Kecelakaan Kapal Laut, Basarnas Diminta Bekali SAR ke Nelayan

Sabtu, 24 Agustus 2019 01:05 WIB

Nelayan pulau Masalembu dukung Mentri susi soal larangan cantrang. Foto: Musthofa Bisri

TEMPO.CO, Sumenep -Kecelakaan kapal laut berupa terbakarnya Kapal Ro-Ro Santika Nusantara di perairan Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep, Jumat, 23 Agustus 2019 bukanlah yang pertama.

Pada Mei 2017, Kapal Mutiara Sentosa 1 juga mengalami musibah serupa. Namun yang paling legendaris adalah terbakarnya Kapal Tampomas II.

Peristiwa kecelakaan kapal laut yang dikenal dengan istilah 'Neraka 30 jam' itu terjadi 1981 dan menewaskan ratusan penumpangnya.

Cukup seringnya terjadi kecelakaan laut di perairan itu, DPRD Sumenep mengusulkan agar Badan SAR Nasional membuka kantor cabang di Masalembu. Agar bila sewaktu-waktu terjadi insiden, proses evakuasi dan penyelematan penumpang lebih cepat.

"Sampai setelah jumatan, Tim SAR belum mencapai lokasi kebakaran," kata Anggota DPRD Sumenep asal Masalembu, Darul Hasyim Fath.

Darul memaklumi, jika tim SAR terlambat mencapai lokasi. Sebab, meski secara administrasi wilayah Masalembu masuk wilayah Pulau Madura, namun secara geografis lebih dekat dengan Pulau Sulawesi atau Kalimantan. Sedangkan Jarak Surabaya-Masalembu adalah 12 jam pelayaran dalam kondisi cuaca normal.

Bila Basarnas tak memungkinkan membuka kantor khusus di Masalembu. Darul punya usul lain yaitu Tim SAR melatih para pemuda dan nelayan di sana, tentang keterampilan tanggap bencana dan evakuasi dasar. Sekaligus peralatan yang dibutuhkan.

Advertising
Advertising

"Dalam beberapa kejadian, toh nelayan yang sampai duluan untuk menolong, kenapa tidak sekalian diberdayakan dan dilatih," ujar politisi PDIP itu.

Kapal Santika Nusantara terbakar Kamis malam sekitar jam 20.00 WIB. Api sempat berhasil dipadamkan namun sebagian penumpang telah berada di liferaft atau kapal penyelamatan.
Sempat terjadi kebocoran di salah satu liferaft, sehingga semua orang di dalam ditarik kembali ke atas kapal.

Soal jumlah manifes masih simpang siur. Ada yang menyebut 111 penumpang tapi versi lain menyebut 143 orang. Yang pasti saat ini, 49 Penumpang berhasil dievakuasi nelayan dan saat ini sedang dirawat di Puskesmas dan kantor Syahbandar Masalembu. Dua penumpang dikabarkan meninggal dalam kecelakaan kapal laut tersebut.

Berita terkait

Usai Temukan 3 Korban Tewas Tanah Longsor, Basarnas Imbau Sebagian Warga Garut Mengungsi

11 hari lalu

Usai Temukan 3 Korban Tewas Tanah Longsor, Basarnas Imbau Sebagian Warga Garut Mengungsi

Warga yang tinggal di perbukitan dan lereng diminta mengungsi untuk meminimalisir korban bencana tanah longsor sepanjang musim pancaroba saat ini.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

12 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Kakek Pencari Batu Hilang Tenggelam di Sungai Lematang, Basarnas Kerahkan Tim SAR Gabungan

12 hari lalu

Kakek Pencari Batu Hilang Tenggelam di Sungai Lematang, Basarnas Kerahkan Tim SAR Gabungan

Basarnas Palembang menurunkan satu tim rescue di Pos SAR Pagaralam lengkap dengan peralatan SAR Air ke lokasi pencarian orang hilang tenggelam itu.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

15 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

15 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

19 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

20 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Musi Rawas Utara Dikepung Banjir, 2.839 Rumah di Empat Kecamatan Terendam

20 hari lalu

Musi Rawas Utara Dikepung Banjir, 2.839 Rumah di Empat Kecamatan Terendam

Sampai saat ini Tim SAR gabungan masih terus melakukan upaya evakuasi terhadap warga yang terdampak banjir

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

26 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

30 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya