PT Garuda Indonesia: Kerusakan Mesin Penyebab Kecelakaan GA-421
Reporter
Editor
Rabu, 16 Juli 2003 12:13 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Direktur Operasional PT Garuda Indonesia Rudy A. Handoko mengatakan kerusakan mesin (both engine flame out) merupakan penyebab pesawat Boeing 737 milik perusahaan tersebut mendarat darurat di Sungai Bengawan Solo, Klaten, Jawa Tengah, Rabu (16/1) malam. Pernyataan tersebut sekaligus membantah dugaan adanya sabotase pada pesawat bernomor lambung GA-421 yang mengangkut 54 penumpang dari Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) menuju ke Yogyakarta. “Ketika pukul 16.29 WIB pesawat melakukan descend (terbang rendah) dari 32 ribu kaki menuju 23 ribu kaki memasuki awan yang bercuaca buruk disertai hujan dan badai, dua engine mati seketika,” katanya kepada pers di Cengakreng, Tangerang, Kamis (17/1). Kendati demikian Handoko tak merinci penyebab matinya kedua mesin pesawat tersebut. Handoko menjelaskan, Pilot Kapten Abdul Rozak dan Co-pilot Heryadi Gunawan telah dua kali mencoba menyalakan mesin sebanyak dua kali. Namun mesin tetap tidak berfungsi. Sehingga pesawat melayang-layang di udara tanpa mesin selama 10 menit. Ketinggian badan pesawat dari bumi mengalami penurunan drastis hingga akhirnya keluar dari awan. Kemudian Kapten Abdul Rozak berinisiatif menjalankan prosedur pendaratan darurat dengan sistem navigasi manual. ”Saat terlihat aliran Sungai Bengawan Solo, Kapten harus mengambil keputusan dalam situasi genting,” ujarnya. Sementara itu, Direktur Jenderal Hubungan Udara Departemen Perhubungan Iing Iskandar mengatakan, pihaknya telah melakukan sertifikasi pesawat sebelum mengudara. Menurut Iing, GA-421 telah melaksanakan proses pengecekan sesuai dengan prosedur keamanan internasional. Dan pesawat dinyatakan dalam kondisi baik. ”Sebelum pengoperasian, harus ada melakukan proses limitasi di bandara,” paparnya. Dia membantah bahwa kondisi GA-421 sudah cukup tua sehingga sudah perlu masuk kandang. Menurut dia, pesawat yang baru dibuat sekalipun dapat mengalami kerusakan apabila tidak melalui perawatan teknis. ”Jangan ada konotasi bahwa pesawat tua tidak layak terbang,” tandasnya. PT Garuda memiliki 24 pesawat jenis boeing tahun 1989, dengan daya angkut 124 penumpang. Harganya satu unitnya berkisar US$ 40 juta. (Jhonny Sitorus-Tempo News Room)
Berita terkait
Sule: Mahalini akan Pindah Agama dan Menikah dengan Rizky Febian secara Islam
3 menit lalu
Sule: Mahalini akan Pindah Agama dan Menikah dengan Rizky Febian secara Islam
Sule menjelaskan bahwa Mahalini akan menjadi mualaf sebelum menikah dengan Rizky Febian secara Islam di Jakarta.