Penyebaran Virus Corona Masuk Gelombang Kedua, Ini Bedanya

Kamis, 5 Maret 2020 04:53 WIB

Seorang perempuan yang mengenakan masker berjalan di Bandara Internasional Beijing Daxing, saat negara itu dilanda wabah virus Corona atau COVID-19, di Beijing, Cina 20 Februari 2020. [REUTERS / Tingshu Wang]

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah Indonesia untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengatakan penyebaran virus Corona di seluruh dunia sudah masuk gelombang kedua atau second wave. Dalam tahap ini, situasi yang terjadi berbeda dengan gelombang pertama atau first wave saat pertama kali wabah Corona meledak di Wuhan, Cina.

Perbedaannya di gelombang pertama, angka penularan di daratan Cina sangat tinggi sementara di negara lain masih rendah. Di gelombang kedua berlaku sebaliknya.

"Kemarin saya lihat lagi datanya ada 20 negara baru yang baru melaporkan ada kasus di negara itu. Ada 20 negara baru, artinya kita tahu ini menyebarnya cepat sekali," kata Yurianto dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu, 4 Maret 2020.

Sampai Rabu ini, tercatat ada 76 negara yang melaporkan kasus virus Corona. Negara- negara tersebut tersebar di Asia, Eropa hingga Amerika.

Selain itu, kata Yurianto, terjadi perubahan gambaran klinis dari infeksi ini. Bila di gelombang pertama ada masa inkubasi selama 14 hari, penderita mengalami gejala demam, batuk dan sesak, maka di gelombang kedua berbeda.

Advertising
Advertising

Yurianto menjelaskan di gelombang kedua ini beberapa kasus menunjukkan masa inkubasinya pun bisa lebih lama. Kasus ini yang kemudian publik menyebutnya sebagai 'kebobolan'. "Dianggap 14 hari (observasi) sudah negatif, boleh pulang, ternyata munculnya di hari ke-20 atau ke-21 dan menular ke mana-mana karena di hari ke-14 sudah tidak diawasi," ujarnya.

Selain itu, kata Yurianto, ada kasus dengan gejala yang minimal bahkan asimtomatis atau tanpa gejala. "Pasti ke mana-mana lolos (pemeriksaan suhu tubuh). Ini yang bisa dipakai menjelaskan kenapa sumber kontak di klaster (klub dansa) Amigos itu tidak ke-detect di bandara karena tanpa keluhan," ujarnya.

Meski demikian, kata Yurianto, rasio kematian akibat virus Corona di gelombang kedua ini justru menurun. "Kalau dulu 3 persen, sekarang 2 persen," kata dia.

Yurianto meminta publik tidak khawatir. Ia mengimbau agar masyarakat tetap menjalankan pola hidup sehat agar daya tahan tubuh terjaga sehingga tidak tertular COVID-19.

Berita terkait

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

5 jam lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

4 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

4 hari lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

4 hari lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

8 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

10 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

10 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

10 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

11 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

11 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya