Akun Twitter Anonim Tuding Sudirman Said Kuasai KPK

Reporter

Fikri Arigi

Rabu, 9 Oktober 2019 11:31 WIB

Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto (kiri) berbincang dengan Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Sudirman Said (kanan) saat akan memberikan Pidato Kebangsaan di Semarang, Jumat, 15 Februari 2019. Dalam acara ini, Prabowo memamerkan tim pakar yang berada di belakangnya. ANTARA/Aji Styawan

TEMPO.CO, Jakarta - Akun Twitter @MataMataRakyat membuat sebuah rangkaian cuitan berjudul 'Membongkar Strategi Jaringan Sudirman Said dalam Menguasai KPK.' Puluhan tulisan tersebut dimunculkan dari Sabtu, 6 Oktober, hingga Minggu, 7 Oktober 2019.

@MataMataRakyat menuding Sudirman Said dan organisasi Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) yang dibentuknya sebagai jaringan inti yang mempengaruhi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Disebutkan bahwa Sudirman dan jaringannya berkamuflase sebagai kelompok yang menggunakan KPK sebagai pasar politik guna mengejar jabatan.

"SS (Sudirman Said) ini jadi awalnya mendirikan MTI (Masyarakat Transparansi Indonesia) waktu tahun 1998. Nah orang-orang ini terdiri dari Ahmad Fikri Assegaf, Amien Sunaryadi, Bambang Harymurti, Chandra Hamzah, Erry Riyana, Hamid Chalid. Mereka lah orang-orang yang digunakan oleh SS untuk menguasai KPK," tulis @MataMataRakyat pada Sabtu lalu, 6 Oktober 2019.

Dia lalu memaparkan latar belakang dari masing-masing nama yang disebutkan tadi. Beberapa nama dikaitkan dengan nama-nama yang kerap diserang karena diasosiasikan sebagai pendukung KPK.

Ahmad Fikri Assegaf, misalnya, secara khusus disebutkan sebagai ipar jurnalis Najwa Shihab. Selain itu juga Bambang Harimurty, mantan Dirut PT Tempo Inti Media, penerbit Tempo.

@MataMataRakyat menyatakan tujuan utama Sudirman Said, yang juga bekas Menteri ESDM, menguasai KPK adalah untuk menguasai jaringan perdagangan minyak di Indonesia. Dia bahkan menyebut jaringan-jaringan politik Sudirman Said bermuara pada organisasi berideologi Islam ekstrim Taliban.

Nama penyidik KPK Novel Baswedan turut disebut-sebut dalam cuitan panjang sebanyak 38 postingan tersebut. Novel disebut sebagai komandan Wadah Pegawai KPK dan tangan kanan Sudirman Said. @MataMataRakyat menilai Novel Baswedan berperan penting dalam infiltrasi gerakan politik Sudirman ke dalam KPK.

Sudirman Said menampik tuduhan itu. Ia mengatakan bahwa tulisan itu cukup matang untuk sebuah kabar bohong.

"Saya kagum pada penulisnya, karena serius betul menyiapkan fitnah dan kebohongan dengan keterampilan tinggi," kata Sudirman, yang pernah menjadi Cagub Jawa Tengah, dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo hari ini, Rabu, 9 Oktober 2019.

Menurut Sudirman Said, tulisan tersebut menggabungkan fakta dengan kejadian yang dirangkai menjadi seolah-olah betul adanya. "Keterampilan menulis yang dimiliki orang-orang ini dipakai untuk membunuh karakter."

Berita terkait

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

9 jam lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

21 jam lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

22 jam lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

1 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

1 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

1 hari lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

1 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

1 hari lalu

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.

Baca Selengkapnya