Pengasuh Pesantren Lirboyo Minta Gus Muwafiq Lanjutkan Dakwah

Reporter

Antara

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 10 Desember 2019 06:26 WIB

Pendakwah Ahmad Muwafiq alias Gus Muwafiq memberikan ceramah kebangsaan di gedung KPK, Rabu, 20 November 2019. Dalam ceramahnya, Gus menyampaikan menjadi bangsa Indonesia tak perlu anti terhadap globalisasi, karena Bhineka Tunggal Ika menjadi kekuatan utama membentengi globalisasi. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, meminta pendakwah Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq berhati-hati dalam menyampaikan dakwah dan tetap bersemangat untuk terus berdakwah.

"Beliau silaturahim dan tabayun supaya umat tidak salah persepsi di ceramahnya. Tadi disampaikan beliau, videonya dipotong-potong, padahal sudah dijelaskan Rasulullah tidak seperti manusia biasa, sudah dijelaskan tapi dipotong-potong," kata Pengasuh PP Lirboyo Kediri KH An'im Falahudin Mahrus di Kediri, Senin, 9 Desember 2019.

Ia mengatakan, Gus Muwafiq juga menjelaskan tentang kata-kata rembes saat ceramah. "Padahal menurut Gus Muwafiq maknanya adalah kotoran di mata setelah bangun tidur. Namun, orang lain mengatakan rembes adalah dekil," ujarnya.

Namun, Gus An'im, sapaan akrabnya memberikan apresiasi pada sikap Gus Muwafiq yang tidak segan meminta maaf atas perkataan yang dinilai tidak baik.

"Gus Muwafiq sudah minta maaf jika ada kekeliruan. Kesalahan dia, tabayun. Ada sebagian yang diakui oleh beliau tentang pernyataan yang menurut beliau salah ketika itu. Ada yang beliau anggap pernyataan beliau itu karena perbedaan bahasa saja," kata dia.

Advertising
Advertising

Ia mengatakan, faedah dari silaturahim juga cukup banyak, salah satunya bisa menjelaskan masalah. Terlebih lagi, keluarga nahdliyin, pondok pesantren, tempat Gus Muwafiq juga sering memberikan dakwahnya.

Pihaknya mengatakan, bagi seorang dai dengan jam dakwah yang cukup banyak, kadang terjadi kontroversi. Misalnya, saat Gus Dur (mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid) pernah dirundung ketika mengucapkan ucapan salam, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh diganti dengan ucapan selamat pagi.

Begitu juga dengan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Sirodj yang juga pernah di-bully dengan luar biasa. Dirinya berharap, dengan kejadian tersebut, Gus Muwafiq lebih berhati-hati saat berdakwah.

"Saya kira Kiai Ahmad Muwafiq tetap tegas dan terus melakukan dakwahnya. Mungkin kejadian ini ada introspeksi dan hati-hati dalam memilih bahasa," ujarnya.

Keluarga Pengasuh PP Lirboyo Kediri yang juga anggota DPRD Kota Kediri KH Abdul Mu'id Shohib menambahkan di hadapan pengasuh serta keluarga dari Pesantren Lirboyo Kediri, Gus Muwafiq meminta maaf atas kegaduhan yang bersumber darinya.

"Juga minta maaf ada pilihan kata di salah satu ceramahnya, kemudian disalahpahami. Beliau juga sudah menyatakan itu memang salah dan meminta maaf," ucap dia.

Gus Muid, sapaan akrabnya juga menambahkan, pengasuh Pesantren Lirboyo juga memberikan nasihat pada Gus Muwafiq agar tidak berhenti untuk berdakwah dan terus belajar.

"Kemudian tadi dari masyayikh berikan nasihat ke beliau, agar tidak berhenti dan terus belajar. Dari kaca mata pesantren, masukan untuk beliau kami juga untuk kami semua, para masyayikh memberikan apresiasi untuk Gus Muwafiq mau minta maaf, taubat jika itu dianggap salah," imbuhnya.

Para masyayikh, lanjut dia, berharap kejadian itu sebagai pengalaman dan ketika berdakwah dengan bahasa yang baik, sehingga kejadian tersebut tidak terulang lagi.

"Intinya mendukung untuk terus berdakwah, tidak berhenti berdakwah. Juga imbau warga NU, untuk mendukung dakwahnya Gus Muwafiq, apalagi jika ada yang mengganggu, kami berharap aparat juga menjamin keberlangsungan dakwah Gus Muwafiq, juga keberlangsungan dakwah dai lainnya," ujarnya.

Gus Muwafiq saat hendak dikonfirmasi terkait tujuan datang ke Pesantren Lirboyo Kediri, enggan untuk diwawancara. Gus Muwafiq hanya tersenyum saat ditemui jurnalis.

Dalam kegiatan itu, turut hadir pengasuh Pesantren Lirboyo, antara lain KH Anwar Mansyur, KH Abdullah Kafabihi Mahrus, KH An'im Falahudin Mahrus, KH Ma'uf Zainudin, KH Abdul Mu'id Shohib, dan dzurriyah lainnya.

Berita terkait

Pengurus GP Ansor Bertemu Jokowi di Istana Negara, Berikut Profil Gerakan Pemuda Ansor

4 hari lalu

Pengurus GP Ansor Bertemu Jokowi di Istana Negara, Berikut Profil Gerakan Pemuda Ansor

Jajaran pengurus GP Ansor menemui Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, 16 Mei 2024. Berikut profil Gerakan Pemuda Ansor.

Baca Selengkapnya

Profil Nahdlatul Wathan, Organisasi Massa Islam Pertama Bangun Ekosistem di IKN

7 hari lalu

Profil Nahdlatul Wathan, Organisasi Massa Islam Pertama Bangun Ekosistem di IKN

Nahdlatul Wathan (NW) menjadi organisasi massa Islam pertama yang membangun ekosistem di Ibu Kota Nusantara (IKN). Begini profilnya?

Baca Selengkapnya

Cerita Gus Muhdlor Pindah Mendukung Prabowo Setelah OTT KPK

13 hari lalu

Cerita Gus Muhdlor Pindah Mendukung Prabowo Setelah OTT KPK

Momentum pindah dukungan Gus Muhdlor saat pilpres ditengarai dipengarui kasus korupsi yang menjeratnya.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

19 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Pengamat Ungkap Syarat Calon Lain Bisa Imbangi Khofifah di Pilkada Jatim 2024, Apa Saja?

22 hari lalu

Pengamat Ungkap Syarat Calon Lain Bisa Imbangi Khofifah di Pilkada Jatim 2024, Apa Saja?

Khofifah dinilai menjadi calon terkuat pada Pilkada Jatim 2024.

Baca Selengkapnya

PMII Berdiri Sejak 1960, Ini Alasan dan Tugas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

33 hari lalu

PMII Berdiri Sejak 1960, Ini Alasan dan Tugas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

Ini alasan berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII pada 1960.

Baca Selengkapnya

64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

33 hari lalu

64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi mahasiswa yang masih eksis sampai saat ini.

Baca Selengkapnya

17 Kiai NU di Lumajang Kirim Surat Protes ke PBNU, Ogah Dipolitisasi untuk Pilkada

41 hari lalu

17 Kiai NU di Lumajang Kirim Surat Protes ke PBNU, Ogah Dipolitisasi untuk Pilkada

TEMPO CO, Lumajang - Bertarikh 6 April 2024, surat itu ditujukan kepada Ketua PBNU. Isinya, daftar nama dan tanda tangan 17 kiai Lumajang yang tergabung dalam Forum Komunikasi Kiai Lumajang. Mereka menyatakan sikapnya karena terusik dan keberatan bila PCNU Kabupaten Lumajang dijadikan alat politik praktis untuk kepentingan pemilihan umum kepala daerah Kabupaten Lumajang 2024.

Baca Selengkapnya

Lebaran Tanggal Berapa? Ini Jadwal Idul Fitri 2024 Versi Muhammadiyah dan NU

42 hari lalu

Lebaran Tanggal Berapa? Ini Jadwal Idul Fitri 2024 Versi Muhammadiyah dan NU

Idul Fitri jatuh tanggal berapa? Untuk Muhammadiyah sudah ditetapkan jika Idul Fitri jatuh pada hari Rabu, 10 April 2024. Lalu, NU kapan?

Baca Selengkapnya

Marak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan

17 Maret 2024

Marak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan

KPAI mengimbau pelbagai lembaga keagamaan, seperti pesantren, lembaga zakat, dan ormas Islam, membantu mengarahkan kegiatan anak selama Ramadan.

Baca Selengkapnya