikan keterangan pers terkait penanganan wabah COVID-19 di Kantor Staf Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 5 Maret 2020. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah membantah bertindak sendirian dalam menangani dan menguji spesimen virus corona. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengklaim, Balitbangkes memiliki jejaring dengan lembaga lain untuk meneliti virus Covid-19 ini.

"Jadi tidak benar kalau Litbang sendirian yang melakukan ini. Kami memiliki jejaring laboratorium dengan Eijkman, dengan Unair yang memiliki laboratorium penyakit kubis. Jadi ini sedang kami laksanakan," ujar Yurianto di Kantor Presiden, Jakarta pada Selasa, 10 Maret 2020.

Selain itu, kata Yurianto, pemerintah juga membangun komunikasi dengan lembaga penelitian di seluruh dunia untuk meneliti virus ini. "Kami berharap ini masalah dunia dan ini akan diselesaikan bersama-sama," ujar dia.

Keterangan ini berbeda dengan yang disampaikan Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandri. Dia mengatakan Kementerian Kesehatan belum pernah mengajak lembaganya untuk mendiagnosis seseorang yang diduga terinfeksi virus corona. "Untuk diagnostik belum dilibatkan," katanya saat ditemui usai sebuah acara diskusi di Jakarta, Ahad, 8 Maret 2020.

Menurut Amin, Kementerian Kesehatan baru-baru ini menjajaki pendekatan kepada lembaganya. Namun, hal itu pun bukan mengajak untuk terlibat di proses diganosis, melainkan pengembangan vaksin.

Amin menuturkan untuk menguji spesimen yang diduga terinfeksi virus corona, pemerintah hanya mengandalkan laboratorium-laboratorium di bawah Kementerian Kesehatan. Padahal, kata dia, keterlibatan pihak lain diperlukan di situasi seperti ini. "Setidaknya untuk konfirmasi silang dibutuhkan sebelum diumumkan ke publik, untuk meyakinkan hasilnya positif atau negatif," ujarnya.

Ia membandingkan kondisi di Indonesia dengan negara-negara lain. Di Eropa dan Cina misalnya, pemerintah mau melibatkan universitas-universitas dalam penanganan corona. "Sehingga publikasinya banyak. Setiap ada perkembangan dianalisis dan di-publish," kata dia.

Amin menyatakan Indonesia memiliki kampus-kampus berkualitas yang laboratoriumnya bisa membantu proses diagnosa Covid-19 ini. Bahkan, kata dia, kampus seharusnya dilibatkan untuk membuat prediksi-prediksi terkait perkembangan virus ini dan dampaknya.

DEWI NURITA | BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

19 jam lalu

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

Salah satu masalah lagi yang ada di Indonesia adalah distribusi dokter spesialis. Hampir 80 tahun Indonesia merdeka belum pernah bisa terpecahkan.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

3 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

3 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

8 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

8 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

10 hari lalu

Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

Presiden Jokowi mengharapkan industri kesehatan dalam negeri makin diperkuat.

Baca Selengkapnya

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

12 hari lalu

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi APD di Kemenkes, KPK Panggil Saksi Lain untuk Konfirmasi Keterangan Politikus PDIP Ihsan Yunus

14 hari lalu

Kasus Korupsi APD di Kemenkes, KPK Panggil Saksi Lain untuk Konfirmasi Keterangan Politikus PDIP Ihsan Yunus

KPK mengatakan terdapat bukti mark up harga pada kasus korupsi APD di Kemenkes. Harga pengadaan APD sangat jauh dari kewajaran.

Baca Selengkapnya