Lokataru Nilai Ruang Kebebasan Sipil Dikerdilkan di Era Jokowi

Reporter

Egi Adyatama

Editor

Amirullah

Senin, 28 Oktober 2019 19:39 WIB

Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, sebelum pelantikan wakil menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, 25 Oktober 2019. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Lokataru Foundation menilai bahwa terjadi pengkerdilan ruang kebebasan sipil di Indonesia di era pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Hal ini disimpulkan Lokataru dari studi yang mereka lakukan berdasarkan pada sejumlah peristiwa yang terjadi belakangan.

Deputi Direktur Eksekutif Lokataru Foundation Mufti Makarim mengatakan empat peristiwa itu adalah Papua dan pendekatan keamanan, aksi demonstrasi besar jelang pelantikan Presiden, pembatasan kebebasan akademik, dan pemberangusan serikat buruh.

"Di empat itu, titik temunya sama. Ada upaya untuk membatasi ruang dari masyarakat sipil. Kalau kami lihat prosesnya dia bukan dari suatu yang tiba-tiba, tapi sesuatu yang berkaitan dengan isi kepala dari pemerintah dalam melihat sektor-sektor ini," kata Mufti dalam diskusi bertema Penyempitan Ruang Kebebasan Sipil di Era Jokowi di Ashley Hotel, Jalan Wahid Hasyim, Senin, 28 Oktober 2019.

Mufti mengatakan ukuran bebasnya suatu sipil dapat dilihat dari tiga hal, yakni kebebasan berekspresi, kebebasan berkumpul, dan kebebasan berorganisasi. Ketiga hal ini kemudian banyak dibatasi oleh pemerintah.

Jika merujuk pada prosesnya, Mufti mengatakan arah pengkerdilan ini sebenarnya sudah dimulai sejak awal pemerintahan Jokowi. Maraknya penangkapan yang didasarkan pada Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik menjadi salah satu patokannya. Padahal ini menilai banyak di antaranya adalah pasal karet yang memiliki banyak tafsir.

Advertising
Advertising

Hal ini kemudian terakumulasi menjelang Pemilihan Presiden 2019 dan pelantikan Presiden. Insiden rasial terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, dinilai ditanggapi secara berlebihan oleh pemerintahan.

"Yang ada di dalam kepala pemerintah adalah kekhawatiran adanya internasionalisasi isu Papua. Karena itu, yang dilarang adalah demonstrasi mendukung isu Papua, yang berujung penangkapan aktivis Papua di Jakarta. Kemudian pembatasan informasi dengan pembatasan internet," kata Mufti.

Kemudian pada aksi demonstrasi 24-25 September oleh mahasiswa dan pelajar yang memprotes RUU KPK dan RKUHP, juga ditanggapi secara berlebihan. Padahal, Mufti menegaskan tak ada unsur yang dilanggar dalam protes yang dilancarkan mahasiswa dan pelajar.

Ia menilai pemerintah terlalu takut melihat besarnya massa yang mau turun ke jalan. "Kalau massanya besar, ada kekhawatiran bisa ditunggangi untuk menggeser ke isu yang lain. Isu yang dikhawatirkan adalah serangan kepada Istana," kata Mufti.

Kemudian, pengekerdilan diperpanjang dengan adanya pembatasan di kampus dalam bentuk pelarangan tema-tema tertentu dan pelarangan mahasiswa ikut demonstrasi. Selain itu, pemberangusan serikat buruh juga dilakukan.

Mufti mengatakan aktor pemberangusan pun berubah dan semakin bervariatif. Jika dulu pengusaha dan aparat mendominasi pelaku pemberangusan, maka saat ini Mufti mengatakan banyak pemain baru seperti ormas, suku dinas provinsi tenaga kerja, hingga serikat kerja itu sendiri.

Berita terkait

Duel Timnas U-23 Indonesia vs Irak Malam Ini, Presiden Jokowi Akan Saksikan dari Kamar

10 menit lalu

Duel Timnas U-23 Indonesia vs Irak Malam Ini, Presiden Jokowi Akan Saksikan dari Kamar

Presiden Jokowi memilih untuk menyaksikan laga Timnas U-23 Indonesia melwan Irak dari kamarnya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

2 jam lalu

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, NTB, pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Dampingi Presiden Gowes Sapa Warga di Mataram

2 jam lalu

Mentan Amran Dampingi Presiden Gowes Sapa Warga di Mataram

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman turut serta bersama presiden menyapa warga Mataram.

Baca Selengkapnya

Soal Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora, Bagaimana Peraturannya?

2 jam lalu

Soal Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora, Bagaimana Peraturannya?

Jokowi pernah memerintahkan pengkajian soal status bagi diaspora, tapi menurun Menteri Hukum bukan kewarganegaraan ganda.

Baca Selengkapnya

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

3 jam lalu

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

Pengamat menilai hubungan Jokowi dengan Megawati yang renggang membuat Jokowi dan Prabowo akan terus bersama.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

4 jam lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

4 jam lalu

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

Timnas Indonesia kalah melawan Uzbekistan dalam semifinal Piala Asia U-23 2024. Ini komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

4 jam lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

17 jam lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

18 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya