Straits Times Sebut Jokowi Pemersatu, KontraS: Pemersatu Elit

Kamis, 5 Desember 2019 13:51 WIB

Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat menerima Delegasi US-ASEAN Business Council di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis 5 Desember 2019. Puluhan pengusaha AS-ASEAN yang bertemu Jokowi dipimpin oleh Alexander C Feidman serta Ketua Dewan Bisnis AS untuk Indonesia LV Vaidyanathan. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Surat kabar asal Singapura The Straits Times memberikan gelar kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai pemimpin terbaik di Asia tahun 2019, atas upayanya menyatukan Indonesia di tengah situasi sulit.

Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menilai penghargaan tersebut kurang tepat.

"Penghargaannya kan terkait pemersatu. Nah kalau di tataran pemersatu dalam hal elit-elit politik dalam membagi kekuasaan, itu bisa menjadi satu ukuran," kata Koordinator Aksi KontraS Feri Kusuma, saat dihubungi Tempo, Kamis, 5 November 2019.

Ia menilai Jokowi hanya berhasil menyatukan elit politik saat berhasil menjabat untuk periode pemerintahan 2019-2024. Bagi-bagi kursi bagi para pendukungnya, hingga masuknya Prabowo Subianto ke kabinet yang merupakan lawan di konstelasi Pilpres, menjadi patokannya.

"Ini kan penghargaan lebih ke kepiawaian berkarakter Pak jokowi dalam menyelesaikan persoalan domestik di tingkat elit. Tak menyentuh grassroot-nya," kata dia.

Namun, jika melihat konteks secara lebih jauh, Feri menilai masih banyak masalah yang tak bisa diselesaikan Jokowi. Selama lima tahun menjabat di periode pertama, KontraS memandang Jokowi belum berhasil menjadi sosok pemersatu yang diharapkan.

"Pemersatu dalam artian lebih jauh, dalam hal bagaimana polarisasi di tengah masyarakat, kemudian diskriminasi, intoleransi, dan berbagai permasalahan hak asasi manusia, kami lihat masih jauh dari harapan," kata Feri.

Ia mencontohkan masalah di Papua yang tak kunjung usai dan penyelesaian kasus Aceh yang belum selesai. Selain itu, masih ada gejolak di masyarakat terkait penyelesaian kasus HAM. Feri mengatakan stigma terhadap korban kasus 1965 hingga hari ini masih sangat kuat.

Ini kan persoalan bangsa. Ini kan ada kewajiban negara mengembalikan warga negara yang jadi korban dari kondisi saat ini, ke kondisi semula. Dengan memenuhi hak hak mereka," kata Feri.

The Straits Times memilih Jokowi karena ia dinilai mampu dan pintar mengarahkan arus politik dalam negeri yang rumit. Sementara itu, di kancah internasional Jokowi dipuji karena mampu menghadapi tantangan strategis.

Selain itu, Straits Times juga menyebut Jokowi mampu membawa Indonesia memiliki posisi strategis di ASEAN beberapa waktu terakhir. Surat kabar ini juga menulis Jokowi akan menghadapi tantangan berat di periode keduanya. Ia harus menghidupkan kembali ekonomi yang lesu, pemberantasan korupsi, dan mengatasi ekstremisme agama.

Editorial Straits Times berharap Jokowi tidak akan kompromi dalam upaya membangun Indonesia yang demokratis, bebas korupsi, terbuka, toleran, dan inklusif.

Berita terkait

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

11 jam lalu

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan akan terus mempersempit ruang gerak bagi pelaku judi online.

Baca Selengkapnya

Akhir Politik Jokowi di PDIP

17 jam lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

21 jam lalu

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyerahkan 300 sertifikat tanah secara simbolis untuk masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

1 hari lalu

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

Kaesang mengingatkan kader PSi untuk ikut berpartisipasi dalam Pilkada 2024 pada wilayah dengan potensi jumlah kursi terbanyak.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

1 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

1 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

1 hari lalu

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

Presiden Jokowi menerima laporan hasil lawatan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Vietnam beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

1 hari lalu

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

"Kami berteman dengan semua, semua partai kami anggap rumah ya," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Jokowi hingga Ma'ruf Amin Dukung Rencana Prabowo-Gibran Rangkul Semua Kalangan

1 hari lalu

Jokowi hingga Ma'ruf Amin Dukung Rencana Prabowo-Gibran Rangkul Semua Kalangan

Jokowi memastikan pemerintah mendukung proses peralihan pemerintahan ke Prabowo-Gibran dapat berjalan baik dan lancar.

Baca Selengkapnya