Kaleidoskop DPR 2019: Demo Besar-besaran - Amandemen UUD

Selasa, 31 Desember 2019 04:02 WIB

Pelantikan Anggota DPR, DPD, dan MPR periode 2019 - 2024 pada sidang paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

TEMPO.CO, Jakarta - Sepanjang tahun 2019, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tak lepas dari kontroversi. Kinerja legislasi yang selalu meleset dari target hingga adanya sejumlah rancangan undang-undang bermasalah membuat publik seperti kian tak percaya pada DPR.

Pada September 2019, DPR menghadapi demonstrasi besar-besaran dari mahasiswa dan pelajar lantaran pengesahan revisi Undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi dan sejumlah RUU kontroversial lainnya.

Berikut perjalanan DPR sepanjang satu tahun ini.

1. Anggota DPR Sibuk Kampanye Pemilihan Legislatif 2019

Di awal tahun 2019, sebagian besar anggota DPR disibukkan dengan kampanye pemilihan legislatif. Sekitar 89 persen anggota DPR periode 2014-2019 kembali mencalonkan diri.

Selain itu, pemilihan legislatif 2019 juga diisi kandidat yang berlatar belakang kerabat petinggi partai politik, baik itu anak maupun istri. Sebagian mereka ditempatkan di daerah pemilihan yang merupakan basis pendukung partai tersebut.

Advertising
Advertising

Sejumlah anak ketua umum dan petinggi partai politik yang mencalonkan diri menjadi anggota Dewan di antara Puan Maharani (anak Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri), Edhie Baskoro Yudhoyono (anak Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono), dan Hanafi Rais (anak Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais).

Ketiganya lolos ke Senayan. Puan Maharani bahkan menjadi ketua Dewan Perwakilan Rakyat. Istri dan tiga anak Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo juga mencalonkan diri. Namun Perindo tak lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threeshold sebesar 4 persen.

2. Pemilihan Legislatif 2019, Partai Anyar Gugur ke Parlemen

Hasil pemilihan legislatif 2019 mencatat kemenangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerindra di posisi pertama dan kedua. Di posisi ketiga hingga kelima, bertengger Partai Golkar, Partai NasDem, dan Partai Kebangkitan Bangsa.

Total ada sembilan partai yang lolos ke Senayan. Empat lainnya yakni Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan. Partai-partai anyar gugur melaju ke parlemen karena tak mencapai ambang batas atau parliamentary threeshold sebesar 4 persen.

Partai-partai yang tak lolos ke DPR adalah Partai Hanura, Partai Solidaritas Indonesia, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Partai Bulan Bintang.

Ada beberapa nama populer yang tak lolos ke DPR, di antaranya Lukman Hakim Syaifuddin, Sudirman Said, Eko Putro Sandjojo, Budiman Sudjatmiko, Eva Sundari, Roy Suryo, dan lainnya.

3. DPR Sepakati Pemberian Amnesti Baiq Nuril

Komisi Hukum DPR menyepakati rekomendasi pemberian amnesti untuk Baiq Nuril, korban pelecehan seksual yang justru dipidana dengan tuduhan melanggar Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Guru honorer SMAN 7 Mataram, Nusa Tenggara Barat itu mencari keadilan dengan mengajukan amnesti kepada Presiden Jokowi setelah permohonan peninjauan kembali (PK)-nya ditolak oleh Mahkamah Agung.

Pemberian pertimbangan amnesti ini diputuskan dalam rapat pleno Komisi Hukum DPR yang digelar pada Rabu, 24 Juli 2019. Ketua Komisi Hukum DPR ketika itu, Azis Syamsudin mengatakan, sepuluh partai di parlemen secara aklamasi sepakat memberikan rekomendasi amnesti. Rekomendasi amnesti ini ditetapkan dalam rapat paripurna DPR keesokan harinya.

"Beribu terima kasih atas keputusan bersejarah, pertama kalinya DPR RI memberikan pertimbangan untuk diberikannya amnesti, tidak dalam kasus politik tapi dalam kasus kemanusiaan dan keadilan," kata Rieke Diah Pitaloka yang menjadi pendamping Baiq Nuril.


4. DPR Dikritik soal Seleksi Komisioner KPI

DPR menggelar seleksi calon anggota Komisi Penyiaran Indonesia periode 2019-2023. Komisi Penyiaran atau Komisi I DPR berkukuh memilih sembilan anggota KPI kendati menuai banyak protes dari pegiat penyiaran. Sejumlah pegiat penyiaran awalnya meminta pemilihan tersebut ditunda lantaran ada banyak temuan masalah.

"Seharusnya masalah ini diperhatikan oleh DPR. Tunda, untuk kemudian melihat apa yang terjadi," kata aktivis Koalisi Nasional Reformasi Penyiaran Nina Armando kepada Tempo, Rabu, 10 Juli 2019.

Temuan masalah itu disampaikan oleh komisioner Ombudsman Republik Indonesia Adrianus Meliala. Menurut Adrianus pada 8 Juli lalu, ada dugaan maladministrasi yang dilakukan oleh panitia seleksi calon anggota KPI. Namun temuan ini belum berbentuk laporan akhir hasil pemeriksaan (LAHP) resmi dari Ombudsman.

Meski ada temuan, Komisi I DPR berkukuh tetap menggelar fit and proper test kemudian memilih anggota KPI. Sebanyak empat inkumben lolos, yakni Yuliandre Darwis, Agung Suprio, Hardly Stefano Fenelon Pariela, dan Nuning Rodiyah. Pada Agustus 2019, Ombudsman merilis LAHP yang isinya temuan maladministrasi dalam proses seleksi anggota KPI.

Berita terkait

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

34 menit lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

15 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

4 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

4 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

7 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya