Polri: 3 Mahasiswa Tewas di Jayapura Diduga Terkena Peluru Karet

Reporter

Andita Rahma

Editor

Purwanto

Selasa, 24 September 2019 09:15 WIB

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menetapkan FBK sebagai aktor intelektual kerusuhan Papua.

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian RI menduga penyebab kematian tiga mahasiswa dalam unjuk rasa yang berakhir ricuh di Kota Jayapura, Papua, adalah terkena peluru karet. Namun Kepolisian akan memastikan kebenaran dugaannya itu melalui autopsi.

"Jadi dugaan karena peluru karet," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Selasa, 24 September 2019. "Tapi harus diautopsi dulu. Tim DVI harus mengecek identitasnya, pembanding antemortem dan postmortem, didalami DVI RS Bhayangkara Jayapura."

Unjuk rasa yang berakhir ricuh itu berlangsung di Kota Jayapura, Papua pada 23 September 2019. Tiga mahasiswa yang tewas itu, kata Dedi, bermula dari eksodus mahasiswa yang hendak membuat posko penampungan di Universitas Cendrawasih. Posko diperuntukkan bagi mahasiswa dari daerah tersebut yang kembali ke Papua.

Menurut polisi, keinginan mahasiswa itu ditolak pihak rektorat dan mahasiswa Universitas Cendrawasih karena dinilai mengganggu proses belajar mengajar. Rektorat kemudian memanggil polisi untuk membubarkan kerumunan mahasiswa. "Rektorat langsung hubungi Kapolda Papua, Kapolda Papua langsung kirim pasukan untuk negosiasi," ujar Dedi.

Usai bernegosiasi, kata Dedi, mahasiswa yang eksodus tersebut sepakat meninggalkan area kampus dan kembali ke Taman Budaya Ekspo Waena, Jayapura. Mereka pulang menggunakan kendaraan TNI-Polri.

Menurut polisi, selama perjalanan situasi berlangsung cukup kondusif. Namun sesampainya di Taman Budaya Ekspo Waena, mahasiswa secara tiba-tiba menyerang aparat TNI-Polri yang mengantar mereka. Dari penyerangan dadakan tersebut, satu anggota TNI tewas terkena bacokan di bagian kepalanya.

Melihat situasi ricuh, petugas langsung mengeluarkan tembakan. "Aparat mengambil tindakan sesuai dengan Perkap 1 tahun 2009 dan Perkap 7 tahun 2009 melakukan tindakan untuk melumpuhkan para mahasiswa yang sangat anarkis," kata Dedi.

Akibatnya, tiga orang diduga mahasiswa yang eksodus meninggal, sedangkan 20 orang luka-luka.

ANDITA RAHMA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

20 menit lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

11 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

15 jam lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Gejolak Demo Mahasiswa di Amerika Serikat: Begini Bentrok Pro-Palestina dan Pro-Israel

17 jam lalu

Gejolak Demo Mahasiswa di Amerika Serikat: Begini Bentrok Pro-Palestina dan Pro-Israel

Berulang, bentrok demo mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel. Terbaru di UCLA. Apa yang terjadi?

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

18 jam lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

19 jam lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

20 jam lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

23 jam lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

1 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

1 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya