Kalbe Diduga Beri Pelicin Dokter, Direktur: Saya Tak Mengerti

Reporter

Halida Bunga

Senin, 11 November 2019 09:45 WIB

Bernadus Karmin Winata, Direktur PT Kalbe Farma Tbk saat sambutan dalam acara Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) 2019 bertajuk "Goes Digital" pada Sabtu, 26 Oktober 2019 di Indonesia Convention Exhibition, BSD, Tangerang Selatan.

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Bernadus Karmin Winata mengaku tak mengerti perusahannya disebut memberikan uang pelicin kepada puluhan dokter di sejumlah Rumah Sakit di Jakarta. Menurut Bernadus, praktik suap kepada dokter berhenti sejak Peraturan Nomor 58 Tahun 2016 diedarkan Menteri Kesehatan. Dia mengatakan perusahaannya tidak membolehkan praktik itu sejak sebelum era jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada 2012.

"Saya tidak mengerti. Menurut saya, Kalbe tidak pernah melakukan hal seperti itu," kata Bernadus kepada tim Investigasi Majalah Tempo, Sabtu 9 November 2019. Alasannya, Kalbe perusahaan terbuka, terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Investor dari luar, ujar dia, sudah bertanya soal ini kira-kira 15 atau 20 tahun lalu.

Investigasi Majalah Tempo edisi 11-17 November 2019 menemukan uang diduga pelicin itu dilakukan melalui medical representative (medrep). Mereka disebut mengguyur dokter dengan komisi, bonus dan fasilitas agar meresepkan obat yang diproduksi Kalbe.

Salah satu medrep PT Kalbe Farma itu adalah Christian. Kepada Tempo, dia membuka hampir 700 halaman dokumen bukti pengiriman komisi sejak tahun 2010-2019. Bernadus mengaku tak tahu adanya transfer yang dilakukan medrep yang mengatasnamakan Kalbe itu.

"Tidak tahu. Terkesan ada pembukuan ganda.” Bernadus menjamin bahwa di perusahaannya tidak mungkin ada pembukuan ganda. “Kami diaudit sangat ketat."

Advertising
Advertising

Meski begitu, kata Bernadus, transfer uang oleh medrep mungkin dilakukan atas berbagai alasan, termasuk motif pribadi. Dia menegaskan, jika ada medrep yang ketahuan melakukan praktik itu, Kalbe pasti menindak. "Pasti kami pecat."

Merujuk dokumen yang diterima Tempo, ada dua kategori pemberian komisi kepada dokter. Kategori pertama adalah sponsorship berupa pengiriman dokter mengikuti seminar ilmu kesehatan sesuai spesialisasi. Kategori kedua adalah survei uji coba obat yang menjadi kamuflase pemberian komisi dari perusahaan farmasi kepada dokter.

Kedua kategori itu rata-rata nilainya di atas Rp 10 juta untuk setiap dokter. Pelanggaran terjadi ketika Kalbe mengirimkan biaya itu dalam bentuk tunai ke rekening bank dokter itu. Padahal, aturan menteri Kesehatan melarang hubungan langsung antara pabrik farmasi dan dokter.

Berita selengkapnya baca Majalah Tempo "Pelicin Obat yang Tak Sehat".

HALIDA BUNGA | MAJALAH TEMPO

Catatan Redaksi:

Berita ini direvisi dengan penambahan kata diduga pada judul dan beberapa kalimat di tubuh berita. Revisi dilakukan pada Senin, 11 November 2019, pukul 13.03 WIB. Mohon maaf atas revisi ini. Terima kasih.

Berita terkait

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

13 hari lalu

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.

Baca Selengkapnya

2.700 Perawat Dikerahkan di Tengah Mogok Massal Dokter Korea Selatan

18 hari lalu

2.700 Perawat Dikerahkan di Tengah Mogok Massal Dokter Korea Selatan

Korea Selatan masih didera pemogokan massal para dokter. Ribuan perawat disiagakan.

Baca Selengkapnya

Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

20 hari lalu

Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

Sekitar 44 juta warga Korea Selatan akan memberikan suaranya dalam pemilu yang akan menentukan sisa masa kepemimpinan Presiden Yoon Suk yeol.

Baca Selengkapnya

Dokter Penjara Israel: Tahanan Palestina Harus Diamputasi karena Diborgol 24 Jam

26 hari lalu

Dokter Penjara Israel: Tahanan Palestina Harus Diamputasi karena Diborgol 24 Jam

Dokter Israel di rumah sakit lapangan di dalam penjara yang menampung warga Palestina asal Gaza menyebut hal ini merupakan pelanggaran hukum

Baca Selengkapnya

Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

27 hari lalu

Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

Flu Singapura merupakan infeksi yang diakibatkan oleh virus. Penyakit ini sering menjangkiti anak-anak, terutama di bawah 7 tahun.

Baca Selengkapnya

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

32 hari lalu

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard

Baca Selengkapnya

Dokter Masih Mogok, Rumah Sakit Besar di Korea Selatan Tutup Bangsal

33 hari lalu

Dokter Masih Mogok, Rumah Sakit Besar di Korea Selatan Tutup Bangsal

Korea Selatan menutup bangsal rumah sakit besar karena tak ada dokter.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Dokter Gadungan Pemilik Klinik di Bekasi, Sudah 5 Tahun Buka Praktek

42 hari lalu

Polisi Tangkap Dokter Gadungan Pemilik Klinik di Bekasi, Sudah 5 Tahun Buka Praktek

Polisi menangkap dokter gadungan bernama Ingwy Tito Banyu yang membuka praktek di Klinik Pratama Keluarga Sehat, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi.

Baca Selengkapnya

Mau Tetap Olahraga Saat Puasa? FKUI Beberkan Tips, Risiko, dan Manfaatnya

44 hari lalu

Mau Tetap Olahraga Saat Puasa? FKUI Beberkan Tips, Risiko, dan Manfaatnya

Untuk lansia, status hidrasinya harus lebih diperhatikan saat memutuskan tetap berolahraga di bulan puasa.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Kirim Pemberitahuan Penangguhan Izin Praktik Dokter Muda

50 hari lalu

Korea Selatan Kirim Pemberitahuan Penangguhan Izin Praktik Dokter Muda

Korea Selatan telah mengirimkan pemberitahuan awal tentang penangguhan izin praktik dokter pada 5 ribu dokter magang yang sedang mogok kerja.

Baca Selengkapnya