2 Pekan Kena Asap, Begini Keluhan Warga Kalbar

Reporter

Friski Riana

Selasa, 17 September 2019 07:20 WIB

Sejumlah penumpang mengenakan masker di Bandara Supadio di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Minggu, 15 September 2019. Sebanyak 19 penerbangan keberangkatan dan 18 penerbangan kedatangan yang dibatalkan Bandara Internasional Supadio Pontianak karena jarak pandang. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Sudah dua pekan lamanya Rendra Desviyanto dan keluarganya terpapar asap dari kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat.

Pria 30 tahun yang tinggal di Kota Memapawah, sekitar 1,5 kilometer dari Pontianak, tersebut terpaksa mengurangi aktivitasnya di luar rumah.

"Mengirup asap buat kepala pusing dan mual. Apalagi anak saya baru lahir dua bulan lalu. Betapa rentannya berhari-hari terpapar asap," katanya kepada Tempo via pesan singkat pada Senin lalu, 16 September 2019.

Rendra bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Pemerintah Kota Mempawah. Aktivitasnya di luar rumah hanya pada saat bekerja. Sebelumnya, dia berprofesi sebagai jurnalis koran nasional.

Selama asap menyelimuti kawasan tempat tinggalnya, tak sekalipun jendela rumah dibuka. Tetapi asap tetap saja masuk ke rumah. Dengan kondisi seperti itu Rendra, istri, dan anaknya sering batuk-batuk hingga mengalami demam.

"Karena kualitas udara jelek sekali."," ucapnya.

Hujan pun tak kunjung datang meski langit terlihat mendung. Langit kelabu karena asap.

Rendra heran kebakaran hutan dan lahan di wilayahnya tak kunjung teratasi. Padahal, dia sering melihat petugas melakukan pemadaman.

Rendra menduga pemadaman api tak maksimal karena kurangnya petugas. Apalagi, lahan yang terbakar cukup luas.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Agustus 2019 total luas lahan yang terbakar di Kalimantan Barat 25.900 hektare dengan jumlah hotspot (titik api) mencapai 384 titik.

Rendra berharap pemerintah tegas kepada perusahaan yang membakar lahan. Ia menuntut hukuman yang dapat membuat jera pelaku. "Kalau enggak tegas, ya cuma jadi bencana tahunan," tuturnya.

FRISKI RIANA

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

13 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

21 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

Kabut Asap Selimuti Kota Dumai, Kondisi Udara Memburuk

42 hari lalu

Kabut Asap Selimuti Kota Dumai, Kondisi Udara Memburuk

Kabut asap yang menyelimuti udara Dumai berasal dari kebakaran lahan di beberapa titik, dan kiriman dari perbatasan dengan Kabupaten Bengkalis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

47 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

50 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

51 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

51 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

51 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

52 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

56 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya