MPR Temui PKS Tanyakan Usulan Amandemen UUD 1945

Reporter

Friski Riana

Selasa, 26 November 2019 09:03 WIB

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (dua kanan) bersama Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani (kanan) disambut oleh Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman (dua kiri) saat berkunjung ke DPP PKS, Jakarta, Selasa, 26 November 2019. Kunjungan Pimpinan MPR ini dalam rangka silaturahmi kebangsaan. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pimpinan Majelis Permusyaratan Rakyat akan melanjutkan safari kunjungan ke parta-partai politik untuk menjaring usulan amandemen UUD 1945.

Hari ini, Selasa, 26 November 2019, giliran mereka menyambangi kantor Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.

"Rencananya siang ini pimpinan MPR RI akan berkunjung," kata juru bicara PKS Ahmad Fathul Bari dalam pesan tertulisnya pagi ini.

Menurut Ahmad, para pimpinan MPR tersebut akan menemui Presiden PKS M. Sohibul Iman beserta jajaran pimpinan partai sekitar pukul 12.00 WIB.

Berdasarkan kabar dari Setjen MPR akan hadir Ketua MPR Bambang Soesatyo (Partai Golkar) serta 3 Wakil Ketua MPR, yakni Ahmad Muzani (Gerindra), Arsul Sani (PPP), dan Hidayat Nur Wahid (PKS).

Adapun para petinggi PKS yang akan menemui, selain M. Sohibul Iman, adalah Mahfudz Abdurrahman (Bendahara Umum), Untung Wahono (Sekretaris Majelis Syuro), Surahman Hidayat (Ketua Dewan Syariah), dan Tifatul Sembiring (Ketua Fraksi PKS di MPR).

Ahmad menuturkan bahwa agenda pertemuan yang utama adalah menjaring pendapat PKS mengenai amandemen UUD 1945.

Sebelumnya, pimpinan MPR mendatangi sejumlah partai untuk menjaring masukan tentang perubahan konstitusi tersebut.

Salah satu usulan yang muncul adalah perubahan masa jabatan presiden yang semula 2X5 tahun menjadi 3x5 tahun, 1x8 tahun, atau 2x5 tahun tak berturut-turut.

Ketua PDIP Ahmad Basarah berpendapat bahwa perubahan masa jabatan presiden bukan kebutuhan yang mendesak. Sedangkan haluan negara atau GBHN -- yang diupayakan muncul lagi oleh PDIP -- akan memastikan kesinambungan pembangunan nasional.

Usulan amademen UUD 1945 memang awalnya disampaikan untuk mengembalikan kewenangan MPR untuk menetapkan haluan negara (semacam Garis-garis Besar Haluan Negara/GBHN).

"Masyarakat tidak perlu khawatir, siapa pun presiden, gubernur, wali kotanya. Karena pembangunan nasional berkelanjutan."

Maka, menurut Basarah, memperpanjang masa jabatan presiden dengan alasan memastikan program-program pemerintahan terlaksana tidaklah relevan.

Pembahasan amandemen UUD 1945 oleh MPR periode 2019-2024, dia melanjutkan, harus lebih dahulu melalui Badan Pengkajian MPR. Tapi, Badan Pengkajian MPR belum terbentuk hingga kini.

Adapun Wakil Ketua MPR dari PPP, Arsul Sani, meminta masyarakat tai menanggapi berlebihan usulan-usulan amandemen UUD 1945 dari partai politik.

Berita terkait

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

2 jam lalu

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra mengatakan Gelora tak tolak PKS gabung ke pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

11 jam lalu

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

PKS Kota Depok membuka peluang bagi partai politik untuk bergabung pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai PKS Cenderung Jadi Partai di Luar Pemerintahan

23 jam lalu

Pengamat Nilai PKS Cenderung Jadi Partai di Luar Pemerintahan

PKS diprediksi bakal menjadi partai di luar pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

1 hari lalu

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

Nasdem Sulsel menyatakan komunikasi politik tetap terbuka dengan partai lain guna menghadapi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

1 hari lalu

Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

Imam Budi Hartono sudah memegang surat keputusan dari DPP PKS untuk maju Pilkada Depok 2024 dan berharap bisa berkoalisi dengan Golkar.

Baca Selengkapnya

Analis Politik Sebut Depok Krisis Tokoh Hadapi Dominasi PKS

1 hari lalu

Analis Politik Sebut Depok Krisis Tokoh Hadapi Dominasi PKS

Kota Depok sampai saat ini dinilai masih krisis calon pemimpin. Apalagi untuk melawan dominasi PKS dalam Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Ketua DPW PKS Jakarta Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur

1 hari lalu

Ketua DPW PKS Jakarta Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur

Bursa calon gubernur Daerah Khusus Jakarta dari PKS mulai ramai. Salah satunya Ketua DPW PKS Jakarta Khoirudin.

Baca Selengkapnya

Soal Pertemuan dengan Megawati dan PKS, Gerindra: Prabowo Masih Punya Agenda Lain

1 hari lalu

Soal Pertemuan dengan Megawati dan PKS, Gerindra: Prabowo Masih Punya Agenda Lain

Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, bicara mengenai peluang pertemuan antara Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri dan PKS. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Soal Sikap Politik PKS Usai Pilpres 2024, Jubir: Santai Saja

1 hari lalu

Soal Sikap Politik PKS Usai Pilpres 2024, Jubir: Santai Saja

Koordinator Juru bicara PKS, Ahmad Mabruri, mengatakan sikap politik PKS jadi koalisi atau oposisi akan diumumkan jika sudah diputuskan Majelis Syuro.

Baca Selengkapnya

Penjelasan PDIP Minta MPR Tidak Lantik Prabowo-Gibran dalam Gugatannya ke PTUN

2 hari lalu

Penjelasan PDIP Minta MPR Tidak Lantik Prabowo-Gibran dalam Gugatannya ke PTUN

Sidang pemeriksaan pendahuluan gugatan PDIP terkait dugaan perbuatan melawan hukum oleh KPU telah gelar pukul 10.00 WIB, Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya