Kompolnas Beri Enam Poin Evaluasi untuk Polri di 2019

Reporter

Egi Adyatama

Editor

Amirullah

Senin, 6 Januari 2020 21:30 WIB

Anggota Kompolnas Yotje Mende (batik kuning) saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin, 6 Januari 2020. Tempo/Egi Adyatama

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Yotje Mende mengatakan ada enam poin besar evaluasi bagi Polri di sepanjang 2019. Enam poin ini dilaporkan Yotje ke Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, yang juga merupakan Ketua Kompolnas di kantornya, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin, 6 Januari 2020.

Yang pertama, kata dia, adalah terkait pembentukan lima Polres baru di Papua. Lima kabupaten yang akan segera memiliki Polres adalah Kabupaten Puncak, Kabupaten Nduga, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Deiyai, dan Kabupaten Yalimo.

"Pembentukan Polres itu belum disertai dengan pembangunan Mapolres yang memadai, kemudian penempatan personel yang sangat dibutuhkan," kata Yotje saat ditemui usai pertemuan.

Yotje mengatakan Kompolnas mendorong agar Polri harus mencukupi jumlah anggota di sana, atau paling tidak mendorong anggota ke wilayah Polres baru ini. Ia mengatakan minimal satu Polres, sesuai dengan permintaan Polda Papua, adalah 200 personil.

Poin kedua adalah terkait belum adanya Markas Polres di lima Polres baru itu. Ia mengatakan saat ini, mereka masih menempati gedung lama. Meski tak terlalu mempengaruhi kinerja, namun Yotje mendorong agar pemerintah segera membangun Mapolres yang representatif.

Ketiga, adalah menyangkut pengembangan masalah Direktorat Kepolisian Perairan (Dirpolair) yang dinilai masih sangat kurang di Polri. Kompolnas berharap patroli kemanan laut, meski ada Bakamla, tetap diperkuat oleh Polri.

"Apalagi di daerah pantai itu kewenangan kami dari Polri dan Kompolnas mendorong ini. Bahwa Polri untuk bisa didukung dengan kapal yang memadai," kata dia.

Poin keempat, adalah terkait masalah pengawasan internal terkait dengan saran dan keluhan masyarakat. Yotje mengatakan Kompolnas menerima pengaduan berjumlah 2.059, sepanjang 2019. Pengaduan ini, kata dia, kebanyakan menyangkut kinerja yang kurang dari penyidik-penyidik yang tidak profesional.

Selanjutnya, adalah terkait masalah penambahan anggaran Polri. Kompolnas menilai anggaran penyelidikan, penyidikan Polri sangat minim. Kategori penanganan kasus, kata dia, masih pada berkisaran pada sedang, berat, dan ringan.

"Kalau toh hanya berorientasi pada penanganan itu dan tidak melihat dari aspek penyelidikan, karena aspek penyelidikan itu sudah masuk dalam penyidikan, tidak ada punya anggaran khusus. Kami juga berharap begitu," kata Yotje.

Terakhir, adalah poin terkait masalah-masalah kerja sama kita dengan pengawas internal Polri. Ia mengatakan peran dari Profesi dan Pengamanan, Inspektorat Pengawasan Daerah, dan Inspektorat Pengawasan Umum, termasuk Bidang Hukum, harus diterapkan. Hal ini untuk memberikan penyerapan hukum yang maksimal dari internal Polri.

Berita terkait

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

6 jam lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

19 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

20 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

1 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

1 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

1 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

2 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

2 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya