Dinginkan Kerusuhan, Bupati Penajam Paser Utara Gelar Mediasi

Jumat, 18 Oktober 2019 00:28 WIB

Kerusuhan terjadi di Panajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu, 16 Oktober 2019.

TEMPO.CO, Penajam-Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Abdul Gafur Mas’ud bersama sejumlah tokoh adat Dayak dan Paser melakukan upaya mediasi dengan tokoh masyarakat setempat, Kamis, 17 Oktober 2019. Mediasi dilakukan setelah meletus kerusuhan oleh kelompok suku lokal.

Mediasi yang digelar di Rumah Adat Baru Jalan Penajam–Kuaro, Kecamatan Longkali, Kabupaten Paser itu dihadiri Sekjen Majelis Adat Dayak Nasional Yakobus Kumis, Ketua Dewan Adat Dayak Kalimantan Timur Edi Gunawan, Ketua Lembaga Adat Dayak Kenyah Kalimantan Timur, Ketua Lembaga Adat Paser Penajam Paser Utara Musa, Ketua Dewan Adat Dayak Balikpapan Abriantinus, sesepuh adat Paser Sudirman, tokoh adat Paser Midin, kuasa hukum adat Dayak Padman Hutapea, perwakilan keluarga korban Sapri dan masyarakat adat Paser.

Abdul Gafur Mas’ud mengaku menjadi orang yang paling sedih karena mendapat amanah dari seluruh masyarakat, mulai dari suku Paser, Dayak, Jawa, Bugis dan lain-lain untuk menjaga kondusivitas di wilayah Penajam Paser Utara setelah terjadi kerusuhan. “Kalau memang masalah ini ditunggangi untuk menolak kehadiran ibu kota negara di PPU, tetapi jangan sampai merugikan masyarakat kita sendiri,” ujar dia.

Menurut Gafur, walau pun Penajam Paser Utara dan Paser berbeda dari segi wilayah, namun kedua daerah masih serumpun, sehingga tidak perlu ada perbedaan maupun perselisihan yang dapat merugikan banyak orang. “Saya sebagai bupati akan tetap mengikuti dan mengawal perkembangan kasus ini agar dapat berjalan sebagaimana mestinya,” ucapnya.

Sesepuh adat Dayak Paser Sudirman dalam musyawarah tersebut mengucapkan terima kasih kepada bupati yang menyempatkan hadir di tengah-tengah mereka untuk mendengarkan keluh kesah masyarakat. “Semoga dengan pertemuan kita di siang hari ini dapat meredam semua amarah masyarakat khususnya masyarakat adat lokal di wilayah Kabupaten Paser. Kita semua juga dapat saling menjaga dan jangan sampai masalah ini nantinya justru di tunggangi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab,” katanya.

Perwakilan keluarga korban, Sapri, berharap polisi menghukum setimpal pada tersangka yang telah menghilangkan nyawa keluarganya. “Kami masyarakat Paser tidak terima dengan hilangnya nyawa keluarga kami, kami memiliki hukum adat sehingga harus mengikuti hukum adat kami,” ucapnya.

Dari mediasi itu ditelurkan dua poin kesepakatan. Pertama, masyarakat adat Paser akan melaksanakan sidang adat yang dihadiri oleh tokoh-tokoh besar adat Dayak secara internal tanpa keterlibatan aparat hukum. Kedua, semua peserta sepakat untuk meredam amarah masyarakat adat Dayak Paser yang berada di wilayah Kabupaten Paser, khususnya Kecamatan Long Kali agar tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan serta merugikan masyarakat banyak.

S.G. WIBISONO



Berita terkait

Satgas Sebut IKN Siap Gelar Upacara HUT Ke-79 RI, Sejauh Mana Kesiapannya?

13 hari lalu

Satgas Sebut IKN Siap Gelar Upacara HUT Ke-79 RI, Sejauh Mana Kesiapannya?

Kementerian PUPR mempercepat pembangunan Bandara Naratetama di kawasan IKN.

Baca Selengkapnya

Bahas Sengketa Lahan Imbas Proyek IKN, Komnas HAM Temui Otorita hingga Badan Bank Tanah

22 hari lalu

Bahas Sengketa Lahan Imbas Proyek IKN, Komnas HAM Temui Otorita hingga Badan Bank Tanah

Komnas HAM minta penjelasan ihwal surat peringatan Otorita IKN terhadap masyarakat Desa Pemaluan untuk membongkar pemukimannya.

Baca Selengkapnya

Korupsi Perumda Benuo Taka, KPK Eksekusi Baharun Genda Cs ke Rutan Klas IIA Samarinda

23 hari lalu

Korupsi Perumda Benuo Taka, KPK Eksekusi Baharun Genda Cs ke Rutan Klas IIA Samarinda

KPK telah selesai melaksanakan eksekusi pidana badan dengan dua terpidana korupsi Perumda Benuo Taka.

Baca Selengkapnya

Polemik Pembangunan IKN, Terakhir Dugaan Penggusuran Masyarakat Adat

36 hari lalu

Polemik Pembangunan IKN, Terakhir Dugaan Penggusuran Masyarakat Adat

Pembangunan IKN disorot publik belakangan ini, pasalnya ada dugaan tindakan penggusuran masyarakat adat di wilayah Pemaluan, Kaltim.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga Sepaku saat Badan Bank Tanah Antarkan Surat Peringatan Bersama Aparat TNI dan Brimob

36 hari lalu

Cerita Warga Sepaku saat Badan Bank Tanah Antarkan Surat Peringatan Bersama Aparat TNI dan Brimob

Elisnawati, warga Sepaku, Kabupaten Penajem Paser Utara itu mengenang kembali peristiwa ketika para pejabat Badan Bank Tanah datang ke kampungnya.

Baca Selengkapnya

Imbau Warga di Kawasan IKN Berhenti Garap Lahan, Ini Profil Badan Bank Tanah

37 hari lalu

Imbau Warga di Kawasan IKN Berhenti Garap Lahan, Ini Profil Badan Bank Tanah

Badan Bank Tanah membantah berupaya menggusur warga Penajam Paser Utara demi kepentingan IKN.

Baca Selengkapnya

Disebut Kirim Surat Peringatan Agar Warga di IKN Berhenti Garap Lahan, Ini Penjelasan Badan Bank Tanah

38 hari lalu

Disebut Kirim Surat Peringatan Agar Warga di IKN Berhenti Garap Lahan, Ini Penjelasan Badan Bank Tanah

Syafran membantah Badan Bank Tanah berupaya menggusur warga Penajam Paser Utara demi kepentingan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Nasib Warga di IKN, Kena Praktik ala Kolonial hingga Terancam Digusur

38 hari lalu

Nasib Warga di IKN, Kena Praktik ala Kolonial hingga Terancam Digusur

KPA menyoroti surat Badan Bank Tanah kepada warga yang bermukim di Ibu Kota Nusantara atau IKN

Baca Selengkapnya

Setelah Ultimatum dari Otorita IKN, Muncul Surat Peringatan Badan Bank Tanah ke Warga Agar Berhenti Menggarap Lahan

39 hari lalu

Setelah Ultimatum dari Otorita IKN, Muncul Surat Peringatan Badan Bank Tanah ke Warga Agar Berhenti Menggarap Lahan

Setelah surat ultimatum dari Otorita IKN, kini muncul surat peringatan Badan Bank Tanah ke warga Penajam dan Sepaku agar berhenti menggarap lahan.

Baca Selengkapnya

Ibu Kota Haiti Chaos: Crazy Rich dan Toko Dirampok, Mayat Bergelimpangan di Jalanan

40 hari lalu

Ibu Kota Haiti Chaos: Crazy Rich dan Toko Dirampok, Mayat Bergelimpangan di Jalanan

Haiti dilanda kerusuhan setelah geng kriminal menguasai negara ini dan memaksa perdana menteri Ariel Henry mundur.

Baca Selengkapnya