Pengamat Sebut Jokowi Beri Harapan Palsu Soal Perpu KPK

Reporter

Dewi Nurita

Editor

Juli Hantoro

Jumat, 1 November 2019 21:12 WIB

Seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menggunakan topeng sambil tidur di atas spanduk saat berunjuk rasa di jalan Sultan Alauddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin, 28 Oktober 2019. Unjuk rasa mahasiswa yang memperingati hari Sumpah Pemuda tersebut menuntut pemerintah agar segera menyelesaikan sejumlah permasalahan diantaranya mengeluarkan Perppu KPK, usut kasus penembakan unjuk rasa mahasiswa di Kendari, tolak kenaikan iuran BPJS Kesehatan dan penyelesaian konflik di Papua. ANTARA/Abriawan Abhe/

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti menilai Presiden Jokowi selama ini hanya memberikan harapan palsu soal Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi atau Perpu KPK.

Menurut Rangkuti, jika alasannya hanya menunggu proses gugatan di MK, Jokowi tidak memerlukan waktu yang lama untuk menjawab soal apakah akan mengeluarkan Perpu atau tidak.

"Presiden tidak perlu membuat janji untuk menerbitkan Perpu atau tidak. Cukup sampaikan bahwa Perpu tidak dalam opsinya karena revisi UU KPK," ujar Rangkuti lewat keterangan tertulis pada Jumat, 1 November 2019.

Rangkuti menilai, pernyataan Jokowi ini hanya basa-basi yang dibumbui bahasa sopan dan santun saja. "Padahal tidak menepati janji itu jelas bukanlah tindakan yang sopan dan lagi santun. Harusnya berterus terang sejak awal bahwa tidak akan mengeluarkan Perpu KPK," ujar dia.

Basa-basi presiden selama ini, ujar Rangkuti, hanya memberi harapan palsu kepada masyarakat. "Menaikkan asa, menanti harap lalu dikecewakan. Jelas itu bukan sikap dan tindakan yang sopan," ujar dia.

Advertising
Advertising

Hari ini, Jokowi buka suara soal Perpu KPK. Dia memastikan belum akan mengeluarkan Perpu, karena saat ini masih berlangsung uji materi UU KPK hasil revisi di Mahkamah Konstitusi.

UU KPK hasil revisi mendapat penolakan dari berbagai pihak. UU KPK itu dianggap sebagai upaya pelemahan lembaga antirasuah. Gelombang unjuk rasa menolak UU KPK muncul. Sejumlah mahasiswa menuntut Presiden Jokowi mengeluarkan Perpu KPK, korban jatuh.

Pada 26 September, Jokowi sempat mengadakan pertemuan dengan tokoh dan cendekiawan untuk menampung usulan mengenai Perpu KPK. Usai mengadakan pertemuan itu, Jokowi berjanji mempertimbangkan opsi menerbitkan Perpu KPK.

Pada 30 September, Jokowi bertemu dengan para pimpinan partai politik koalisi di Istana Bogor. Dalam pertemuan itu, para pimpinan partai menyampaikan bahwa Perpu KPK harus menjadi opsi paling akhir, jika opsi lain masih ada.

Berita terkait

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

2 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

2 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

2 jam lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

3 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

3 jam lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

4 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

5 jam lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

5 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

7 jam lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

8 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya