Tiga Pernyataan Menteri Jokowi soal Polemik Kapal Cina di Natuna

Reporter

Dewi Nurita

Editor

Amirullah

Minggu, 5 Januari 2020 08:23 WIB

Video capture KRI Tjiptadi-381 yang beroperasi di bawah kendali Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koarmada I menghalau kapal Coast Guard China saat melakukan patroli di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau, Senin 30 Desember 2019. KRI Tjiptadi-381 menghalau kapal Coast Guard China untuk menjaga kedaulatan wilayah dan keamanan di kawasan sekaligus menjaga stabilitas di wilayah perbatasaan. ANTARA FOTO/HO/Dispen Koarmada I

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah dinilai tidak satu suara menanggapi polemik keberadaan kapal Cina di Natuna. Perbedaan pernyataan ini kemudian dikritik oleh Ketua Bidang Luar Negeri DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah.

"Kami meminta seluruh pejabat pemerintah Republik Indonesia satu bahasa dan satu sikap mendukung sikap tegas Kementerian Luar Negeri RI. Jangan ada sikap abu-abu dalam hal menjaga kehormatan dan eksistensi kedaulatan NKRI," kata Basarah dalam keterangan tertulis, Sabtu, 4 Januari 2020.

Perbedaan sikap soal polemik kapal Cina di Natuna ini di antaranya terlihat dari pernyataan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, serta Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Berikut kutipan pernyataan mereka:

1. Menlu Retno Marsudi

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan pemerintah akan meningkatkan patroli di perairan Natuna. Retno menyebut, telah terjadi pelanggaran oleh kapal-kapal Cina di wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di perairan Natuna.

Sementara, ujar Retno, wilayah ZEE Indonesia sudah ditetapkan oleh hukum internasional yaitu melalui berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS). "Tiongkok merupakan salah satu party dari UNCLOS 1982, oleh karena itu merupakan kewajiban Tiongkok untuk menghormati implementasi dari UNCLOS 1982," kata dia di Jakarta, Jumat, 3 Januari 2019.

2. Menko Kemaritiman Luhut Binsar

Adapun Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan meminta polemik kapal Cina di Natuna tidak dibesar-besarkan. Menurutnya, kejadian ini menjadi bahan introspeksi pemerintah karena kurang menempatkan kapal penjaga di Natuna. Luhut menegaskan pemerintah pun sedang melakukan peningkatan mutu pada Badan Keamanan Laut.

"Sebenarnya enggak usah dibesar-besarin lah. Kalau soal kehadiran kapal itu, sebenarnya kan kita juga kekurangan kemampuan kapal untuk melakukan patroli di ZEE kita itu. Sekarang memang coast guard kita itu," ujar Luhut di Jakarta, Jumat lalu.

3. Menhan Prabowo Subianto

Sementara itu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengajak agar masalah polemik kapal Cina di Natuna disikapi dengan dingin.

"Kita selesaikan dengan baik, ya. Bagaimana pun, Cina adalah negara sahabat," ujar Prabowo di Jakarta pada Jumat, 3 Januari 2020.

Berita terkait

Jokowi Harap Transisi Pemerintah ke Prabowo Berjalan Baik

1 jam lalu

Jokowi Harap Transisi Pemerintah ke Prabowo Berjalan Baik

Jokowi akan digantikan oleh Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Turnamen Badminton Asia Junior Championships 2024 Selesai, Jenazah Atlet Cina Zhang Zhi Jie Belum Diambil

13 jam lalu

Turnamen Badminton Asia Junior Championships 2024 Selesai, Jenazah Atlet Cina Zhang Zhi Jie Belum Diambil

Kompetisi Badminton Asia Junior Championships 2024 di GOR Amongrogo Yogyakarta selesai hari ini Minggu 7 Juli 2024.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Disarankan Alihkan Subsidi LPG 3 Kg ke Jaringan Gas

15 jam lalu

Prabowo-Gibran Disarankan Alihkan Subsidi LPG 3 Kg ke Jaringan Gas

Prabowo-Gibran disarankan untuk mengalihkan subsidi LPG 3 kilogram ke pembangunan jaringan gas untuk menghemat anggaran.

Baca Selengkapnya

Nasib Jenazah Zhang Zhi Jie Masih Menggantung, Keluarga Belum Ambil Keputusan

17 jam lalu

Nasib Jenazah Zhang Zhi Jie Masih Menggantung, Keluarga Belum Ambil Keputusan

Pihak PP PBSI berharap keluarga Zhang Zhi Jie bisa segera mengambil keputusan untuk tindakan terhadap jenazahnya.

Baca Selengkapnya

Pemerintahan Prabowo-Gibran Diharap Perkuat Komoditas Sawit

18 jam lalu

Pemerintahan Prabowo-Gibran Diharap Perkuat Komoditas Sawit

Pemerintahan baru Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka diharapkan mampu menciptakan produk sawit yang berdaya saing.

Baca Selengkapnya

Bea Masuk Antidumping Tidak Hanya untuk Produk Cina, Begini Penjelasan Zulhas

20 jam lalu

Bea Masuk Antidumping Tidak Hanya untuk Produk Cina, Begini Penjelasan Zulhas

Zulhas menyebut kenaikan bea masuk antidumping yang akan diterapkan oleh pemerintah tidak hanya diperuntukkan produk impor asal Cina, namun berlaku un

Baca Selengkapnya

Luhut Soal Rencana Kenaikan Tarif Impor Barang sampai 200 Persen Termasuk Impor Tekstil

23 jam lalu

Luhut Soal Rencana Kenaikan Tarif Impor Barang sampai 200 Persen Termasuk Impor Tekstil

Menkomarinves Luhut Pandjaitan berikan penjelasan soal rencana pengenaan tarif impor barang asal Cina, termasuk impor tekstil hingga 200 persen.

Baca Selengkapnya

Luhut: Angaran untuk IKN dan Makan Gratis Prabowo Aman untuk 5 Tahun ke Depan, Ini Itungannya

1 hari lalu

Luhut: Angaran untuk IKN dan Makan Gratis Prabowo Aman untuk 5 Tahun ke Depan, Ini Itungannya

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, biaya untuk proyek IKN dan makan bergizi gratis Prabowo aman bahkan sampai lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Siapa Margono Djojohadikusumo Pendiri BNI, Apa Hubungannya dengan Prabowo?

1 hari lalu

Siapa Margono Djojohadikusumo Pendiri BNI, Apa Hubungannya dengan Prabowo?

Bank Negara Indonesia hari ini berusia 78 tahun. Mengenal Margono Djojohadikusumo pendiri Bank BNI, apa hubungannya dengan Prabowo?

Baca Selengkapnya

78 Tahun BNI, Perjalanan Bank Negara Indonesia Berdiri Setahun Setelah Kemerdekaan RI

1 hari lalu

78 Tahun BNI, Perjalanan Bank Negara Indonesia Berdiri Setahun Setelah Kemerdekaan RI

Berikut perjalanan dan sejarah Bank Negara Indonesia atau BNI yang telah berusia 78 tahun. Siapa yang berperan dalam pendiriannya?

Baca Selengkapnya