Datangi PN Medan, Djarot Kecewa Terdakwa Kasus Fitnah Tak Hadir

Reporter

Mei Leandha

Rabu, 28 Agustus 2019 03:30 WIB

Djarot Saiful Hidayat. TEMPO/Fakhri Hermansyah

TEMPO.CO, Medan-Mantan calon gubernur Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat mendatangi Pengadilan Negeri Medan untuk menjadi saksi dalam sidang lanjutan perkara fitnah lewat media elektronik, Selasa, 27 Agustus 2019. Agenda sidang ialah mendengarkan keterangan politikus PDI Perjuangan itu soal perkara dengan terdakwa Dewi Budiati, 54 tahun, warga Jalan Karya Sembada Nomor 44, Kelurahan Padangbulan, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan.

Namun sidang yang diketuai majelis hakim Sri Wahyuni Batubara hanya dibuka sebentar. Sebab jaksa penuntut umum Haslinda Hasan tidak dapat menghadirkan terdakwa. Menurut penasihat hukumnya, Dewi Budiarti sedang sakit. "Saya minta dipastikan sakitnya terdakwa tidak diprogram," kata Djarot.

Djarot mengaku kecewa dengan ketidakhadiran terdakwa. Pasalnya, ia yang berdomisili di Jakarta saja masih menyempatkan diri menghadiri persidangan untuk menunjukkan kalau punya niat baik. Djarot mengaku tidak mengenal terdakwa, dan mungkin terdakwa juga tidak mengenal dia. Namun dengan mudahnya fitnah dilakukan.

"Ini yang harus kita lawan! Lawan berita-berita fitnah dan bohong. Kalau ada berita bohong yang menyangkut siapa saja, laporkan lewat jalur hukum karena ini adalah negara hukum. Saya akan memperjuangkan hak saya," ujar mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.

Perkara bermula dari status akun Facebook Legros Aliyah yang menuding Djarot telah menyuap beberapa kepala desa di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Dalam postingan bertanggal 6 Juni 2018 pukul 19.35 WIB, tertulis barang bukti tudingan tersebut adalah sobekan kertas pengikat uang dengan nominal Rp 10 juta yang tercecer di lantai.

Besoknya, 7 Juni 2018 sekira pukul 03.36 WIB, terdakwa mengunggah status dengan kalimat serupa. Selang satu jam kemudian, terdakwa kembali membuat status di media sosialnya dengan tambahan tulisan, "Berita Djarot dan Kades Asahan bukan hoak, kejadiannya pada 5 Juni pukul 21.00 WIB di kantor Apdesi Asahan."

Jaksa mendakwa Dewi telah membagikan postingan orang lain berisi berita bohong dan menghinaan yang menyemarkan nama baik. Tujuannya agar Djarot yang saat itu mencalonkan diri menjadi gubernur Sumatera Utara dipandang kotor dan tidak dipercayai masyarakat.

Berita terkait

Djarot Bingung Tema HUT DKI Jakarta ada Akselerasi dan Elevasi: Opo Maknanya?

22 Juni 2022

Djarot Bingung Tema HUT DKI Jakarta ada Akselerasi dan Elevasi: Opo Maknanya?

Mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyarankan sebaiknya tema HUT DKI Jakarta menggunakan diksi yang sederhana.

Baca Selengkapnya

Sambangi Desa Wisata Lereng Merapi, Djarot Saiful Hidayat: Potensinya Luar Biasa

20 Desember 2021

Sambangi Desa Wisata Lereng Merapi, Djarot Saiful Hidayat: Potensinya Luar Biasa

Menurut Djarot Saiful Hidayat, peta wisata ke depan akan menempatkan desa wisata tak sekedar alternatif, melainkan tujuan utama.

Baca Selengkapnya

PDIP Sebut 5 Nama Pontensial Calon Menteri Sosial, Ada Risma Hingga Djarot

19 Desember 2020

PDIP Sebut 5 Nama Pontensial Calon Menteri Sosial, Ada Risma Hingga Djarot

Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah menyebut lima nama kader banteng yang dinilai potensial menggantikan eks Menteri Sosial Juliari Batubara.

Baca Selengkapnya

4 Saran Djarot untuk Ahok Saat Mencari Istri di Penjara

18 Februari 2020

4 Saran Djarot untuk Ahok Saat Mencari Istri di Penjara

Ihwal perkawinan Ahok dengan Puput, hal itu bermula dari diskusi dengan Djarot Saiful Hidayat. Intip 4 kriteria Djarot dalam mencari istri.

Baca Selengkapnya

Djarot: Pak Ahok Tak Mau Namanya Dipakai Besarkan PSI

17 Februari 2020

Djarot: Pak Ahok Tak Mau Namanya Dipakai Besarkan PSI

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menjelaskan alasan Ahok tak memilih PDIP bukan PSI.

Baca Selengkapnya

Djarot: Saat Dipenjara, Pak Ahok Marah kepada Semua Orang

17 Februari 2020

Djarot: Saat Dipenjara, Pak Ahok Marah kepada Semua Orang

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan marah kepada semua orang saat pertama kali ditahan.

Baca Selengkapnya

Coblos Gambar Kuatkan Oligarki, Djarot: Sistemnya Transparan

13 Januari 2020

Coblos Gambar Kuatkan Oligarki, Djarot: Sistemnya Transparan

Djarot membantah bahwa pemilihan legislatif dengan sistem proporsional tertutup akan menguatkan oligarki partai politik.

Baca Selengkapnya

Djarot Cerita Alasan PDIP Ingin Pemilu Kembali Coblos Gambar

13 Januari 2020

Djarot Cerita Alasan PDIP Ingin Pemilu Kembali Coblos Gambar

PDIP mengusulkan agar pemilu kembali ke sistem proporsional tertutup alias coblos gambar.

Baca Selengkapnya

Djarot Jelaskan Sikap PDIP soal Penggeledahan Kantor oleh KPK

10 Januari 2020

Djarot Jelaskan Sikap PDIP soal Penggeledahan Kantor oleh KPK

Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar memastikan petugas KPK dilengkapi dengan surat tugas untuk mendatangi Kantor DPP PDIP.

Baca Selengkapnya

PDIP Larang KPK Geledah Kantor Mereka, Djarot: Tak Ada Surat

9 Januari 2020

PDIP Larang KPK Geledah Kantor Mereka, Djarot: Tak Ada Surat

Djarot mengatakan PDIP sebenarnya terbuka jika KPK ingin menggeledah kantor mereka. Asalkan ada surat.

Baca Selengkapnya