TEMPO.CO, Jakarta - Hasil sigi lembaga survei KedaiKOPI mencatat sebanyak 95,7 persen responden yang berasal dari DKI Jakarta menyatakan tidak setuju ibu kota pindah. Direktur Eksekutif KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo menyebut temuan ini tak mengherankan.

"Penduduk DKI Jakarta tentu saja yang paling terdampak dari rencana perpindahan ini, tidak mengherankan jika mereka paling banyak yang tidak setuju," kata Kunto melalui keterangan tertulis, Selasa, 27 Agustus 2019.

Selain itu, Kunto membeberkan, ketidaksetujuan juga disebabkan belum adanya kejelasan apa yang akan terjadi di DKI dan minimnya informasi tentang usaha pemerintah meminimalisasi dampak negatif setelah ibu kota pindah.

"Ini menyebabkan ketidakpastian yang memicu reaksi negatif dari penduduk Jakarta," kata dia.

Presiden Joko Widodo kemarin mengumumkan lokasi tujuan pemindahan ibu kota, yakni Penajem Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Jokowi mengklaim lokasi tersebut paling ideal untuk menjadi ibu kota baru.

Menurut survei KedaiKOPI, sebanyak 48,1 persen responden dari Kalimantan menyatakan setuju terhadap rencana perpindahan ibu kota. Responden dari pulau Sulawesi tercatat memiliki persentase persetujuan terbesar yakni 68,1 persen.

Secara keseluruhan, sigi KedaiKOPI mencatat bahwa 39,8 persen responden tak setuju dengan rencana perpindahan ibu kota, sedangkan yang setuju sebanyak 35,6 persen dan 24,6 persen sisanya memilih tidak beropini. Survei ini digelar pada 14-21 Agustus 2019.