Kemensos Optimalkan Pelaksanaan Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial
Kamis, 20 Februari 2020 12:23 WIB
INFO NASIONAL — Kementerian Sosial RI (Kemensos) melalui Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial melakukan penandatanganan MoU dengan empat perguruan tinggi, di antaranya Universitas Padjajaran, Universitas Negeri Jember, Universitas Negeri Jambi, dan Politeknik Negeri Semarang. Penandatanganan MoU dilakukan Dirjen Pemberdayaan Sosial dengan masing-masing Rektor dan Direktur disaksikan Menteri Sosial, Juliari P Batubara.
Penandatanganan MoU sekaligus juga untuk membuka acara Rapat Koordinasi Program Pemberdayaan Sosial Tahun 2020 yang berlangsung mulai 18-21 Februari 2020, di Grand Mercure Hotel Harmoni, Hayam Wuruk, Jakarta Pusat. Rapat koordinasi dihadiri kurang lebih 358 orang, baik dari pusat, provinsi maupun kabupaten/kota.
Menurut Mensos, Kemensos saat ini akan melakukan shifting pada strategi penanggulangan kemiskinan yang awalnya terfokus pada pemberian bantuan sosial, selanjutnya akan diubah pada pemberdayaan. Perubahan strategi ini dalam rangka evaluasi tugas dan fungsi Kemensos dalam mempercepat pengentasan kemiskinan yang juga harus dilakukan secara sinergi dengan Kementerian/Lembaga lainnya.
“Sesuai dengan tugas dan fungsi utama Kemensos dalam mengentaskan kemiskinan, maka perlu ada perubahan. Selama ini Kemensos identik dengan bantuan sosial, namun ke depannya, tak sekadar hanya memberi bantuan, terpenting adalah pemberdayaan terhadap keluarga miskin atau prasejahtera. Upaya Kemensos mendapat dukungan penuh dari Presiden, sebab itu saya minta dinas sosial di daerah, Bapak dan Ibu Rektor ke depannya agar lebih agresif lagi untuk melakukan pemberdayaan sosial,” ujarnya.
Kegiatan kewirausahaan sosial merupakan wujud komplementaritas program dalam penanggulangan kemiskinan, dengan sasaran KPM PKH graduasi. Kegiatan ini akan melibatkan banyak pihak seperti inkubator bisnis dari perguruan tinggi, BUMDes dan PLUT.
Mensos mengutip data BPS, adanya keberhasilan pemerintah dalam menurunkan angka kemiskinan per September 2019 sebesar 9,22 persen dari posisi Maret 2019 sebesar 9,41 persen atau terdapat penurunan 0,19 persen atau sekitar 360 ribu orang, yang telah keluar dari garis kemiskinan. Meskipun terdapat pengurangan angka kemiskinan, namun kerja keras dalam pengentasan kemiskinan dan penurunan kesenjangan perlu terus ditingkatkan karena populasinya masih sangat besar mencapai 24,79 juta jiwa.
Di tahun 2020, Kemensos melakukan penguatan terhadap program pemberdayaan sosial dengan model kewirausahaan sosial, sebagai peralihan tak hanya bantuan sosial, tapi lebih ditekankan untuk menjadi lebih produktif bagi penerima manfaat. Kewirausahaan sosial bertujuan meningkatkan kemandirian sosial ekonomi masyarakat miskin sebagai suatu inovasi yang perlu terus ditingkatkan, di samping Kemensos tetap melaksanakan Program Keluarga Harapan (PKH) dengan sasaran 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan Bantuan Sembako dengan target 15,6 juta KPM per tahun.
Ditambahkan Dirjen Pemberdayaan Sosial Pepen Nazaruddin, salah satu program yang sedang dibangun sekarang adalah program kewirausahaan sosial. Tak hanya melalui program kewirausahaan sosial saja, Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial juga melakukan pengembangan dan keberlanjutan SLRT dan Puskesos di daerah masing-masing.
“Dengan adanya SLRT dan Puskesos diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem perlindungan sosial untuk mengurangi angka kemiskinan, kerentanan, dan kesenjangan,” ujar Pepen.
Saat ini baru ada sekitar 16 ribu kewirausahaan sosial dan Kemensos memberikan program kewirausahaan sosial sebagai kelanjutan dari program PKH graduasi, agar selepas penerima manfaat usai mendapat bantuan PKH selama enam tahun, ada kelanjutan bagi penerima manfaat untuk mandiri. Caranya dengan memberikan program kewirausahaan.
“Intinya bagaimana membangun jiwa wirausaha, minimalnya sederhana saja kalau misalkan mereka sudah bisa memisahkan uang pribadi dan uang usaha sudah cukup membangun usaha. Ada mental untuk usaha. Usaha rintisan wirausaha macam-macam, ada yang jual kopi, teh atau lainnya. Usaha wirausaha ini yang sering dikeluhkan adalah soal pemasaran dan kemasan. Misalkan sama-sama jual teh, yang satu kemasannya bagus, yang lain masih belum. Apalagi sekarang sudah ditunjang dengan pemasaran lewat online, akan lebih baik lagi,” ucap Pepen. (*)