Kepala BPIP Yudian Wahyudi: Pancasila Anugerah Terbesar Abad 20

Reporter

Friski Riana

Editor

Amirullah

Jumat, 14 Februari 2020 16:29 WIB

Yudian Wahyudi melambaikan tangan dilantik sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 5 Februari 2020. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi dilantik oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Rabu, 5 Februari 2020. Rektor UIN Sunan Kalijaga ini sebelumnya dikenal cukup kontroversial karena melarang penggunaan cadar selama aktivitas di kampus. Ia mengancam akan mengeluarkan mahasiswi yang nekat mengenakan cadar jika sudah tujuh kali diperingatkan dan dibina.

Sepekan setelah dilantik, Yudian kembali menuai polemik. Kali ini, pernyataannya yang menyebut agama jadi musuh terbesar Pancasila ramai diperbincangkan di jagat Twitter. Yudian pun menanggapi dengan santai polemik tersebut saat ditemui Tempo di Kantor BPIP, Jakarta, pada Kamis, 13 Februari 2020. Berikut petikan wawancaranya:

Pernyataan Anda tentang agama jadi musuh terbesar Pancasila menuai polemik. Bagaimana Anda menanggapinya?

Kalau saya menanggapi polemik sebagai sesuatu biasa saja, dalam arti perlunya tukar pikiran, masukan. Orang kritik silakan, kami terima. Jadi sikap saya sebagai polemik itu sesuatu yang wajar saja. Tidak perlu saya perbesar sebagai masalah pribadi. Barangkali ada yang terputus dari konteksnya.

Maksud Anda?

Advertising
Advertising

Yang saya maksud begini, saya mengatakan dari semua yang termahal di republik ini persatuan. Nah, tanpa persatuan maka tidak ada republik ini. Buktinya kita terjajah, kalau hitungan saya, 1511, Ternate 1512, sampai 1945. Persatuan dimulai, kalau bahasa saya, pemuda-pemuda Indonesia itu punya mukjizat pertama namanya Sumpah Pemuda. Dari situ lah pergeseran dari gerakan-gerakan sporadis menjadi gerakan nasional.

Perlu diingat kata mukjizat itu bahasa Arab. Kalimat pendek tapi mampu mengalahkan siapapun yang menantang. Maksud saya di zaman penjajahan, tiga kalimat sumpah pemuda itu pendek sekali tapi mampu mengalahkan penjajah. Sehingga 17 tahun kemudian kita punya negara sebesar ini. Ini maksud saya harus disyukuri.

Apa kaitannya antara agama dengan Pancasila?

Nah, sekarang itu yang saya bilang, kita harus kembali ke konsensus. Mengapa? Orang beragama, khususnya Islam, harus sudah mulai menerima kenyataan bahwa hukum Tuhan tertinggi yang mengatur kehidupan sosial politik itu bukan kitab suci, ya, dalam kitab. Jadi kalau Islam bukan Quran dan hadist dalam kitab, tapi adalah konsensus atau ijma.

Contoh simpel bagaimana?

Muhammadiyah tidak ziarah, NU ziarah. Masing-masing punya alasan, dalil-dalil Quran, dalil-dalil hadist. Tapi, kan, mereka berbeda pendapat. Karena ini perspektif NU, ini perspektif Muhammadiyah. Ini belum dikomunikasikan, belum dibersamakan. Nah, maka perlu jalan penengahnya. Apa itu titik temu di tengah? Namanya konsensus.

Misal bikin MoU Muhammadiyah dengan NU terdiri dari 3 pasal. Muhammadiyah tidak ziarah, NU ziarah. Pasal kedua, saling menghormati dan tidak saling menyerang. Pasal ketiga, siapa pun yang melanggar akan kena sanksi. Yang sanksi tentu yang membuat MoU ini. Tanda tangan PBNU, PP Muhammadiyah. Ini yang saya maksud konsensus itu.

<!--more-->

Dalam konteks bernegara, bagaimana penjelasannya?

