TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Angkatan Muda Pembaruan Indonesia (AMPI) Dito Ariotedjo berharap semua pihak bekerja sama meminimalkan ekses negatif dari perseteruan perebutan kursi ketua umum Golkar. Kader muda Golkar itu mengakui kemungkinan akan ada yang kecewa dengan hasil Musyawarah Nasional atau Munas Golkar. Namun, Dito meminta siapa pun yang terpilih nantinya merangkul semua kubu dan pihak yang kecewa.

"Saya berharap nantinya tidak ada the winner takes all. Pasca-munas semua harus saling merangkul kembali," kata Dito kepada Tempo, Selasa, 3 Desember 2019.

Menurut Dito, Munas Golkar selalui diwarnai polemik. Dia menilai wajar polemik itu muncul dari internal sebagai bagian dari dinamika politik. Namun, sikap merangkul pascamunas amat diperlukan demi kekompakan partai. Soliditas diperlukan agar Golkar siap menyongsong pemilihan kepala daerah (pilkada) 2020 dan pemilu selanjutnya.

"Para petinggi partai saya rasa masih bisa berpikir rasional, di saat Golkar bersatu kami punya posisi tawar besar di politik Indonesia," ujarnya.

Golkar memanas oleh perseteruan memperebutkan kursi ketua umum. Salah satu yang menjadi bahan perdebatan ialah syarat 30 persen dukungan dalam pencalonan. Ketua Umum Golkar inkumben, Airlangga Hartarto dikritik lantaran ingin syarat itu ditetapkan melalui surat dukungan dari pemilik suara.

Langkah ini dinilai intimidatif oleh sejumlah bakal calon lain.
Sebagai ormas yang memiliki satu suara di Munas Golkar, Dito membantah ada intervensi dari Airlangga. Menurut dia, banyak kader AMPI daerah yang juga menjadi pengurus DPD I dan II.

Ia mengklaim, dia telah menyampaikan bahwa AMPI siap menerima pengaduan jika memang ada yang merasa ditekan. "Sampai hari ini belum ada laporan yang masuk, semua masih kompak dan santai," kata pimpinan ormas sayap Golkar yang telah menyatakan dukungannya kepada Airlangga itu