Demokrat Tolak Amandemen UUD 1945 untuk Hidupkan GBHN

Rabu, 9 Oktober 2019 13:56 WIB

Pimpinan MPR RI periode 2019-2024 diambil sumpah jabatan dalam Sidang Paripurna Pelantikan Pimpinan MPR RI 2019-2024 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2019. Bambang Soesatyo terpilih sebagai Ketua MPR RI secara aklamasi berdasarkan hasil musyawarah 9 Fraksi dari DPR RI beserta unsur DPD RI. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Fraksi Partai Demokrat Majelis Permusyawaratan Rakyat Benny Kabur Harman mengatakan belum ada urgensi melakukan amandemen Undang-undang Dasar 1945. Jika tujuannya adalah menghidupkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), kata Benny, maka cukup dilakukan melalui pembentukan undang-undang saja.

"Tidak perlu mengubah UUD Negara RI 1945 jika maksudnya hanya untuk hidupkan GBHN," kata Benny kepada wartawan, Rabu, 9 Oktober 2019.

Benny mengatakan Indonesia sebenarnya juga sudah memiliki GBHN kendati dengan nama lain, yakni Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Rencana Pembangunan Jangka Menengah, dan Rencana Pembangunan Jangka Pendek. Aturan-aturan itu sudah lengkap tertuang dalam bentuk undang-undang.

Benny berujar, jika memang dipandang belum lengkap atau ketinggalan zaman, UU itu bisa direvisi kembali agar lebih responsif dan relevan dengan kondisi saat ini. Benny juga menyebut bisa saja UU itu diubah namanya menjadi spesifik UU tentang GBHN.

Perubahan nama itu bisa dilakukan melalui prosedur legislasi yang diatur dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Benny tetap berpendapat tak perlu ada perubahan konstitusi. "Kalau mau nomenklaturnya diganti, silakan saja ubah nama UU-nya menjadi tentang GBHN," kata dia.

Advertising
Advertising

Benny menilai, UUD 1945 belum urgen untuk diubah. Dia menyebut masalah kenegaraan Indonesia saat ini bukan bersumber dari UUD 1945, tetapi implementasi dari konstitusi itu.

Benny mengatakan MPR periode 2019-2024 semestinya berfokus membantu pemerintah menyelesaikan masalah-masalah lain yang lebih krusial, seperti masalah di Papua dan bagaimana merespons tuntutan publik terkait penerbitan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perpu) KPK.

Berita terkait

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

1 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Demokrat soal Peluang PKS Gabung ke Kubu Prabowo: Enggak Masalah Buat Kami

1 hari lalu

Demokrat soal Peluang PKS Gabung ke Kubu Prabowo: Enggak Masalah Buat Kami

Demokrat tidak keberatan jika nantinya PKS benar akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra menegaskan Prabowo belum pernah mengeluarkan susunan kabinet resmi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo, Politikus Demokrat Anggap Penguatan Koalisi

4 hari lalu

Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo, Politikus Demokrat Anggap Penguatan Koalisi

Menurut Herman, bergabungnya NasDem menandakan koalisi Prabowo-Gibran semakin kuat dan penting untuk membangun kebersamaan.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

4 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Reaksi KIM Soal Peluang Parpol Lain Gabung Koalisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

5 hari lalu

Reaksi KIM Soal Peluang Parpol Lain Gabung Koalisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra menyatakan Prabowo selalu berpesan satu musuh terlalu banyak, seribu kawan terlalu sedikit.

Baca Selengkapnya

Prabowo Berpeluang Tambah Anggota Koalisi Pemerintah, Demokrat: Kami Dukung

5 hari lalu

Prabowo Berpeluang Tambah Anggota Koalisi Pemerintah, Demokrat: Kami Dukung

Partai Demokrat akan mengikuti keputusan presiden terpilih Prabowo Subianto jika ingin menambah partai politik dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Baca Selengkapnya

Soal Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Demokrat Utamakan AHY

5 hari lalu

Soal Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Demokrat Utamakan AHY

Herzaky mengatakan Partai Demokrat akan mengutamakan AHY untuk menjadi menteri di kabinet Prabowo-Gibran mendatang.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Kementerian Baru, Demokrat: Itu Kebutuhan, Bukan Bagi-bagi Kue

5 hari lalu

Prabowo Bakal Bentuk Kementerian Baru, Demokrat: Itu Kebutuhan, Bukan Bagi-bagi Kue

Partai Demokrat menegaskan langkah Prabowo yang akan menempatkan orang berdasarkan kebutuhan itu bukan sebagai bentuk politik bagi-bagi kue.

Baca Selengkapnya

Demokrat Ingatkan Ini soal Niat Prabowo Rangkul Partai di Luar KIM

5 hari lalu

Demokrat Ingatkan Ini soal Niat Prabowo Rangkul Partai di Luar KIM

Partai Demokrat menyerahkan segala keputusan soal Koalisi Indonesia Maju (KIM) kepada calon presiden terpilih RI Prabowo, tapi...

Baca Selengkapnya