TEMPO Interaktif, Surabaya:Sidang terakhir peristiwa penembakan atas warga Alastlogo oleh 13 terdakwa marinir, di Pengadilan Militer III-12 Surabaya, Kamis (14/8) dijaga ketat. Setiap pengunjung sipil termasuk tas wartawan digeledah. Wartawan juga diminta menandatangani daftar hadir. Padahal pada sidang-sidang sebelumnya, mulai sidang agenda tuntutan, replik maupun duplik, pengamanan sangat longgar. Wartawan maupun pengunjung bebas keluar masuk ruang sidang, meski identitas wartawan harus ditinggal di pintu masuk kawasan Pengadilan Milititer. Sidang dengan agenda pembacaan dakwaan ini di mulai pukul 09.30 Wib. Seluruh terdakwa yang berjumlah 13 personel marinir dari Komando Latihan Marinir Gunungsari Surabaya, hadir. Mereka berdiri dengan posisi istirahat selama satu jam lebih lalu duduk dikursi saat majelis hakim militer yang diketuai Letkol CHK Yan Ahmad Mulyana membacakan dakwaan. Selain itu, sidang yang dihadiri juga oleh Oditur Militer Letkol CHK Agung Iswanto kali ini dihadiri oleh sejumlah aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat seperti Kontras Surabaya dan LBH Surabaya. Sebanyak 15 orang warga Alastlogo juga tampak hadir di tengah-tengah pengunjung. Satiran, salah seorang warga Alastlogo yang menjadi korban luka berharap dakwaan majelis hakim sesuai dengan perbuatan terdakwa. "Saya dan warga Alastlogo minta mereka (terdakwa) dihukum seadil-adilnya," katanya berharap sambil mendengarkan secara seksama pembacaan meteri dakwaan yang dibaca seccara bergantian oleh tiga majelis hakim. Peristiwa Alastlogo ini terjadi setahun lalu 30 Mei 2007 di Perbatasan Desa Alastlogo, Kecamatan Lekok, Pasuruan, pukul 10.00. Sebanyak 13 anggota Marinir dari Pusat Latihan tempur Marniri Alastlogo, bentrok denga puluhan warga. Akibatnya 4 orang meninggal diantaranya Sutam, Rohman, Mistin dan Siti Khotijah serta sejumlah lainnya luka-luka. Bentrok ini berawal dari protes warga atas pembajakan lahan sengeketa oleh kontraktor yang disewa Marinir. adi mawardi
Pemimpin Partai Buruh Israel Desak Pembubaran Batalion IDF dengan Sejarah Pelanggaran HAM
11 hari lalu
Pemimpin Partai Buruh Israel Desak Pembubaran Batalion IDF dengan Sejarah Pelanggaran HAM
Pemimpin Partai Buruh Israel mengatakan batalion Netzah Yehuda dalam Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membunuh warga Palestina "tanpa alasan yang jelas".