Dari Quraish Shihab Hingga MUI Bicara Soal Abdul Somad
Reporter
Andita Rahma
Editor
Juli Hantoro
Sabtu, 24 Agustus 2019 06:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pendakwah Abdul Somad menyorot perhatian publik hampir sepekan ini. Ceramah tentang salib yang ia ungkapkan pada sebuah pengajian menjadi viral setelah tayangannya tersebar di media sosial.
Beragam komentar pun menyertai viralnya ceramah Somad tersebut. Beberapa kelompok kemudian melaporkan pendakwah ini dengan pasal penistaan agama.
Tokoh dan lembaga seperti Majelis Ulama Indonesia ikut berkomentar atas perkara yang menimpa Abdul Somad.
1. Quraish Shihab
Quraish menilai ceramah Ustad Abdul Somad yang menjawab pertanyaan jamaah tentang salib telah berlebihan. "Dari saya, saya anggap berlebihan. Jangan sampai terulang hal yang sama," kata Quraish di Jakarta pada Jumat, 23 Agustus 2019.
Dia mengaku ingin persoalan ini tidak terlalu luas. Menurutnya jauh lebih baik duduk bersama dengan bijaksana antar pihak yang berselisih. "Hindari dulu deh kepolisian. Perlu duduk bersama dan mencari titik temu," ujar Quraish.
2. Mahfud MD
Ketua Umum Gerakan Suluh Kebangsaan ini mengatakan Abdul Somad tidak berkewajiban meminta maaf atas ceramahnya soal salib. Ini terkait Somad yang memutuskan untuk tak meminta maaf atas ceramahnya yang dianggap menista agama tersebut.
"Tidak harus minta maaf, karena UAS (Ustad Abdul Somad) sudah menjelaskan situasi dan posisinya. Tapi kalau meminta maaf, bagus juga," kata Mahfud di Jakarta pada Jumat 23 Agustus 2019.
Sementara terkait proses hukum UAS, Mahfud mengatakan kasus dugaan penistaan agama ini perlu dianalisis oleh kepolisian. Ini untuk mengukur tingkat urgensinya dan memutuskan kasus ini dilanjutkan atau tidak. Terutama jika dilihat dari klarifikasi UAS yang menyebut ucapannya itu adalah jawaban atas pertanyaan jamaah.
"Kalau niat itu dilihat dari konteks di mana dia bicara, dalam konteks apa, di forum apa, akan bisa dilihat ada niat atau tidak, dan itu tugas yang menerima laporan," katanya.
3. Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi MUI Masduki Baidlowi mengakui adanya satu diskusi di internal pengurus majelis ihwal isi ceramah ustad Abdul Somad soal patung dan salib dalam pertemuan hari ini, Rabu 21 Agustus 2019.
"Soal patung itu misalnya, sebenarnya yang disampaikan Abdul Somad adalah sebuah hadis, ternyata kalau dalam kajian Islam hadis itu masuk dalam wilayah fiqhiyah yang bisa berbeda pendapatnya antara satu dengan yang lain," ujar Masduki usai pertemuan, Rabu, 21 Agustus 2019.
Terhadap kegaduhan yang muncul akibat ceramah itu, Masduki mengatakan majelis sebenarnya menginginkan Somad untuk tidak masuk ke pembahasan yang bisa menyinggung agama lain. Namun, ujar Masduki, Somad menjelaskan kepada majelis bahwa ceramahnya hanya untuk internal umat Islam.
Kendati demikian, Abdul Somad juga sudah mempertegas sikapnya dengan ogah meminta maaf. Ia beralasan, ceramahnya itu menjawab pertanyaan peserta pengajian yang hadir. Somad mengatakan ceramah itu dilakukan di tengah komunitas Islam, di dalam masjid, dan membahas kaidah Islam.
"Bahwa kemudian ada orang yang tersinggung dengan penjelasan saya, apakah saya mesti meminta maaf," kata Abdul Somad seusai bertemu dengan pimpinan Majelis Ulama Indonesia di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu, 21 Agustus 2019.
HALIDA BUNGA | M. YUSUF MANURUNG | EGY ADYATAMA