Cerita WNI eks ISIS: Kami Diintimidasi, Diancam Segala Macam

Reporter

Halida Bunga

Selasa, 11 Februari 2020 23:02 WIB

Peserta aksi yang tergabung dalam Barisan Relawan Bhinneka Jaya (Barabaja) berunjuk rasa dengan membawa poster di depan Istana Merdeka Jakarta, Senin, 10 Februari 2020. Mereka menolak rencana pemulangan sekitar 600 warga negara Indonesia (WNI) eks ISIS kembali ke Indonesia. ANTARA/Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Jakarta - WNI eks ISIS Febri Ramdani menceritakan kisahnya selama 10 bulan bergabung bersama kelompok teroris ISIS di Suriah.

Febri mengungkapkannya dalam acara peluncuran bukunya berjudul "300 Hari Di Bumi Syam: Perjalanan Seorang Mantan Pengikut ISIS" di Kampus Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya, Jakarta, pada hari ini, Selasa, 11 Februari 2020.

"Alasan saya ke sana karena keluarga. Saya pergi ke sana itu 2016, Bulan September. Setahun sebelumnya, Agustus 2015, sekitar 26 orang keluarga saya pergi ke sana semua. Tanpa mengajak saya dan tidak bilang akan ke Suriah," kata Febri.

Febri Ramdani, yang pulang pada 2017, menerangkan bahwa semula dia tak setuju dengan ISIS. Bahkan, dia ragu dan enggan ikut keluarganya dan mempertanyakan apakah ISIS menerapkan syariat Islam.

"Akhirnya mereka (keluarga) pergi, terkena propaganda ISIS. Juga ada masalah kesehatan dan keuangan."

Menurut Febri, ketika melihat deklarasi ISIS pada 2014 keluarganya bak melihat harapan baru. Seluruh keluarganya lantas meninggalkan dia seorang diri di Indonesia

"Saya syok ditinggal sendiri. Stress, depresi. Sempat ngekos sendiri. Masuk masa itu, saya berpikir apakah benar yang dikatakan oleh keluarga saya?"

Advertising
Advertising

Akhirnya Febri memutuskan membuka situs pro ISIS berisi propaganda yang bagus disertai gambaran kotanya dengan pemerintahan, pusat kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan.

"Bahkan pemimpin mereka Abu Bakr Al Baghdadi bilang kalau ke sana kami bisa jadi apa saja. Tidak ada paksaan untuk berperang, untuk mati disana," ujar Febri Ramdani.

Setelah mencari tahu selama setahun, kerabatnya membantu Febri pergi ke Suriah melalui jalur Turki.

Tiba di Suriah, dia menemukan kondisi yang berbeda dengan propaganda ISIS. "Sudah ada bendera-benderanya. Tapi kok beda sama yang dipropagandakan. Kok, hancur semua?"

Tak lama berselang, dia bertemu keluarganya dengan pemberian izin selama 2 hari. Febri pun harus menjalani wajib militer, namun dia menolak.

Febri mengatakan sejak dia tiba di Suriah keluarganya sudah menyatakan ingin pulang ke Indonesia.

Selama satu tahun di sana keluarga Febri Ramdani tidak mendapatkan semua yang dijanjikan oleh ISIS.

"Kami diintimidasi, diancam, segala macam. Akhirnya mereka (keluarga) menjelaskan keburukan yang ISIS lakukan. Akhirnya saya dan keluarga dibantu oleh penduduk lokal untuk keluar dari sana. Akhirnya kami bisa keluar dengan perjuangan yang luar biasa," ujar Febri.

Berita terkait

Cerita Mantan Pendukung ISIS: Tobat Setelah Dipenjara

7 Maret 2020

Cerita Mantan Pendukung ISIS: Tobat Setelah Dipenjara

Mantan pendukung ISIS mengatakan bertobat setelah masuk penjara.

Baca Selengkapnya

Eks Napiter Diminta Keluarga WNI Eks ISIS Fasilitasi Pemulangan

7 Maret 2020

Eks Napiter Diminta Keluarga WNI Eks ISIS Fasilitasi Pemulangan

Menurut eks napiter, Haris Amir Falah, keluarga WNI eks ISIS yang ingin dipulangkan itu berjumlah 10-12 orang.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Masih Kaji Pemulangan Anak Yatim Piatu WNI Eks ISIS

7 Maret 2020

Pemerintah Masih Kaji Pemulangan Anak Yatim Piatu WNI Eks ISIS

Pemerintah memutuskan akan memulangkan anak yatim piatu WNI eks ISIS yang berusia di bawah 10 tahun.

Baca Selengkapnya

Cerita WNI Eks ISIS dalam Film Seeking The Imam

4 Maret 2020

Cerita WNI Eks ISIS dalam Film Seeking The Imam

Film yang bercerita tentang pengalaman WNI eks ISIS ini mengisahkan tentang pengalaman Dania.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Sebut Jumlah WNI Eks ISIS yang Terdata Bertambah

28 Februari 2020

Mahfud MD Sebut Jumlah WNI Eks ISIS yang Terdata Bertambah

Mahfud MD meminta masyarakat dan semua pihak maklum atas adanya perubahan data terkait jumlah WNI eks ISIS di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD: BNPT Identifikasi Anak Yatim Piatu WNI Eks ISIS

28 Februari 2020

Mahfud MD: BNPT Identifikasi Anak Yatim Piatu WNI Eks ISIS

Selain melakukan identifikasi dan validasi terhadap WNI eks ISIS, Mahfud MD menegaskan paspor mereka sudah diblokir.

Baca Selengkapnya

Yasonna Sebut Sedang Data 1.276 Orang Indonesia yang Gabung ISIS

26 Februari 2020

Yasonna Sebut Sedang Data 1.276 Orang Indonesia yang Gabung ISIS

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan ada ribuan orang Indonesia yang bergabung dengan ISIS di Suriah.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Tutup Identifikasi Anak WNI Eks ISIS ke Publik

25 Februari 2020

Pemerintah Tutup Identifikasi Anak WNI Eks ISIS ke Publik

Mahfud Md meminta masyarakat mempercayakan proses pemulangan hingga merawat anak-anak WNI eks ISIS itu di tangan negara.

Baca Selengkapnya

Bukan 600, Menteri Yasonna Sebut Ada 1.276 WNI Eks ISIS di Suriah

25 Februari 2020

Bukan 600, Menteri Yasonna Sebut Ada 1.276 WNI Eks ISIS di Suriah

Sebanyak 297 WNI eks ISIS tersebut memiliki paspor Indonesia dengan data lengkap. Pemerintah sedang melakukan asesmen dibantu pihak intelijen.

Baca Selengkapnya

Data WNI eks ISIS Mulai Disetor ke Kemenkumham

25 Februari 2020

Data WNI eks ISIS Mulai Disetor ke Kemenkumham

Menurut Mahfud Md, pemblokiran paspor itu berlaku untuk WNI eks ISIS yang dewasa. Sementara untuk anak-anak, pemerintah bersedia memulangkan mereka.

Baca Selengkapnya