Penasihat Ungkap Kegusaran Pegawai KPK Dalam Hal Seleksi Capim

Reporter

M Rosseno Aji

Senin, 26 Agustus 2019 15:56 WIB

Tiga Penasihat KPK, (dari kiri) Budi Santoso, Mohammad Tsani Annafari dan Sarwono Sutikno mengucapkan sumpah saat dilantik sebagai penasihat KPK di Gedung KPK, Jakarta, 6 Juli 2017. Mereka akan bertugas selama empat tahun ke depan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta-Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi Mohammad Tsanni Annafari mengatakan banyak pegawai yang gusar dengan seleksi calon pimpinan KPK periode 2019-2023. Menurutnya kegusaran itu muncul lantaran ada capim yang integritasnya diragukan melenggang ke 20 besar.

"Kalau figur pemimpin yang jelas akan melemahkan KPK, maka besar kemungkinan mereka akan menunjukan penolakan, mungkin akan banyak pegawai yang mundur," kata Tsanni saat dihubungi, Senin, 26 Agustus 2019.

Tsanni berujar setiap hari mayoritas pegawai KPK membicarakan mengenai perkembangan seleksi capim. Menurut dia, kegelisahan itu memuncak menjelang akhir masa seleksi. Saat ini, pansel telah menjaring 20 nama. Adapun, hasil akhir seleksi akan menjaring 10 nama yang kemudian akan diserahkan ke Presiden Joko Widodo pada awal September 2019.

Tsanni mengatakan awalnya kegelisahan pegawai muncul lantaran adanya sejumlah dugaan terkait proses seleksi ini. Namun, asumsi itu menguat ketika melihat menjelang masa akhir seleksi. "Awalnya dianggap hanya asumsi. Tapi makin ke sini, kok malah makin terkonfirmasi dan makin menguat," ujar dia.

Tsanni adalah salah satu pegawai KPK yang berencana mundur. Ia mengatakan bila capim yang diduga pernah melakukan pelanggaran etik terpilih, ia akan cabut dari posisi penasihat. Begitupun bila capim yang tidak patuh membuat LHKPN terpilih, ia juga akan mundur. Menurutnya tak mungkin memberi nasihat kepada orang yang secara etik sudah bermasalah. "Itu sikap pribadi saya sebagai penasihat, sekaligus ex-officio anggota dewan pertimbangan KPK," kata Tsanni.

Tsanni menuturkan pimpinan KPK punya posisi sentral di tubuh lembaga antikorupsi itu. Bila salah pilih, kata dia, maka dampaknya akan luas. Menurut Tsani kredibilitas dan integritas adalah hal utama yang dimiliki pimpinan KPK. Bila dua syarat itu tak terpenuhi, maka para pegawai KPK tidak akan percaya pada pimpinan tersebut. "Justru akan menghasilkan dinamika yang tidak produktif di KPK," kata dia.

Wadah Pegawai KPK turut menyoroti kegelisahan ini. Menurut Ketua WP KPK Yudi Purnomo, kegelisahan serupa juga terjadi di kalangan masyarakat sipil yang peduli terhadap pemberantasan korupsi. "Yang terpenting adalah pimpinan KPK yang punya integritas tinggi, reputasi yang baik, serta rekam jejak yang jelas," katanya.

Anggota pansel Hendardi menganggap kegelisahan yang dikatakan Tsanni hanya asumsi. Ia mengatakan pansel bekerja sesuai prosedur. "Saya kira kalau soal ada kerisauan, keresahan, itu kan asumsi," kata dia.

Berita terkait

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

1 hari lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

2 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

2 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

2 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

2 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

3 hari lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

3 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

3 hari lalu

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.

Baca Selengkapnya