Kata Eks Direktur Walhi Setelah Disindir ICW Hilang di Istana
Reporter
Friski Riana
Editor
Syailendra Persada
Jumat, 13 September 2019 06:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden, Abetnego Tarigan, mengatakan tak terlalu ambil pusing dengan sindiran Indonesia Corruption Watch (ICW) yang menyebut ada aktivis antikorupsi hilang di istana.
"Sindiran teman-teman itu bisa dimaknai perhatian terhadap para aktivis yang ada di lingkaran untuk memberikan amplifikasi suara masyarakat sipil terhadap RUU KPK," kata Abetnego yang merupakan mantan Direktur Walhi ini kepada Tempo, Kamis, 12 September 2019.
Abetnego mengatakan tidak semua terlibat mengurus isu RUU KPK. "Seperti saya, ada beberapa yang harus saya tangani seperti reforma agraria, perhutanan sosial, konflik agraria, sekarang karhutla sedang genting dan tindak lanjut bencana alam," ujarnya.
Artinya, kata Abetnego, banyak isu yang perlu diperhatikan dan keberadaan aktivis di Istana bukan lah tanpa tugas-tugas tertentu.
Lewat akun Instagram resminya, ICW mengunggah tulisan beserta foto beberapa aktivis antikorupsi yang sekarang menjadi anak buah Presiden Jokowi. ICW menganggap para mantan aktivis ini tak bisa mengawal penolakan revisi UU KPK.
"Mohon bantuan teman-teman @kontras_update untuk menemukan para senior yang terhormat ini, karena mereka telah pergi tanpa pesan di tengah kegentingan kerja-kerja pemberantasan korupsi dan penegakan hak asasi manusia," tulis akun @sahabatICW.
Selain Abetnego, aktivis lainnya yang disindir antara lain Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Tenaga Ahli Utama Kedeputian V KSP Ifdhal Kasim, Komisaris Utama BUMN PT Adhi Karya Fadjroel Rachman, anggota Dewan Komisaris Pertamina Alexander Lay, Deputi V KSP Jaleswari Pramodhawardani, Komisaris Utama Bank BRI Andrinof Chaniago, dan anggota DPR terpilih dari PDIP Johan Budi.