Jatam Sebut Pemindahan Ibu Kota ke Kaltim Untungkan Adik Prabowo

Selasa, 27 Agustus 2019 16:00 WIB

Sejumlah organisasi masyarakat sipil yakni Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), Greenpeace Indonesia, Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA), Enter Nusantara, Ranita, JPIC OFM Indonesia, dan Walhi Jakarta melakukan aksi segel di pagar utama Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selasa, 29 Mei 2019. Hari Anti Tambang terinspirasi dari salah satu tragedi bencana industri tambang pada 29 Mei 2006. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta-Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menduga ada motif ekonomi politik di balik rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Jatam menyebut bahwa adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, memiliki lahan di provinsi yang dituju menjadi lokasi ibu kota baru itu.

"Pemindahan ibu kota ini tidak lebih dari kompensasi politik atau bagi-bagi proyek pascapilpres," kata Dinamisator Jatam Kalimantan Timur Pradarma Rupang melalui keterangan tertulis, Selasa, 27 Agustus 2019.

Menurut Pradarma, pemindahan ibu kota ke Penajem Paser Utara, Kalimantan Timur akan menguntungkan Hashim. Alasannya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu menguasai lahan melalui perusahaannya, PT ITCI Hutani Manunggal IKU dan ITCI Kartika Utama (HPH).

Jatam juga memperkirakan pemindahan megaproyek ini hanya akan menguntungkan oligarki pemilik konsesi pertambangan batu bara dan penguasa lahan skala besar. Menurut data Jatam Kaltim, terdapat 1.190 IUP di Kalimantan Timur dan 625 izin di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Hanya di Kecamatan Samboja saja terdapat 90 izin pertambangan. Di Bukit Soeharto juga terdapat 44 izin tambang. "PT Singlurus Pratama sebuah perusahaan pertambangan yang konsesinya paling besar di sekitar Samboja dan ini akan sangat diuntungkan," kata Pradarma.

Koordinator Jatam Nasional Merah Johansyah juga mempertanyakan rencana Presiden Jokowi memindahkan ibu kota ke Kalimantan Timur. Padahal, rencana tersebut belum didahului jajak pendapat dengan masyarakat. Merah menilai hal ini merupakan pengingkaran terhadap hak warga. Dia menyebut Presiden seperti diktator karena suara warga di Kalimantan Timur, termasuk masyarakat adat tidak diberi ruang.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo tak menampik Prabowo dan Hashim memiliki lahan di Kalimantan Timur. Namun Edhy mengaku tak tahu di mana saja tepatnya dan berapa total luasan lahan yang dikuasai dua putra Sumitro Djojohadikusumo itu.

Edhy membantah Prabowo dan Hashim ingin mendapatkan keuntungan dari pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur. Menurut dia, Gerindra malah mengusulkan agar ibu kota dipindah ke lokasi yang tak jauh dari Jakarta, semisal ke Jonggol, Jawa Barat.

"Saya pikir tidak (bukan negosiasi politik), Presiden pasti punya pemikiran lebih besar dari itu. Kalau diminta lahan kami pun saya yakin Pak Prabowo akan kasih," kata Edhy di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

2 jam lalu

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

Demokrat mewanti-wanti agar tak ada partai di pemerintahan rasa oposisi.

Baca Selengkapnya

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

3 jam lalu

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra mengatakan Gelora tak tolak PKS gabung ke pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

3 jam lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

13 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

14 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

14 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

14 jam lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

18 jam lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

18 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

19 jam lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya