MUI Dukung Wacana Sertifikat Layak Kawin

Reporter

Dewi Nurita

Senin, 18 November 2019 09:38 WIB

Ilustrasi pasangan pengantin. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendukung wacana program sertifikat layak kawin yang disampaikan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendi. "Saya kira ini bagus sekali, program yang berguna untuk mengurangi tingkat perceraian di dalam masyarakat," kata Ketua MUI Bidang Perempuan, Remaja, dan Keluarga, Amany Lubis saat dihubungi Tempo pada Senin, 18 November 2019.

Menurut Amany, program ini juga sejalan dengan kebijakan pemerintah lainnya, yakni; program keluarga sejahtera dan program gerakan sayang ibu (GSI). Selama ini, ujar Amany, MUI juga telah mengadakan kursus pranikah melalui ormas-ormas mitra MUI. Namun, pelaksananya masih beragam.

"Ada yang tiga pekan, tiga bulan, ada yang seminggu, ada juga yang tiga hari. Berbeda-beda.” Ia memuji jika ada kebijakan semua calon pengantin harus punya sertifikat layak menjadi orang tua dan bisa memahami seluk-beluk keluarga dan rumah tangga.

Dengan program ini, ujar Amany, diharapkan keluarga-keluarga di Indonesia bisa lebih kuat dan sejahtera. Selain itu, tingkat perceraian juga diharapkan bisa menurun. “Sekarang ini mudah menikah dan mudah juga bercerai karena tidak paham apa sebenarnya pernikahan itu. Jadi, wacana sertifikasi layak menikah ini bagus sekali,” ujar Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ini.

Di lain sisi, Direktur YLBHI Asfinawati, yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil, menilai wacana kebijakan sertifikat layak kawin yang dilontarkan pemerintah lebih banyak sisi buruknya ketimbang baiknya. Kalau tidak hati-hati, ujar Asfi, bisa membuka peluang penyalahgunaan wewenang dan kontrol terhadap ruang privat. Misalnya, pemerasan dan suap. "Misalnya, dalam praktiknya seharusnya lulus, malah dibilang enggak. Kejadian ini kan umum di Indonesia," ujar Asfinawati saat dihubungi Tempo pada Ahad, 17 November 2019.

Asfina menyarankan materi kursus perkawinan dimasukkan ke kurikulum pendidikan sekolah saja, secara bertahap sesuai perkembangan kedewasaan. "Misalnya, menghargai satu sama lain, khususnya perempuan, itu seharusnya diajarkan sejak dini untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan."

Advertising
Advertising

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

8 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

9 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

SETARA Institute Minta Polda Metro Jaya Terapkan Restorative Justice atas Laporan Penistaan Agama oleh Gilbert Lumoindong:

9 hari lalu

SETARA Institute Minta Polda Metro Jaya Terapkan Restorative Justice atas Laporan Penistaan Agama oleh Gilbert Lumoindong:

Direktur Eksekutif SETARA Institute Halili Hasan menyebut seharusnya polisi mengabaikan dan tidak menindaklanjuti laporan terhadap Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

MUI: Semua Pihak Harus Ikhlas dan Legowo terhadap Putusan MK

10 hari lalu

MUI: Semua Pihak Harus Ikhlas dan Legowo terhadap Putusan MK

Sebelumnya MK menolak seluruh permohonan sengketa pilpres 2024 dadi Kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan kubu Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

11 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Kemenkominfo Nyatakan Hoaks Isu MUI Serukan Boikot Produk Aqua

16 hari lalu

Kemenkominfo Nyatakan Hoaks Isu MUI Serukan Boikot Produk Aqua

Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) memberikan cap hoaks pada sejumlah unggahan di media sosial Facebook dengan narasi yang mengklaim Majelis Ulama Indonesia (MUI) memboikot produk air minum dalam kemasan merek Aqua karena dianggap pro-Israel.

Baca Selengkapnya

Begini Penjelasan MUI dalam Melihat Hilal di Sidang Isbat 1 Syawal 1445 H

23 hari lalu

Begini Penjelasan MUI dalam Melihat Hilal di Sidang Isbat 1 Syawal 1445 H

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa, Profesor Asrorun Niam Sholeh mengatakan, bulan sudah nampak dan memungkinkan bisa dilihat atau imkan rukya.

Baca Selengkapnya

Petugas Damkar Meninggal Usai Padamkan Api Gedung YLBHI Punya Riwayat Penyakit Dalam

23 hari lalu

Petugas Damkar Meninggal Usai Padamkan Api Gedung YLBHI Punya Riwayat Penyakit Dalam

Kadis Gulkarma DKI Jakarta Satriadi Gunawan, menceritakan kronologi tewasnya petugas pemadam kebakaran di YLBHI, Samsul Triatmoko.

Baca Selengkapnya

Petugas Damkar Meninggal Usai Padamkan Gedung YLBHI, Kadis Gulkarmat: Bukan Akibat Terbakar

23 hari lalu

Petugas Damkar Meninggal Usai Padamkan Gedung YLBHI, Kadis Gulkarmat: Bukan Akibat Terbakar

Petugas pemadam kebakaran meninggal seusai memadamkan api di Gedung YLBHI bukan karena kena asap.

Baca Selengkapnya

Fakta Kebakaran Kantor YLBHI: Kronologi, Dugaan Penyebab, hingga Petugas Damkar Gugur

25 hari lalu

Fakta Kebakaran Kantor YLBHI: Kronologi, Dugaan Penyebab, hingga Petugas Damkar Gugur

Kantor YLBHI kebakaran pada Ahad malam, 7 April 2024. Berikut fakta-fakta peristiwa kebakaran tersebut.

Baca Selengkapnya