Jokowi Kritik Pembuatan UU yang Bertele-tele

Reporter

Antara

Editor

Purwanto

Senin, 26 Agustus 2019 12:52 WIB

Presiden Joko Widodo saat memberikan keterangan pers terkait kondisi terkini Papua di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis 22 Agustus 2019. Situasi Papua saat ini sudah berjalan normal kembali. Permintaan maaf sudah dilakukan, menunjukkan kebesaran hati untuk saling memghargai dan menghormati sebagai bangsa. Presiden juga memerintahkan Kapolri untuk menindak secara hukum tindakan diskriminasi ras etnis rasis secara tegas. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta -Di depan Anggota DPR RI dan DPD RI Terpilih Periode 2019-2024, Presiden Joko Widodo mengkritik pembuatan Undang-undang yang masih memakai pola lama dan bertele-tele.

"Sejak jaman orde baru hingga sekarang, yang namanya membuat UU masih bertele-tele. Mohon maaf, saya masih merasakan itu," kata Jokowi saat pidato dalam pembukaan Orientasi dan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan bagi Anggota DPR RI dan DPD RI terpilih periode 2019-2024 di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin.

Jokowi mengatakan bahwa setiap membuat UU atau regulasi antara DPR dan pemerintah diawali dengan pembuatan tim, dibahas dalam dua kali sidang, ada kunjungan kerja dan studi banding, baik di dalam maupun di luar negeri.

"Bagaimana ini bisa cepat, kalau ini masih diteruskan," katanya.

Kepala Negara juga mengritik terkait penganggaran setiap tahunnya, yakni dimulai dari penyampaian Nota Keuangan setiap 16 Agustus per tahunnya, selanjutnya pembahasan dengan menteri keuangan di rapat paripurna, kembali ke Komisi dan Badan Anggaran, selanjutnya balik kembali ke paripurna untuk pandangan fraksi-fraksi.

"Maaf, apakah tidak bisa dievaluasi agar lebih cepat, tanpa mengurangi ketelitian, kecermatan kita buat UU, sehingga kualitas tidak turun, semakin detail dan semakin baik. Apakah hal seperti tidak bisa kita ubah?.," kata Jokowi.

Dalam hal ini, Presiden mengajak kepada semua pihak, termasuk anggota DPR RI terpilih untuk melakukan perombakan regulasi atau deregulasi besar-besaran semua peraturan yang menghambat kemajuan bangsa dan negara.

Dia mengatakan saat ini Indonesia butuh deregulasi besar-besaran, penyederhanaan dan konsistensi di dalam membuat regulasi, yang orientasinya terhadap hasil

Menurut Jokowi, saat ini semua negara tentunya ingin menjadi pemenang sehingga dibutuhkan kecepatan yang ditopang oleh regulasi yang berkualitas.

"Kita harus bekerja lebih cepat dan responsif perubahan yang ada. Semua negara ingin menjadi pemenang, negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat," ucap Jokowi.

Berita terkait

Tom Lembong Kritik Hilirisasi Nikel dan Beri Contekan Jokowi, Bagaimana Tanggapan Luhut?

27 Januari 2024

Tom Lembong Kritik Hilirisasi Nikel dan Beri Contekan Jokowi, Bagaimana Tanggapan Luhut?

Luhut membantah klaim Tom Lembong soal Tesla beralih ke LFP dan hilirisasi nikel tak berorientasi pada pasar.

Baca Selengkapnya

Catatan Pidato Jokowi Soal AI atau Kecerdasan Buatan: Kian Dominan, Perlu Pengabdosian

19 Agustus 2023

Catatan Pidato Jokowi Soal AI atau Kecerdasan Buatan: Kian Dominan, Perlu Pengabdosian

Terdapat 3 risiko dan 3 manfaat dari penggunaan AI alias artificial intellegence di dunia ekonomi Indonesia yang menurut Jokowi akan semakin penting

Baca Selengkapnya

M. Syukur: Elit Politik Perlu Mencontoh Para Pendiri Bangsa

17 Agustus 2023

M. Syukur: Elit Politik Perlu Mencontoh Para Pendiri Bangsa

Jokowi memberikan pesan atas fenomena perilaku elit yang akhir-akhir ini tidak mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.

Baca Selengkapnya

Walhi Sebut Pidato Kenegaraan Jokowi Dorong Kerusakan Lingkungan

17 Agustus 2023

Walhi Sebut Pidato Kenegaraan Jokowi Dorong Kerusakan Lingkungan

Aulia menilai pidato Presiden Jokowi sangat mencerminkan keberpihakan pemerintah terhadap padat modal.

Baca Selengkapnya

Setidaknya 8 Kali Pidato Sambutan Jokowi Sebut: Jangan Salah Pilih Pemimpin

6 Agustus 2023

Setidaknya 8 Kali Pidato Sambutan Jokowi Sebut: Jangan Salah Pilih Pemimpin

"Hati-hati dalam memilih pemimpin" jadi diksi favorit Jokowi dalam pidato sambutannya. Setidaknya sudah 8 kali mengulang kalimat itu.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Anggaran Pendidikan 2023 Direncanakan Rp 608,3 Triliun

16 Agustus 2022

Jokowi: Anggaran Pendidikan 2023 Direncanakan Rp 608,3 Triliun

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa pemerintah menyiapkan anggaran pendidikan sebesar Rp 608,3 triliun.

Baca Selengkapnya

Pidato Kenegaraan Jokowi akan Tampilkan Paduan Suara, DKI Jakarta Beri Dukungan

6 Agustus 2022

Pidato Kenegaraan Jokowi akan Tampilkan Paduan Suara, DKI Jakarta Beri Dukungan

DKI Jakarta memberikan dukungan peserta grup Paduan Suara Gita Bahana Nusantara tahun 2022 yang akan tampil pada pidato kenegaraan Jokowi.

Baca Selengkapnya

RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual Masih Terganjal Dukungan Fraksi di DPR

27 November 2021

RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual Masih Terganjal Dukungan Fraksi di DPR

Rapat pleno di Badan Legislatif (Baleg) DPR RI untuk mengambil keputusan terhadap naskah RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) masih terkendala dukungan fraksi.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Korea Utara Sindir AUKUS Hingga Agenda Pidato Jokowi di Sidang PBB

21 September 2021

Top 3 Dunia: Korea Utara Sindir AUKUS Hingga Agenda Pidato Jokowi di Sidang PBB

Berita terpopuler dunia, 20 September 2021, yakni Korea Utara kecam AUKUS, sendok jadi simbol perjuangan Palestina, dan rencana pidato Jokowi di PBB.

Baca Selengkapnya

Pidato Jokowi Sebut Bajak Momentum Krisis, Profesor Bahasa: Kurang Tepat

14 Agustus 2020

Pidato Jokowi Sebut Bajak Momentum Krisis, Profesor Bahasa: Kurang Tepat

Sang profesor menghitung empat kali pidato Jokowi menyebut kalimat, "Bajak momentum krisis."

Baca Selengkapnya