Kendaraan melintas di samping genangan banjir di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Selasa, 17 Desember 2019. Data Pusat Data dan Informasi Kebencanaan (Pusdatin) BPBD DKI Jakarta menyebutkan bahwa tingginya intensitas hujan yang mengguyur beberapa wilayah Jakarta pada Selasa (17/12/2019) menyebabkan sebanyak 19 wilayah di Ibu Kota tergenang banjir. ANTARA/Jaya Kusuma
TEMPO.CO, Jakarta - Puncak musim hujan yang diperkirakan pada Februari dan Maret 2020, diperkirakan tidak serempak di semua wilayah Indonesia. “Ini enggak serempak di seluruh Indonesia, hanya bertahap," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam acara refleksi akhir tahun di Graha BNPB, di Jakarta Timur, Senin, 30 Desember 2019.
Peningkatan curah hujan akan dimulai dari Indonesia bagian barat secara bertahap. Dimulai dari bagian selatan Pulau Sumatera, Pulau Jawa, kemudian masuk ke Nusa Tenggara. Setelah itu, hujan akan menyebar ke wilayah Kalimantan bagian tengah, Sulawesi, dan kemudian ke Papua.
Meski musim hujan akan mulai deras sejak Januari, tapi Aceh dan Riau harus waspada. “Sebab di situ mengalami musim kemarau, pada Februari sampai Maret," kata Dwikorita. Artinya, ada potensi kekeringan dan kebakaran lahan.
Dwikorita mengimbau masyarakat agar memanfaatkan curah hujan tinggi untuk memaksimalkan kapasitas waduk, embung, hingga kolam, untuk penyimpanan air. Ia mengingatkan bahwa musim kemarau akan dimulai sejak April hingga Oktober.
"Mulainya dan berakhirnya kemarau juga tidak serempak di seluruh Indonesia.” Kemarau akan dimulai pada April, terutama di wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