Nah di situ saya kemudian menarik, ini ke konsensus tertinggi. Sampai sini dulu. Ini kita sampai pada agreement disagreement. Kita punya sikap masing-masing, baru saya tarik ke konsensus tingkat tinggi. Tertinggi namanya Pancasila. Jadi Pancasila ini konsensus tertinggi bangsa ini. Siapapun melawan konsensus ini, kalau langsung saja pasti kalah. Di situ lah kita perlu melihat kembali dari perspektif agama, konsensus ini.

Hubungan Pancasila dengan agama dalam pandangan Anda seperti apa?

Pancasila itu dulu dikatakan bukan negara agama, bukan negara sekuler. Itu menurut saya menikam Pancasila dari kiri dan kanan. Maka sering diplesetkan negara yang bukan-bukan.

Nah, saya memunculkan frasa baru atau ungkapan baru. Kalau mau menghindari DI/TII waktu itu, terus PKI kiri, DI/TII kanan. Kalau sekarang agama dan itu tadi ya misalnya. Ini bukan negara agama dalam arti bukan negara satu agama, tapi negara kita kan agamis ya. Di situ kita bisa menggunakan istilah relijius dan sekuler sekaligus. Tapi bukan relijiusisme, bukan sekulerisme.

Ada pijakannya dari sumber-sumber agama?

Dilihat dari sumber dan tujuannya, ternyata Pancasila itu dapat ditemukan di keenam kitab suci yang secara konstitusional diakui oleh negara Republik Indonesia. Nah itu relijius. Tapi bukan relijiusisme. Kalau relijiusisme nanti kalau nggak ibadah yang langsung itu nggak boleh, mau main bola nggak boleh. Karena relijiusisme.

Bagaimana mewujudkan relijiusitas ini?

Misal persatuan Indonesia. Dibutuhkan “sekuleritas”, bukan sekulerisme. Kalau sekulerisme nanti enggak boleh salat, enggak boleh ngaji.

Sekarang kita lihat contoh tadi itu. Ini saya ambil contoh sederhana persatuan Indonesia. Nah, bagaimana mewujudkan persatuan Indonesia itu urusan kita. Itu yang maksudnya sekuleritas tadi, masuknya unsur kemanusiaan itu bangsa Indonesia ini. Dengan kata lain, Pancasila itu theo tapi antropo sekaligus. Bahasa fiqihnya, ilahi tapi tetap wadhi sekaligus. Karena untuk mewujudkannya pasti melibatkan lokalitas, kemanusiaan.

Sekarang kita tes. Misal ada kasus, bagaimana cara bersatu? Itu miliaran bisa kita tempuh. Maka kata nabi, kamu lebih tau tentang urusan kamu. Nah ini, kita disuruh, perintah bermusyawarah. Perintahkan dengan kebaikan atau sesuatu yang dikenal baik oleh lingkungan.

Contoh konkretnya bagaimana?

Nah, sekarang kita ambil contoh, sepakbola untuk menuju kebersatuan. Misalnya, kita butuh panitia kan. Panitianya siapa, jumlahnya berapa, pemainnya nanti berapa tim, anggaran dari mana, sebagai apa, hadiahnya apa, tempatnya, kapan. Ini yang disebut dengan unsur-unsur sekuleritas. Wadhi bahasa Arabnya, pasangannya ilahi.

Kalau saya tarik ke Quran, contohnya, misal perintah untuk menunaikan ibadah haji. Itu ilahi. Sumber dan tujuan ada dijelaskan di Quran, tapi bagaimana haji dari Jakarta misalnya, itu wadhi melibatkan unsur kemanusiaan, memilih kendaraan, anggarannya berapa, berangkat jam berapa, ini yang dimaksud.

Jadi sekularitas itu maknanya sebagai alat atau cara ya?

Nah kita temukan cara, ini yang saya maksud sekuler, tapi bukan sekulerisme. Ini terlihat, kan, dari kalimat saya bahwa sebetulnya agama itu justru penopang utama Pancasila. Pancasila harus juga ke agama. Itu yang saya sebut persatuan Indonesia itu.

Jadi jangan pertentangan agama dengan Pancasila. Itu maksud awal, fakta sosial. Ini kan, katakan idealitasnya ya, tapi kan realitasnya kadang-kadang beda dan selalu di mana-mana. Maka turunlah pasangan kedua dari anu ini, Pancasila itu idealis tapi realis sekaligus, teoritis tapi praktik sekaligus. Karena ada unsur kemanusiaan ini tadi.

<!--more-->

Bagaimana Anda melihat kenyataannya di masyarakat?

Nah, ternyata ketika diwujudkan, ada orang-orang yang belum paham atau sengaja melawan. Orang-orang yang menyempitkan agama, politisasi agama lah menjadi hari ini menyebutnya radikal segala macam. Tapi saya nyebutnya ekstrem. Nah, jadi agama direduksi hanya pada poin kecil yang mereka mau menutup yang lain. Nah, kelompok ini pada kenyataannya di masyarakat minoritas, tapi mereka mengklaim mayoritas. Terbukti di lapangan, mereka ini minoritas.

Kalau mereka terus begini, ini yang saya maksud. Agama, maksudnya perilaku ini, orang-orang ini bisa menjadi musuh terbesar. Jadi bukan agamanya, tapi perilaku mereka. Bukan agamanya. Maka ini perlu dikelola lagi.

Saya mengimbau pada orang Islam, mulai bergeser dari kitab suci ke konstitusi kalau dalam berbangsa dan bernegara. Sama semua agama. Jadi kalau bahasa hari ini, konstitusi di atas kitab suci. Itu fakta sosial politiknya. Tidak berarti merendahkan agama, jangan salah.

Jadi harus disesuaikan konteksnya ya?

Persis. Nah kalau bahasa lain lagi, Pancasila itu tekstualis tapi kontekstualis sekaligus. Jangan dipotong. Misal, contoh persatuan Indonesia jelas ya. Kalau kamu cari pakai kitab suci, ketemunya apa? Enggak ketemu kan? Wong ini Indonesia. Agama Kristen dari sana, agamanya Islam dari sana juga, Hindu dari India. Banyak toh. Jadi, di sini ada lokalitas. Nah, jadi sekarang kita yang penting, misal kita lomba sepakbola tadi mengambil keputusan ini sebagai wahana menuju ke persatuan. Itu namanya tekstualis tapi kontekstualis sekaligus.

Orang mengatakan kita bukan negara agama, tapi kita punya Kementerian Agama. Punya sekolah agama. Sumpah jabatan pakai kitab suci, pakai nama Tuhannya masing-masing. Loh masak kayak gitu dibilang nggak relijius. Enggak benar juga toh.

<!--more-->

Jadi, apa arti penting Pancasila untuk Anda?

Saya ingin mengangkat ini sebenarnya. Yang ingin saya tegaskan, Pancasila itu sebetulnya anugerah terbesar Allah SWT kepada sejarah abad 20. Itu jangan salah. Tapi kalau kita tidak pandai bersyukur, nikmat sebesar ini akan hancur. Maka marilah kita bersyukur, dengan kembali ke persatuan, ke konsensus.

Apa tantangan BPIP untuk membumikan Pancasila?

Pada prinsipnya, BPIP ini ditugasi Presiden untuk melakukan banyak hal. Tentu yang paling fokus tadi sudah kita sering dengar yang milenial, karena 125 juta generasi milenial.

Maka tantangan ini ibaratnya kalau bagi saya hutan belantara. Karena bukan dunia kita. Oleh karena itu, kami akan merangkul anak-anak milenial itu, influencer segala macam.

Umumnya Pancasila dianggap sesuatu yang mengawang-awang, bagaimana caranya bikin milenial jadi tertarik?

Nah, kami kan tidak bisa sendirian tuh. Kembali ke persatuan tadi. Maka kami sudah dikasih mandat, diperintahkan untuk bekerja sama dengan semua lapisan. Khususnya kementerian dulu kita tata yang sekarang ini bikin kurikulum segala macam. Tapi nanti bareng-bareng menyampaikan Pancasila dengan santai, enggak model indoktrinasi kayak dulu. Enggak. Santai saja, ada pesan-pesannya. Mungkin terucap, mungkin tidak terucap. Tapi kan bisa, misal gotong royong. Gotong royong itu kan kata asli Indonesia lah maksud saya.

Ini kalau saya pakai bahasa hadist, buat lah mereka itu senang. Bahasa Arabnya, idkholus surur sodaqoh, menyenangkan orang itu sama dengan sedekah.

Gaya penyampaiannya bakal rileks dong...

Nah ini contohnya, bagaimana anak milenial yang senang bola ya kita optimalkan. Begitu dengan pendekatan semua ini, jangan mengutuk lagi kayak dulu. Kita bawa mereka, yang penting tujuan tadi tercapai. Misal, kuliner santai-santai tapi sambil silaturahmi, diajak ngomong-ngomong tentang hal-hal yang tidak perlu dilakukan. Tapi dengan cerita, ‘kamu alami hoaks kayak apa’, nah itu kan akhirnya kita rasakan, ‘oh itu nggak bagus’. Dari situ ada kesimpulan, ‘oh kita harus hindari hoaks.

Berita terkait

Selangkah Lagi Jadi WNI, Calon Pemain Timnas Indonesia Maarten Paes Sudah Pelajari Pancasila dan Indonesia Raya

55 hari lalu

Selangkah Lagi Jadi WNI, Calon Pemain Timnas Indonesia Maarten Paes Sudah Pelajari Pancasila dan Indonesia Raya

Maarten Paes ingin segera belajar Bahasa Indonesia dan berjanji bakal berkontribusi untuk perkembangan sepak bola Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bagi-bagi Sepeda, Warga Diminta Ucapkan Pancasila bukan Nama Ikan

23 Februari 2024

Jokowi Bagi-bagi Sepeda, Warga Diminta Ucapkan Pancasila bukan Nama Ikan

Presiden Jokowi kembali membagikan sepeda ke warga ketika berkunjung ke Kota Bitung, Sulawesi Utara, Jumat, 23 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Ahmad Basarah Optimistis Ideologi Negara Terus Menyala

9 Februari 2024

Ahmad Basarah Optimistis Ideologi Negara Terus Menyala

Penerbitan buku tentang Pancasila oleh mahasiswa sangat menginspiras

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Kader FKPPI Jaga dan Bela Pancasila

25 Januari 2024

Bamsoet Ajak Kader FKPPI Jaga dan Bela Pancasila

Bambang Soesatyo apresiasi kader FLPPI yang berkomitmen menjaga dan membela pancasila.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Komunitas Otomotif Kuatkan Nilai-Nilai Kebangsaan

25 Januari 2024

Bamsoet Ajak Komunitas Otomotif Kuatkan Nilai-Nilai Kebangsaan

Dalam komunitas otomotif dapat ditemukan banyak aspek yang sangat relevan dengan nilai-nilai kebangsaan.

Baca Selengkapnya

Lambang Pancasila 1 sampai 5 Beserta Maknanya

17 Januari 2024

Lambang Pancasila 1 sampai 5 Beserta Maknanya

Lambang Pancasila 1 sampai 5 memiliki makna mendalam yang mencerminkan Indonesia. Berikut ini makna lambang Pancasila yang wajib diketahui.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md: Tugas Saya Paling Pokok di Politik Menjaga Keutuhan Ideologi

14 Januari 2024

Mahfud Md: Tugas Saya Paling Pokok di Politik Menjaga Keutuhan Ideologi

Mahfud Md berharap masyarakat tidak jauh kepada pikiran yang ingin mengganti ideologi Indonesia itu.

Baca Selengkapnya

FSGI Bicara Pergantian Nama PPKn jadi Pendidikan Pancasila: Ada Dua Rekomendasi

1 Januari 2024

FSGI Bicara Pergantian Nama PPKn jadi Pendidikan Pancasila: Ada Dua Rekomendasi

Perubahan PPKn menjadi Pendidikan Pancasila dimulai pada Juli 2022.

Baca Selengkapnya

Megawati ke Vatikan dan Bertemu Paus Fransiskus, BPIP: Bagian dari Diplomasi Pancasila

20 Desember 2023

Megawati ke Vatikan dan Bertemu Paus Fransiskus, BPIP: Bagian dari Diplomasi Pancasila

BPIP mengatakan kunjungan Megawati Soekarnoputri ke Vatikan dan bertemu Paus Fransiskus adalah bagian dari diplomasi Pancasila.

Baca Selengkapnya

Makna dan Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia

18 Desember 2023

Makna dan Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia

Ketahui makna dan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia berikut ini. Maknanya mendalam dan sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia.

Baca Selengkapnya