Viral Yel Pramuka Islam Yes Kafir No, Begini Langkah Pemkot Yogya

Selasa, 14 Januari 2020 20:13 WIB

Sejumlah anggota pramuka mengikuti peringatan HUT Pramuka ke-58 tingkat Provinsi Jawa Barat di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Kamis 22 Agustus 2019. Peringatan HUT Pramuka yang dihadiri oleh 44.000 anggota pramuka se Jawa Barat tersebut bertemakan "Siap Sedia Membangun Keutuhan NKRI". ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pemuda dan Olahraga prihatin dengan kasus viralnya tepuk Pramuka yang dilakukan seorang pembina dengan menyisipkan kalimat 'Islam Yes, Kafir No' dalam sebuah pelatihan di SD Kota Yogyakarta akhir pekan lalu.

“Kami prihatin, namun kasus ini bukan kesalahan dari Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Yogya,” ujar Kepala Dispora Kota Yogyakarta Edy Heri Suasana usai memenuhi panggilan DPRD Kota Yogya terkait kasus itu, Selasa, 14 Januari 2020.

Edy mengatakan tepuk atau yel bernuansa SARA itu selama ini tidak pernah diajarkan oleh pihak Kwartir Cabang Yogya. Namun pelaku memang berasal dari kwartir Kabupaten Gunungkidul yang sedang mengikuti pelatihan Kursus Mahir Lanjutan (KML) Pembina Pramuka di Kota Yogya.

“Kami telah rekomendasikan pelaku sebagai peserta kursus harus berhenti dan tidak lulus dari kegiatan kepelatihan itu,” kata Edy.

Menurut Edy, materi untuk pelatihan KML di daerah berasal dari Kwartir Nasional dan sangat kental menanamkan nilai-nilai nasionalisme. Sehingga, kata dia, jika pelaku membawa isu SARA dalam pelatihan Pramuka yang tak ada dalam materi pokok kepramukaan artinya pelaku tidak memahami materi utama yang seharusnya dipahami, yakni soal nasionalisme yang mengusung penghormatan atas keberagaman.

Advertising
Advertising

“Dari kasus itu, sekarang tugas kami ndandani (membenahi) lagi agar suasana Yogya kembali adem ayem, sehingga kalau ada persoalan seperti itu bisa disikapi lebih bijak,” kata Edy.

Mengenai rekomendasi ketidaklulusan peserta yang bersikap SARA itu, Edy mengatakan pihaknya akan membuat surat tertulis yang ditujukan kepada Kwartir cabang gerakan Pramuka Kota Yogya dan seluruh kabupaten, lalu ditembuskan ke Kwartir tingkat provinsi dan nasional. Dengan demikian, peserta tak akan mendapatkan predikat sebagai pembina mahir, melainkan tetap sebagai pembina dasar.

“Dia (pelaku) tak akan mendapatkan pita sebagai tanda pembina mahir,” ujar Edy yang juga pengurus Kwartir Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta. Soal apakah status pelaku sebagai pembina akan dicopot, Edy menunggu rekomendasi Dewan Kehormatan Kwarcab bersangkutan.

Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta, yang juga Wakil Walikota Yogya Heroe Poerwadi sebelumnya menuturkan dalam kegiatan Kursus Mahir Lanjutan (KML) yang digelar Kwarcab Kota Yogya itu tak kurang 25 pembina Pramuka dari berbagai daerah ikut.

Dalam kegiatan itu, ujar Heroe, masing-masing pembina diberi materi mulai dari praktik mengajar, termasuk membuat yel-yel. Lalu saat itulah giliran pembina asal Kabupaten Gunungkidul mengucapkan yel-yel bernada SARA di depan peserta lainnya.

Aksi itu lantas segera direspon perwakilan Pramuka Kwarcab Kota Yogya dan dianggap tak pernah ada karena materi seperti itu tak sesuai dengan yang diajarkan. “Padahal tidak pernah diajarkan tepuk pramuka yang (berbau SARA) seperti itu," ujar Heroe yang turut menyayangkan kasus yang menjadi viral itu.

Berita terkait

Sindir Aksi Pembakaran Buku Najwa Shihab, Anies: Gagasan Tidak Dapat Dibakar

6 hari lalu

Sindir Aksi Pembakaran Buku Najwa Shihab, Anies: Gagasan Tidak Dapat Dibakar

Anies Baswedan menyampaikan pendapatnya terkait pembakaran buku Najwa Shihab di media sosial TikTok.

Baca Selengkapnya

Gertak Pratama Pro Pecahkan Rekor MURI, Tanam 20 Ribu Bibit Pohon Mangga

44 hari lalu

Gertak Pratama Pro Pecahkan Rekor MURI, Tanam 20 Ribu Bibit Pohon Mangga

Mangga-mangga yang ditanam adalah jenis Manalagi dan Arumanis, yang merupakan tanaman endemik Kota Probolinggo

Baca Selengkapnya

Saat KPU Jabar Berharap Tak Ada Isu SARA dan Politisasi Agama pada Pilkada 2024

48 hari lalu

Saat KPU Jabar Berharap Tak Ada Isu SARA dan Politisasi Agama pada Pilkada 2024

KPU berharap tidak ada isu-isu yang mendiskriminasi ciptaan Tuhan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Ramai Penolakan Tempat Hiburan Malam di Yogya, Ini Respon Sultan HB X

6 September 2024

Ramai Penolakan Tempat Hiburan Malam di Yogya, Ini Respon Sultan HB X

Sultan HB X merespon penolakan warga terhadap rencana beroperasinya hiburan malam di Sleman, Yogyakarta

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin: Pramuka Generasi Pembawa Perubahan Bangsa Indonesia

28 Agustus 2024

Penjabat Bupati Banyuasin: Pramuka Generasi Pembawa Perubahan Bangsa Indonesia

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuasin akan terus mendukung Gerakan Pramuka dengan menjadikannya sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib di setiap sekolah.

Baca Selengkapnya

Pembelian BBM Subsidi Pertalite Pakai QR Code, Pemkot Yogya: Kami Hanya Berikan Data bagi yang Berhak

20 Agustus 2024

Pembelian BBM Subsidi Pertalite Pakai QR Code, Pemkot Yogya: Kami Hanya Berikan Data bagi yang Berhak

Pemerintah Kota Yogyakarta menyatakan telah berkoordinasi dengan Pertamina Patra Niaga untuk penerapan pembelian BBM subsidi Pertalite.

Baca Selengkapnya

Niat Satria Ingin Membawa Indonesia Mendunia Lewat Pramuka

15 Agustus 2024

Niat Satria Ingin Membawa Indonesia Mendunia Lewat Pramuka

Melalui Pramuka, Satria mengaku mendapatkan banyak pelajaran, termasuk meningkatkan rasa percaya diri.

Baca Selengkapnya

19 Pelajar di Wonogiri Tertimpa Pohon Tumbang Saat Upacara Hari Pramuka, 6 Anak Masih Dirawat di RS

14 Agustus 2024

19 Pelajar di Wonogiri Tertimpa Pohon Tumbang Saat Upacara Hari Pramuka, 6 Anak Masih Dirawat di RS

Pohon kering yang sudah mati itu tiba-tiba tumbang dan menimpa para pelajar yang sedang mengikuti upacara Hari Pramuka.

Baca Selengkapnya

Hari Pramuka: Asal-muasal Warna Seragam Pramuka, Coklat Tua dan Coklat Muda

14 Agustus 2024

Hari Pramuka: Asal-muasal Warna Seragam Pramuka, Coklat Tua dan Coklat Muda

Warna seragam pramuka atau pandu umumnya dua warna utama: coklat tua dan coklat muda. Di Hari Pramuka hari ini, menarik jika menengok asal-usulnya.

Baca Selengkapnya

Hari Pramuka Indonesia Diperingati Setiap 14 Agustus, Tak Bisa Dipisahkan dari Sultan Hamengkubuwono IX

14 Agustus 2024

Hari Pramuka Indonesia Diperingati Setiap 14 Agustus, Tak Bisa Dipisahkan dari Sultan Hamengkubuwono IX

Hari Pramuka Indonesia sudah diresmikan sejak 63 tahun lalu yang diperingati setiap 14 Agustus. Sebelum diresmikan, terdapat berbagai latar belakang sejarah Hari Pramuka.

Baca Selengkapnya